Jln. K.H. Abdullah bin Nuh (KabarCianjur) - Aksi unjuk rasa menolak rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali terjadi di Cianjur, Kamis (29/3). Kali ini dilakukan oleh sedikitnya 100 massa gabungan aktivis mahasiswa Cianjur dengan mendatangi tiga tempat untuk menyampaikan aspirasinya. Kericuhan sempat mewarnai aksi unjuk rasa tersebut antara mahasiswa dengan aparat kepolisian yang tengah mengamankan aksi. Beruntung kericuhan tidak berlanjut menjadi bentrokan setelah kedua belah pihak bisa saling menahan diri.
Berdasarkan pantauan dilokasi unjuk rasa, massa gabungan aktivis mahasiswa tersebut pertama kali mendatangi tugu gerbang marhamaah di perempatan Jalan K.H. Abdullah bin Nuh. Di lokasi tersebut massa mahasiswa menyampaikan aspirasinya menolak rencana pemerintah untuk menaikkan BBM.
Tidak lama berselang massa kemudian bergerak menuju komplek Pemkab Cianjur di Jalan Siti Jenab. Di depan komplek Pemkab Cianjur, massa tidak bertahan lama, setelah berorasi kemudian bergerak ke gedung DPRD Cianjur di Jalan K.H. Abdullah bin Nuh dibawah kawalan ketat aparat gabungan dari TNI/Polri dan Satpol PP.
Setibanya di depan gedung DPRD Cianjur, massa mahasiswa yang membawa keranda mayat bertutupkan kain putih bertuliskan "Turunkan SBY" itu langsung membakar ban bekas sambil berorasi disaksikan aparat yang tengah berjaga.
Aksi sempat memanas ketika para mahasiswa beberapa kali bermaksud masuk ke ruang paripurna DPRD Cianjur. Puluhan aparat gabungan terlihat berjaga-jaga ditangga menuju ruangan Paripurna. Aksi dorong pun tidak bisa dihindari, massa mahasiswa bersikeras ingin masuk untuk bertemu dengan anggota DPRD Cianjur. Akhirnya massa diterima oleh staf Sekretariat DPRD di Ruang Sidang Paripurna. Puas menyampaikan aspirasinya, massa pun membubarkan diri dengan tertib.
Sementara itu pada saat yang bersamaan, ratusan sopir angkutan umum (Angkum) yang tergabung dalam Aliansi Pengurus Jalur Angkot (APJA) Kabupaten Cianjur, melakukan hal yang sama. Namun aksi ratusan sopir tersebut lebih memilih untuk melakukan aksi mogok menarik penumpang. Mereka turut berdemo ke Pemkab Cianjur dan gedung DPRD Cianjur menolak kenaikan BBM.
Koordinator APJA Kabupaten Cianjur, Epi Saepudin mengatakan, bila pemerintah menaikkan harga BBM per 1 April 2012, dipastikan akan berdampak pada kehidupan sopir angkum di Kabupaten Cianjur. Meski ongkos naik, tidak akan membawa perubahan kesejahteraan karena akan diikuti dengan harga suku cadang yang dipastikan akan juga mengalami kenaikan.
"Kami para sopir angkum juga mempunyai andil dalam menaikkan pendapatan negara dari sektor pajak kendaraan, tapi sepertinya pemerintah tidak memikirkan jasa yang telah kami berikan. Dengan menaikkan harga BBM disaat situasi seperti saat ini jelas akan memberatkan kami para pengemudi angkum," katanya.
Selain menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, Epi juga menyayangkan sikap Pemkab Cianjur yang terkesan lamban dalam membahas tarif angkum bila BBM mengalami kenaikan. Hal itu perlu dilakukan jika Pemkab tidak ingin terjadi konflik antara pengemudi angkum dengan masyarakat jika dinaikkan ongkosnya secara sepihak.
"Kami yakin penumpang akan protes jika ongkos dinaikkan. Harusnya dari sekarang sudah ada pembahasan mengenai tarif angkum jika BBM naik agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan. Tapi bukan berarti kami setuju BBM naik, kami sepakat tolak kenaikan BBM," tegasnya (KC-02)***.
Berdasarkan pantauan dilokasi unjuk rasa, massa gabungan aktivis mahasiswa tersebut pertama kali mendatangi tugu gerbang marhamaah di perempatan Jalan K.H. Abdullah bin Nuh. Di lokasi tersebut massa mahasiswa menyampaikan aspirasinya menolak rencana pemerintah untuk menaikkan BBM.
Tidak lama berselang massa kemudian bergerak menuju komplek Pemkab Cianjur di Jalan Siti Jenab. Di depan komplek Pemkab Cianjur, massa tidak bertahan lama, setelah berorasi kemudian bergerak ke gedung DPRD Cianjur di Jalan K.H. Abdullah bin Nuh dibawah kawalan ketat aparat gabungan dari TNI/Polri dan Satpol PP.
Setibanya di depan gedung DPRD Cianjur, massa mahasiswa yang membawa keranda mayat bertutupkan kain putih bertuliskan "Turunkan SBY" itu langsung membakar ban bekas sambil berorasi disaksikan aparat yang tengah berjaga.
Aksi sempat memanas ketika para mahasiswa beberapa kali bermaksud masuk ke ruang paripurna DPRD Cianjur. Puluhan aparat gabungan terlihat berjaga-jaga ditangga menuju ruangan Paripurna. Aksi dorong pun tidak bisa dihindari, massa mahasiswa bersikeras ingin masuk untuk bertemu dengan anggota DPRD Cianjur. Akhirnya massa diterima oleh staf Sekretariat DPRD di Ruang Sidang Paripurna. Puas menyampaikan aspirasinya, massa pun membubarkan diri dengan tertib.
Sementara itu pada saat yang bersamaan, ratusan sopir angkutan umum (Angkum) yang tergabung dalam Aliansi Pengurus Jalur Angkot (APJA) Kabupaten Cianjur, melakukan hal yang sama. Namun aksi ratusan sopir tersebut lebih memilih untuk melakukan aksi mogok menarik penumpang. Mereka turut berdemo ke Pemkab Cianjur dan gedung DPRD Cianjur menolak kenaikan BBM.
Koordinator APJA Kabupaten Cianjur, Epi Saepudin mengatakan, bila pemerintah menaikkan harga BBM per 1 April 2012, dipastikan akan berdampak pada kehidupan sopir angkum di Kabupaten Cianjur. Meski ongkos naik, tidak akan membawa perubahan kesejahteraan karena akan diikuti dengan harga suku cadang yang dipastikan akan juga mengalami kenaikan.
"Kami para sopir angkum juga mempunyai andil dalam menaikkan pendapatan negara dari sektor pajak kendaraan, tapi sepertinya pemerintah tidak memikirkan jasa yang telah kami berikan. Dengan menaikkan harga BBM disaat situasi seperti saat ini jelas akan memberatkan kami para pengemudi angkum," katanya.
Selain menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, Epi juga menyayangkan sikap Pemkab Cianjur yang terkesan lamban dalam membahas tarif angkum bila BBM mengalami kenaikan. Hal itu perlu dilakukan jika Pemkab tidak ingin terjadi konflik antara pengemudi angkum dengan masyarakat jika dinaikkan ongkosnya secara sepihak.
"Kami yakin penumpang akan protes jika ongkos dinaikkan. Harusnya dari sekarang sudah ada pembahasan mengenai tarif angkum jika BBM naik agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan. Tapi bukan berarti kami setuju BBM naik, kami sepakat tolak kenaikan BBM," tegasnya (KC-02)***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.