CIANJUR, (KC).- Pemkab Cianjur berharap, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang saat ini dalam evaluasi Pemerintah Propinsi Jawa Barat (Pemprop Jabar) bisa segera selesai. Pasalnya, belum adanya RTRW membuat investasi yang akan masuk kewilayah Cianjur jadi tertunda. Para investor lebih memilih menunggu, karena Pemkab masih belum memiliki dasar wilayah mana saja yang bisa dilaksanakan pembangunan sebelum adanya RTRW.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Cianjur, Tri Ratu Yulia Herawati melalui Sekretarisnya Dodi Permadi, mengatakan, pihaknya berharap RTRW yang saat ini masih dalam tahap evaluasi Pemprop Jabar itu bisa segerat turun. Selain sebagai acuan pelaksanaan pembangunan di wilayah Cianjur, keberadaan RTRW merupakan hal penting untuk mengawal investasi yang masuk.
"Sudah selayaknya investasi itu mengikuti tata ruang, bukan tata ruang mengikuti investasi. Makanya keberadaan RTRW saat ini sangat dibutuhkan. Kalau bisa dibilang, RTRW itu rohnya pembangunan di Cianjur," kata Dodi saat ditemui diruang kerjanya setelah pulang dari study banding penataan kota di Surabaya, Kamis (31/5).
Dikatakan Dodi, dalam jangka waktu tertentu, belum adanya RTRW dipastikan akan berdampak pada investasi yang masuk. Kalaupun ada investasi, pihak pelayanan perijinan terpadu dan penanaman modal tidak akan mudah mengeluarkan ijin, lantaran belum adanya RTRW. "Kalau investasi tertunda saya katakan iya selama belum ada RTRW," jelasnya.
Pihaknya berharap, jika nantinya RTRW sudah turun, semua pelaksanaan pembangunan yang ada di wilayah Cianjur harus mengacu pada RTRW. Untuk mewujudkan itu butuh komitmen bersama, tidak bisa dijalankan sendiri-sendiri. "RTRW ini acuan secara umum, sehingga siapapun yang akan berinvestasi di Cianjur harus mentaatinya. Demikian juga pemerintah, kalau suatu wilayah tidak bisa dilakukan pembangunan fisik sebagaimana didalam RTRW, itu harus ditaati, bukan direkayasa," tegasnya.
Ketua Komisi III DPRD Cianjur, Rudi Syahdiar Hidjath mengatakan, usulan RTRW yang disampaikan ke Pemprop Jabar tersebut sudah berlangsung selama satu bulan leboh. Pihaknya berharap pada tahun 2012 ini RTRW itu sudah turun dan bisa dilaksanakan sebagai acuan pembangunan di Cianjur. "RTRW harus segera disyahkan, tidak bisa terlalu lama, karena akan berimbas pada investasi," kata Rudi saat ditemui terpisah.
Selama ini Rudi mengaku, bahwa investasi yang terjadi di Cianjur banyak yang tidak sesuai dengan tata ruang. Banyak diantaranya investasi yang lebih dahulu membebaskan lahan, sementara para investor tidak melihat apakah lahan tersebut bisa dijadikan pembangunan. "Kendalanya sosialisasi dari atas kebawah belum berjalan maksimal, sehingga masih terjadi salah komunikasi. Kalau investor sepertinya manut, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Mestinya pemerintah yang dibawah itu kalau ada investor yang datang dibawa ke Bappeda, karena Bappeda yang paling tahu mana saja yang boleh dan tidak, bukan dibiarkan," katanya.
Pihaknya juga tidak menampik kalau di Cianjur masih terjadi bahwa tata ruang mengikuti investasi. "Seharusnya investasi yang harus manut atau nurut dengan tata ruang. Apalagi saat ini yang dipakai masih yang tahun 2009, kalau seperti ini pembangunan Cianjur mau dibawa kemana? Karena tidak jelas," tegas Rudi (KC-02)***.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.