CAMPAKA (KC).-Sejumlah massa gabungan yang terdiri dari Generasi Muda Pasundan (Gempas), Lokatmala Institut, CIDE dan Walhi Jabar melakukan aksi unjuk rasa di areal situs megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Rabu (30/5).
Mereka menolak aktivitas penggalian yang dilakukan oleh tim eskavasi Gunung Padang dibawah pengendalian Staf Ahli Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arif. Mereka menilai apa yang dilakukan Tim Sosialisasi Ekskavasi Gunung Padang hanya sebagai penyaluran hobi para peneliti yang difasilitasi oleh negara.
Koordinator Walhi Jabar simpul Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Depok Eko Wiwid mengatakan, penolakannya tersebut bukannya tanpa alasan, namun berdasarkan pada beberapa kajian yang telah dilakukan dari berbagai aspek. Dari aspek ekonomi, menurut Eko, penelitian yang dilakukan saat ini diindikasikan pada eksploitasi hasil bumi. Sementara berdasarkan aspek sosial, penelitian tersebut menimbulkan keresahan warga.
"Warga sekitar Gunung Padang, tidak pernah sekalipun menerima adanya kegiatan penelitian tersebut. Dari aspek lingkungan, kegiatan tersebut hemat kami malah merusak lingkungan. Sedangkan berdasarkan aspek politik, dimana dalam hal ini kesewenangan negara ketika menyalahgunakan mandatnya akan berdampak pada kesenjangan antara rakyat dan negara," kata Eko, Rabu (30/5).
Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan Koordinator Gempas Eka Pratama, apa yang disampaikan oleh Simpul Bopunjur memang demikian adanya. Pihaknya bersama dengan warga sekitar Gunung Padang menolak keras bahkan mengutuk aktivitas penggalian untuk menyelamatkan ekologi dan cagar budaya Gunung Padang.
"Kami akan melakukan gugatan hukum, jika seruan kami tidak diindahkan. Tidak hanya ke pemerintah daerah, tapi juga ke pemerintah pusat. Kami juga akan melakukan aksi yang jauh lebih besar dari pada yang saat ini kami lakukan," tegasnya.
Seperti diberitakan, Hasil penelitian menggunakan sistem pemindaian menggunakan geo radar, listrik, dan magnet, ditemukan adanya konstruksi bangunan di bawah situs Gunung Padang. Struktur bangunan itu diduga berusia lebih tua dari situs yang berada di atas. Demikian diungkapkan Ketua Tim Penelitian Gunung Padang Deni Hilman Natawijaya saat dtemui di komplek Pemkab Cianjur seusai bertemu Bupati Cianjur, H. Tjetjep Muchtar Soleh, Jum'at (25/5).
Pihaknya mengungkapkan, akan mempublikasikan hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap situs megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. "Kita akan mempublikasikan hasil penelitian setelah tahapan risetnya selesai dilakukan dan hasilnya sudah diketahui," katanya (KC-02)***.
Mereka menolak aktivitas penggalian yang dilakukan oleh tim eskavasi Gunung Padang dibawah pengendalian Staf Ahli Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arif. Mereka menilai apa yang dilakukan Tim Sosialisasi Ekskavasi Gunung Padang hanya sebagai penyaluran hobi para peneliti yang difasilitasi oleh negara.
Koordinator Walhi Jabar simpul Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Depok Eko Wiwid mengatakan, penolakannya tersebut bukannya tanpa alasan, namun berdasarkan pada beberapa kajian yang telah dilakukan dari berbagai aspek. Dari aspek ekonomi, menurut Eko, penelitian yang dilakukan saat ini diindikasikan pada eksploitasi hasil bumi. Sementara berdasarkan aspek sosial, penelitian tersebut menimbulkan keresahan warga.
"Warga sekitar Gunung Padang, tidak pernah sekalipun menerima adanya kegiatan penelitian tersebut. Dari aspek lingkungan, kegiatan tersebut hemat kami malah merusak lingkungan. Sedangkan berdasarkan aspek politik, dimana dalam hal ini kesewenangan negara ketika menyalahgunakan mandatnya akan berdampak pada kesenjangan antara rakyat dan negara," kata Eko, Rabu (30/5).
Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan Koordinator Gempas Eka Pratama, apa yang disampaikan oleh Simpul Bopunjur memang demikian adanya. Pihaknya bersama dengan warga sekitar Gunung Padang menolak keras bahkan mengutuk aktivitas penggalian untuk menyelamatkan ekologi dan cagar budaya Gunung Padang.
"Kami akan melakukan gugatan hukum, jika seruan kami tidak diindahkan. Tidak hanya ke pemerintah daerah, tapi juga ke pemerintah pusat. Kami juga akan melakukan aksi yang jauh lebih besar dari pada yang saat ini kami lakukan," tegasnya.
Seperti diberitakan, Hasil penelitian menggunakan sistem pemindaian menggunakan geo radar, listrik, dan magnet, ditemukan adanya konstruksi bangunan di bawah situs Gunung Padang. Struktur bangunan itu diduga berusia lebih tua dari situs yang berada di atas. Demikian diungkapkan Ketua Tim Penelitian Gunung Padang Deni Hilman Natawijaya saat dtemui di komplek Pemkab Cianjur seusai bertemu Bupati Cianjur, H. Tjetjep Muchtar Soleh, Jum'at (25/5).
Pihaknya mengungkapkan, akan mempublikasikan hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap situs megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. "Kita akan mempublikasikan hasil penelitian setelah tahapan risetnya selesai dilakukan dan hasilnya sudah diketahui," katanya (KC-02)***.
Comments2
Lamun nga gali gunung sampai tinggal 1/2 na keur diambil pasirna teu nanaon nya..????
ReplyDeletebiarkanlah para ahli itu membuktikan penelitiannya, yang merasa tidak ahli silahkan awasi penelitiannya, jangan hanya berpendapat yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya,,,,,kapan lagi indonesia bisa menghasilkan penemu handal jikalau riset dan penelitiannya dihalang halangi terus,,,atau mungkin ada pihak yang tidak ingin indonesia ini sebagai negara yang sebenarnya bisa / mampu menyaingi negara - negara yang lain
ReplyDeleteTerima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.