BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Man Pacet Sekolah Tertua, Tapi Syarat Prestasi

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pacet Kabupaten Cianjur
BERBICARA sekolah tertua dilingkungan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Cianjur salah satunya adalah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pacet Kabupaten Cianjur. Tidak hanya di tingkat Jawa Barat, secara nasional sekolah yang dulunya merupakan Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri (SPIAIN) itu merupakan cikal bakal MAN di Indonesia.
Dilihat dari sejarahnya MAN Pacet yang berdiri diatas lahan 22.430 meter persegi itu berdiri pada tanggal 2 Juni 1979 dengan nama SPIAIN. Baru sekitar tahun 1983, sekolah tersebut berganti menjadi MAN Pacet hingga saat ini.
Dalam perjalanannya MAN Pacet yang beralamatkan di Jalan Sindanglaya No. 29 Kampung Pasir Cina, Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur itu kini telah menjadi salah satu sekolah unggulan di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Cianjur. Ribuan alumnus MAN Pacet sudah banyak berkiprah, baik didunia pemerintahan, maupun pendidikan.
Sebut saja salah satunya Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati, Prof.Dr. Tajul Arifin merupakan satu dari sekian banyak alumnus MAN Pacet. Tidak heran kalau saat ini Kemeterian Agama berupaya menjadi MAN Pacet ini merupakan pailot project dalam pengembangan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
Kepala MAN Pacet, Drs. Moh. Dede Kamaludin, M.MPd mengungkapkan hingga saat ini MAN Pacet terus berupaya untuk lebih maju baik dalam bidang prestasi akademik maupun dari segi penyiapan infratruktur untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Sampai saat ini MAN Pacet telah memiliki sedikitnya 24 ruang kelas, 3 unit ruang laboratoriun keterampilan, elektronik, tata busana dan P2HP (Pengelolaan Hasil Pertanian).
Tidak hanya itu sarana lainya yang kini telah dimiliki diantaranya Aula yang sangat representatif, laboratorium komputer, bahasa, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan agama serta telah memiliki satu bangunan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan.
"Kita patut syukuri apa yang kita capai saat ini tidak terlepas dengan jasa para pendahulu yang telah berjuang untuk membuat hal yang terbaik bagi MAN Pacet. Kerja keras ini hasilnya bisa dinikmati dan dirasakan, meski masih banyak yang harus ditingkatkan lagi," kata Kepala MAN Pacet, Drs. Moh. Dede Kamaludin, M.MPd, Minggu (18/3).
Sebagai sekolah yang merupakan salah satu unggulan di Kementerian Agama Kabupaten Cianjur, wajar jika ternyata para siswa dan siswinya tidak hanya datang dari seputar Cianjur, tapi ada diantaranya yang datang dari Bogor, Sukabumi, Bandung, Bekasi, Tangerang bahkan ada yang datang dari luar pulai Jawa yakni dari Kalimantan. Salah satu alasan yang membuat siswa dan siswi datang dari luar Cianjur, karena di MAN Pacet memiliki asrama putra dan putri.
Hingga kini jumlah seluruh siswa MAN Pacet sudah mencapai 888 orang dan dimungkinkan akan terus bertambah mengingat saat ini tengah dibangun Study Centre yang merupakan salah satu penunjang untuk kegiatan belajar para siswa siswi. Bangunan yang menelan anggaran Rp 4,5 milyar bantuan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ini sudah 99 persen mendekati rampung.
Sebagai sekolah tertua, berbicara prestasi tentu tidak akan kalah dengan sekolah lainya di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Cianjur. Apalagi sekolah yang memiliki segudang kegiatan ekstra kurikuler ini seringkali menghantarkan nama harum sekolah. Bulu tangkis, sepak bola, volly ball, tenis meja, basket, futsal dan atletik merupakan cabang olahraga yang sering membawa nama harum sekolah.
Tidak hanya ektra kurikuler, bidang akademisi juga beberapa kali sempat mengharumkan nama baik sekolah. Beberapa kali MAN Pacet juga berhasil menyabet juara dalam lomba pidato Bahasa Inggris, Bahasa Arab. Tidak hanya itu dalam kejuaraan Fahmil Quran, MAN Pacet juga selalu tampil diurutan teratas ditingkat Kabupaten Cianjur.
"Apa yang kita capai tentunya menjadikan motivasi bersama untuk bisa memeprtahankan dan malah meningkatkan. Ini menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya sekolah, tapi peran serta orang tua dan masyarakat sangat menentukan untuk kemajuan MAN Pacet kedepan," papar Moh. Dede (KC-02)***.

Kepsek Man Pacet Drs. Moh. Dede Kamaludin, M.M.Pd
Inginkan Man Pacet Berkembang Sesuai Visi dan Misi
MENJADI Kepala Sekolah sebenarnya bukan menjadi tujuan, namun ketika amanat itu harus dipikul, langkah tidak boleh maju dan pantang untuk mundur. Tekad dan komitmen yang kuat menjadi salah satu modal untuk membawa MAN Pacet untuk lebih maju dan berkembang sebagaimana yang tertuang dalam visi dan misi sekolah.
Kami ingin mewujudkan MAN Pacet sebagai madrasah unggulan yang membina, mengembangkan dan membentuk sumber daya insani pendidikan yang aktif, kreatif, inovatif berbasis kecerdasan intelektual, emosional dan kecerdasan spiritual dengan landangan islami dan berakhlakul karimah, berketerampilan dasar untuk mengembangkan diri serta lingkungannya.
Untuk mewujudkan itu semua tentu harus ditunjang dengan misi yang kuat. Kami memiliki misi diantaranya mengembangkan nilai-nilai islam, ilmu dan amal dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Meningkatkan disiplin dan layanan profesional dalam pelaksanaaan tugas, serta memberdayakan siswa dalam semangat berprestasi bidang akademik dan non akademik.
Dilingkungan sekolah kami juga ingin menciptakan lingkungan yang kondusif, tertib, bersih, indah, asri dan nyaman. Demikian juga dengan pengelolaan pendidikan inginkan pendidikan partisipatif, transparan dan akuntabel. Sehingga bisa terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung Pendidikan Berbasis Madrasah (PBM).
Kami ingin MAN Pacet ini sebagai lembaga pengembangan dan pembinaan umat dibidang ilmu pengetahuan dan keagamaan. Sehingga alumni MAN Pacet ini bisa berdaya saing mana ketika sudah terjun ditengah-tengah masyarakat. Tidak hanya pandai dalam penguasaan ilmu keagamaan, tapi juga mahir dalam suatu keahlian.
Untuk menciptkan itu semua, tentu bukan hal yang mudah. Kami terus berupaya untuk memberikan hal yang terbaik bagi para siswa. Meski MAN bukan sekolah kejuruan, tapi para siswa kami upayakan untuk dibekali dengan berbagai ketrampilan. Ini merupakan salah satu upaya untuk menjadi rintisan Madrasah Aliyah Kejuruan.
Kedepanya MAN ini tidak hanya sebagai pusat untuk belajar keagamaan, tapi juga sebagai tempat untuk mendapatkan suatu keterampilan. Saat ini kami tengah mengembangkan hasil pertanian, teknologi jaringan , menjahit bahkan sampai bagaimana membuat batik kami coba ajarkan kepada para siswa di MAN Pacet.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah, semuanya tidak ada yang tidak mungkin bisa berjalan dengan maksimal. Keberadaan bangunan Study Centre yang saat ini hampir selesai, kami harapkan bisa menjad pusat kegiatan bagi para siswa dan siswi MAN Pacet. Baik untuk kegiatan keagamaan ataupun untuk kegiatan pembinaan keterampilan dan ekstrakurikuler lainya (KC-02)***.

Devi Permatasari Kelas XI IPA-I
Ratu Fahmil Qur'an di Sekolah
AWALNYA tidak terbayang sampai masuk menjadi bagian dari MAN Pacet Kabupaten Cianjur. Tapi karena dorongan orang tua akhirnya mengharuskan untuk melanjutkan sekolah di MAN Pacet. "Aku tadinya ingin mesantren di Tasikmalaya, tapi karena ortu maunya ke MAN aku enggak bisa nolak," kata Devi Permatasari, siswi Kelas XI IPA Man Pacet.
Meski bukan suatu pilihan, tapi anak ke dua dari dua saudara pasangan suami istri A. Wahyu (45) dan Siti Hindun (40) itu tetap bersemangat untuk belajar dalam mendalami berbagai ilmu agama dan pengetahuan umum. "Setelah dijalani ternyata asyik juga tuh, belajar di MAN, tapi aku tetap masih ada yang hilang, aku ingin lebih untuk mendalami ilmu agama," kata remaja penyuka warna biru itu.
Untuk mewujudkan niatnya itu, akhirnya dia setelah mendapatkan ijin dari kedua orang tuanya mendaftarkan diri jadi santri sebuah pesantren tidak berapa jauh dari MAN Pacet. Selepas jam belajar di sekolah, siswi kela XI IPA-I ini pulang ke pesantren untuk memperdalam ilmu agamanya.
Dari sinilah baru diketahui bakat dari perempuan yang memiliki hobi membaca buku-buku agama itu. Talentanya yang kuat menghantarkannya untuk lebih memperdalam fahmil quran. Melihat kemapuan anaknya dalam mengolah nada melantunkan ayat-ayat suci al quraan itulah, kedua orang tuanya memberikan dukungan penuh agar lebih diperdalam di tempat pesantren dimana ia tinggal.
"Alhamdulilah kedua orang tuaku mendukung penuh apa yang aku pelajari di pesantren asal tidak megganggu pendidikan di MAN. Demikian juga guru-guru disekolah, juga sangat mensport apa yang aku lakukan untuk lebih memperdalam ilmu agama khususnya tentang fahmil quran," kata Devi.
Berkat kerja kerasnya untuk belajar dan terus belajar memperdalam fahmil quran, akhirnya menghantarkannya beberapa kali meraih prestasi mengharumkan nama sekolah dengan menjadi yang terbaik dalam ajang tingkat Kabupaten Cianjur untuk kategori Fahmil Quran.
Ternyata dibalik keberhasilan dan prestasinya itu ada satu kunci yang terus dipegang teguh oleh Devi. "Aku hanya percaya kalau kita mau belajar dan disiplin pasti akan bisa. Itu yang aku lakukan sehingga bisa seperti ini," kata perempuan yang mempunyai cita-cita ingin menjadi wanita karier sehingga bisa mengembangkan ilmu agama itu (KC-02)***.

Yusi Aprilia Yusuf Kelas XI IPA-I
Saya Minta Sekolah Lebih Memperhatikan Siswa Siswi Berbakat

SELAMA menimba ilmu di MAN Pacet, banyak hal yang didapat. Selain tentang bertambahnya ilmu pengetahuan baik agama maupun umum juga dirasakan bertambahnya teman. Untuk pengetahuan umum, saya merasa lebih terasah selama menjadi siswi MAN Pacet ini khususnya dalam pelajaran bahasa Inggris. Saya merasakan lebih termotovasi untuk semakin memperdalam kemampuan berbahasa inggris yang saya kuasai.
Hanya saja ada suatu keinginan dan harapan kepada pihak sekolah yang sampai saat ini masih saya rasakan kurang. Saya berharap pihak sekolah bisa lebih jeli dan tanggap mana kala melihat ada beberapa siswa yang memiliki prestasi. Saya ingin ada suatu pembinaan khusus terhadap bibit-bibit berbakat akar bisa lebih termotivasi untuk memperdalam kemampuanya (KC-02)***.


Mulkan Jahid Latief Kelas XII
Guru Juga Harus Disiplin, Bukan Hanya Untuk Siswa Siswi

SEBAGAI seorang siswa banyak hal yang selama ini saya dapatkan semenjak belajar di MAN Pacet. Salah satunya tentang hoby yang sejak SMP saya tekuni, selama belajar di MAN Pacet semakin lebih terasah. Beberapa kali saya menjadi juara dalam kejuaraan Bulu Tangkis baik antar sekolah maupun Kabupaten menjadi satu bukti bahwa MAN Pacet sangat layak untuk menjadi yang terdepan.
Namun dibalik prestasi itu sampai saat ini masih ada suatu keinginan agar sekolah bisa lebih maju dan berkembang. Saya ingin disiplin itu ditingkatkan, bukan hanya terhadap para siswa dan siswi, tapi para guru juga harus bisa memberi contoh. Jangan hanya menyuruh untuk disiplin, tapi yang bersangkutan sendirinya tidak disiplin. Katanya guru itu harus bisa digugu dan ditiru, kalau gurunya memberikan contoh disiplin, para siswa siswi juga dengan sendirinya akan berbuat disiplin (KC-02)***.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.