BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Depira Apriliani Diduga Idap Gizi Buruk

PACET, (KabarCianjur).- Depira Apriliani (1) putri pasangan suami istri (Pasutri) Ucu Sumiati (27) dan Pardi Supardi (35) warga Kampung Neglasari RT 03/RW 07, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur hanya bisa tergolek lemah di ruangan perawatan Samolo II RSUD Cianjur. Balita yang saat ini hanya memiliki bobot 6,5 kg itu divonis menderita gizi buruk dan harus menjalani perawatan intensif.
Menurut penuturan Ucu Sumiati, anaknya itu saat dilahirkan satu tahun lalu melalui bantuan paraji (dukun beranak) memiliki berat badan 2,3 kg. Dalam perkembanganya, balita tersebut sering sakit-sakit. Faktor asupan gizi diduga menjadi salah satu penyebab. Penghasilan suaminya sebagai buruh tani sebesar Rp 20 ribu/hari dirasa tidak mencukupi kebutuhan keluarga yang memiliki lima anak hasil dari perkawinan dengan suaminya.
"Memang anak saya sejak kecil sering mengalami sakit-sakitan. Biasanya badanya panas dan susah untuk makan. Sudah beberapa kali dibawa ke bidan dan Puskesmas, tapi setelah sembuh dan tidak lama kemudian sakit lagi. Sampai akhirnya dari Puskesmas merujuk untuk ditangani di rumah sakit karena anak saya menderita gizi buruk," kata Ucu saat ditemui di RSUD Cianjur, Minggu (29/4).
Menurut Ucu, anaknya masuk ke RSUD Cianjur sejak Jum'at (21/8) lalu. Saat datang kerumah sakit berat badanya mencapai 5,2 kg. Selama menjalani perawatan, saat ini berat badanya sudah mengalami kenaikan menjadi 6,5 kg berat yang belum idial untuk balita seusianya. Balita tersebut belum diijinkan untuk rawat jalan sebelum berat badanya minimal harus mencapai 7-8 kg.
"Saya saat ini sebenarnya bingung, memang benar selama perawatan anak saya biayanya geratis, tapi saya yang menunggu butuh makan, darimana biayanya? Apalagi kalau suami ikut juga nunggu, makanya saya ingin cepet membawa anak saya pulang kerumah," kata ibu lima anak itu.
Secara terpisah Humas RSUD Cianjur, Dicky W mengaku belum bisa memberikan keterangan terkait masalah gizi buruk karena tengah berada di Jogjakarta. "Maaf saya belum bisa memberikan statmen, karena masih ada kegiatan di Jogja, nanti saja kalau sudah balik ke Cianjur," katanya.
Ketua Komis IV DPRD Cianjur, Jimmy Perkasa Has mengatakan, pihak pemerintah khususnya Dinas Kesehatan harus cepat tanggap, terlebih lagi adanya pos anggaran untuk penanganan gizi buruk. Jangan sampai korban yang mayoritas berasal dari keluarga kurang mampu, malah dipersulit dalam mendapatkan penanganan medis.
"Apalagi saat ini adanya uang bagi penunggu pasien sebesar Rp 20 ribu harus segera diberikan. Karena pasien tersebut adalah masyarakat warga miskin yang perlu mendapatkan bantuan. Jangan sampai ditahan, Dinkes harus jemput bola, korbanya jelas, kenapa gak segera diberikan," kata Jimmy (KC-02)***.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.