CIANJUR, (KC).- Membludaknya pengunjung ke situs Megalitikum Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur ternyata menimbulkan kekawatiran tersendiri bagi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Betapa tidak semakin banyaknya pengunjung dipastikan juga mempengaruhi peningkatan volume sampah. Jika hal itu tidak ditangani dengan baik akan berdampak luas.
Koordinator Simpul Bodebekpunjur (Bogor, Depok, Bekasi, Puncak, Cianjur) Walhi Jabar, Eko Wiwid mengatakan, tidak hanya masalah sampah yang dikawatirkan, masalah keutuhan batu situs juga menjadi perhatian. Semakin banyak pengunjung, semakin rawan keutuhan batu situs bisa terjaga.
"Salah satu yang dikhawatirkan ini terkait pengelolaan sampah yang tidak teratur. Hal ini yang sangat kami kawatirkan sejak awal sebelum ramai seperti sekarang ini. Bisa dibayangkan jika misalnya setiap pengunjung yang datang membawa sampah setengah ons, dikali jumlah pengunjung sebanyak 5.000 orang selama liburan, hal tersebut sudah berapa. Tentu akan terjadi akumulasi sampah ke Gunung Padang," kata Eko.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya meminta Pemerintah Pusat khusnya Bidang Kepariwisataan dan Kebudayaan, untuk segera melakukan tindakan atas terjadinya pencemaran sampah yang terjadi di Gunung Padang.
"Tidak hanya masalah sampah yang harus segera ditangani, tapi masalah proteksi terhadap keberadaan Gunung Padang dengan membuat zonasi situs untuk kepentingan penyelamatan situs dan ekologi sekitar situs, harus segera dilakukan. Jangan sampai seluruh pengunjung dibiarkan masuk keareal situs hingga tidak terkontrol," paparnya.
Secara terpisah Wakil Bupati Cianjur, H. Suranto mengatakan, untuk memelihara, merenovasi dan memperbaiki fasilitas di kawasan Situs Gunung Padang bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, namun juga harus bekerja sama dengan masyarakat setempat. Selain itu masyarakat setempat juga harus diperhatikan kesejahteraannya dari lingkungan kawasan situs Gunung padang dengan tanpa menghilangkan keaslian seni dan budaya yang ada.
"Kita harus terus menjaga dan melestarikan keberadaan situs megalit Gunung Padang ini dan mendukung aktifitas para peneliti agar mampu mengungkap misteri yang terkandung didalamnnya sebagai kekayaan budaya Indonesia. Oleh karena itu saya menghimbau agar masyarakat yang ingin melihat situs ini agar menjaga kebersihan dan tidak diperkenankan melakukan pengrusakan," kata Wabub (KC-02)**.
Koordinator Simpul Bodebekpunjur (Bogor, Depok, Bekasi, Puncak, Cianjur) Walhi Jabar, Eko Wiwid mengatakan, tidak hanya masalah sampah yang dikawatirkan, masalah keutuhan batu situs juga menjadi perhatian. Semakin banyak pengunjung, semakin rawan keutuhan batu situs bisa terjaga.
"Salah satu yang dikhawatirkan ini terkait pengelolaan sampah yang tidak teratur. Hal ini yang sangat kami kawatirkan sejak awal sebelum ramai seperti sekarang ini. Bisa dibayangkan jika misalnya setiap pengunjung yang datang membawa sampah setengah ons, dikali jumlah pengunjung sebanyak 5.000 orang selama liburan, hal tersebut sudah berapa. Tentu akan terjadi akumulasi sampah ke Gunung Padang," kata Eko.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya meminta Pemerintah Pusat khusnya Bidang Kepariwisataan dan Kebudayaan, untuk segera melakukan tindakan atas terjadinya pencemaran sampah yang terjadi di Gunung Padang.
"Tidak hanya masalah sampah yang harus segera ditangani, tapi masalah proteksi terhadap keberadaan Gunung Padang dengan membuat zonasi situs untuk kepentingan penyelamatan situs dan ekologi sekitar situs, harus segera dilakukan. Jangan sampai seluruh pengunjung dibiarkan masuk keareal situs hingga tidak terkontrol," paparnya.
Secara terpisah Wakil Bupati Cianjur, H. Suranto mengatakan, untuk memelihara, merenovasi dan memperbaiki fasilitas di kawasan Situs Gunung Padang bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, namun juga harus bekerja sama dengan masyarakat setempat. Selain itu masyarakat setempat juga harus diperhatikan kesejahteraannya dari lingkungan kawasan situs Gunung padang dengan tanpa menghilangkan keaslian seni dan budaya yang ada.
"Kita harus terus menjaga dan melestarikan keberadaan situs megalit Gunung Padang ini dan mendukung aktifitas para peneliti agar mampu mengungkap misteri yang terkandung didalamnnya sebagai kekayaan budaya Indonesia. Oleh karena itu saya menghimbau agar masyarakat yang ingin melihat situs ini agar menjaga kebersihan dan tidak diperkenankan melakukan pengrusakan," kata Wabub (KC-02)**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.