CIANJUR, (KC).-Sekitar 60 pejabat terdiri dari eselon II dan III dilingkungan Pemkab Cianjur "plesiran" ke Surabaya. Mereka berangkat ke kota pahlawan itu sejak Sabtu (26/5) untuk study banding tentang penataan kota. Rombongan dipimpin langsung Bupati Cianjur, H. Tjetjep Muchtar Soleh dan turut menyertai rombongan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Cianjur Solichin dan Dandim 0608 Cianjur Letkol Kav Jala Argananto.
Keterangan yang berhasil dihimpun menyebutkan, kepergian para pejabat untuk "plesiran" ke Surabaya itu dilakukan dengan mengunjungi beberapa tempat diwilayah Jawa Timur. Rombongan yang mengenakan empat bus pariwisata itu juga sempat mengunjungi objek wisata ternama Gunung Bromo.
"Saya hanya staf, cuma diajak. Intinya kita datang ke Surabaya untuk study banding tentang penataan kota. Hampir semua pejabat eselon dua ikut, ditambah dari eselon tiga, para camat dan para kepala desa," kata seorang pejabat yang minta tidak disebutkan namanya saat dihubungi, Senin (28/5).
Menurut pejabat tersebut, rencananya kunjungan kerja (kunker) baru akan dilaksanakan besuk, Selasa (29/5) yang akan diterima oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Dalam kesempatan tersebut nantinya para pejabat akan banyak belajar tentang penataan kota di Surabaya yang terbilang lebih bagus.
Setelah mengadakan pertemuan dengan Walikota Surabaya dan pejabatnya, rombongan pejabat Cianjur akan mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang ada di Surabaya. "Setelah ke TPA sampah, baru rombongan kembali ke Cianjur," jelasnya.
Pihaknya juga mengaku heran dengan adanya kunjungan kerja yang dilakukan secara bersama-sama. Namun pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu tidak bisa menolak. "Secara pribadi saya juga heran, disaat Cianjur sedang disorot atau riweuh, bisa-bisanya abring-abringan study banding," katanya.
Kepala Dinas Binamarga Kabupaten Cianjur, Atte Adha Kusdinan ketika dihubungi melalui telpon selulernya membenarkan bahwa study banding ke Surabaya tersebut untuk mempelajari tentang penataan kota. Namun dia membantah kalau kepergianya membawa rombongan dari Binamarga. "Saya tidak bawa rombongan, besuk juga sudah pulang," katanya.
Secara terpisah, Pengamat Hukum dan Politik dari Universitas Suryakancana Kabupaten Cianjur, Yudi Junadi mengungkapkan, studi banding yang melibatkan hampir seluruh pejabat pemkab Cianjur sangat memprihatinkan. Hal ini menunjukkan kurangnya empati penguasa terhadap masyarakat Cianjur dengan indikator kemiskinan yang makin meningkat dan meluas.
"Studi banding itu juga tidak efektif dan pemborosan keuangan negara. Padahal, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) telah menyatakan bahwa studi banding yang menggunakan anggaran negara harus dikurangi. Bahkan hasil temuan Badan Pemeriksa Keungan (BPK), studi banding diberbagai daerah potensial koruptif. Kerugian negara akibat studi banding itu cukup besar," kata Yudi saat dihubungi terpisah.
Atas dasar itulah lanjut Yudi, perlu dilakukan audit investigasi terhadap studi banding yang dilakukan puluhan pejabat Cianjur ke Surabaya dalam waktu yang bersamaan, baik kegiatannya maupun anggaran yang digunakannya. "Kayanya baru di Cianjur ada studi banding kaya begitu, anggarannya darimana? Itu kan uang negara, ada nomenklaturnya?," tegasnya (KC-02)***.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.