Bupati Cianjur H. Tejtejep Muchtar Soleh panen padi organik |
CIANJUR, (KC).- Kabupaten Cianjur merupakan salah satu sentra produksi beras di Provinsi Jawa Barat. Setiap tahun dari potensi lahan sawah seluas 65.736 hektar dengan penanaman seluas kurang lebih 150.000 hektar padi sawah dan padi ladang yang rata-rata produktivitas sebesar 58 kwintal per hektar gabah kering giling menjadikan Kabupaten Cianjur surplus.
Demikian dikatakan Bupati Cianjur, H. Tjetjep Muchtar Soleh dalam acara temu lapang Gabungan Petani Organik di Kelurahan Bojong Herang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Kamis (30/8). Acara tersebut dihadiri oleh Prof. Karim Makarim dari International Rice Research Institution (Lembaga Penelitian Tanaman Padi Internasional), Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Cianjur, Sudrajat Laksana dan lainya.
Menurut Bupati, kebijakan pemerintah Kabupaten Cianjur yang telah dikeluarkan dengan terbitnya keputusan Bupati Cianjur Nomor 521.05/kep.143-Pe/2010 tentang Pembentukan Tim Pengembangan, Pelestarian dan Perlindungan Padi Pandanwangi Cianjur, sebagai bukti keseriusan Pemkab Cianjur untuk melestarikan pertanian.
Bupati Cianjur berharap seyogyanya daerah Cianjur yang merupakan lahan sawah andalan Jawa Barat bahkan Indonesia harus senantiasa di pertahankan jangan sampai berkurang bahkan kalau bisa di tambah keberadaannya.
Secara terpisah Ketua Gabungan Petani Organik Kabupaten Cianjur, H. Usman Suparman, menjelaskan varietas yang dibagikan benihnya dalam temu lapangan itu merupakan beras merah yang mempunyai kadar gula rendah. Namun demikian mempunyai rasa yang tidak berbeda sama beras pada umumnya.
"Tinggi tanamannya sekitar 1 meter, potensi anakan atau tunas hingga 40 batang perrumpun, penampakan butir lonjong kemerahan, jumlah butir per malai 220 – 230 butir, berat per 1.000 butir 27,8 Gram dan umurnya 105 HST, karakter tanaman aromatis, dan ketahanan penyakitnya rentan tungro," katanya.
Menurut H. Usman, varietas tersebut berasal dari Kecamatan Bojong Picung, Cikalongkulon dan Jonggol yang dahulu terkenal dengan beras cere ener atau cere beteung lengit. "Benih padi yang dibagikan itu merupakan hasil seleksi selama 2 tahun semula 4 macam menjadi 1. Padi ini rata-rata menghasilkan 8,8 ton/hektar," jelasnya (KC-02)**.
Demikian dikatakan Bupati Cianjur, H. Tjetjep Muchtar Soleh dalam acara temu lapang Gabungan Petani Organik di Kelurahan Bojong Herang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Kamis (30/8). Acara tersebut dihadiri oleh Prof. Karim Makarim dari International Rice Research Institution (Lembaga Penelitian Tanaman Padi Internasional), Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Cianjur, Sudrajat Laksana dan lainya.
Menurut Bupati, kebijakan pemerintah Kabupaten Cianjur yang telah dikeluarkan dengan terbitnya keputusan Bupati Cianjur Nomor 521.05/kep.143-Pe/2010 tentang Pembentukan Tim Pengembangan, Pelestarian dan Perlindungan Padi Pandanwangi Cianjur, sebagai bukti keseriusan Pemkab Cianjur untuk melestarikan pertanian.
Bupati Cianjur berharap seyogyanya daerah Cianjur yang merupakan lahan sawah andalan Jawa Barat bahkan Indonesia harus senantiasa di pertahankan jangan sampai berkurang bahkan kalau bisa di tambah keberadaannya.
Secara terpisah Ketua Gabungan Petani Organik Kabupaten Cianjur, H. Usman Suparman, menjelaskan varietas yang dibagikan benihnya dalam temu lapangan itu merupakan beras merah yang mempunyai kadar gula rendah. Namun demikian mempunyai rasa yang tidak berbeda sama beras pada umumnya.
"Tinggi tanamannya sekitar 1 meter, potensi anakan atau tunas hingga 40 batang perrumpun, penampakan butir lonjong kemerahan, jumlah butir per malai 220 – 230 butir, berat per 1.000 butir 27,8 Gram dan umurnya 105 HST, karakter tanaman aromatis, dan ketahanan penyakitnya rentan tungro," katanya.
Menurut H. Usman, varietas tersebut berasal dari Kecamatan Bojong Picung, Cikalongkulon dan Jonggol yang dahulu terkenal dengan beras cere ener atau cere beteung lengit. "Benih padi yang dibagikan itu merupakan hasil seleksi selama 2 tahun semula 4 macam menjadi 1. Padi ini rata-rata menghasilkan 8,8 ton/hektar," jelasnya (KC-02)**.
Comments1
pertamax
ReplyDeleteTerima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.