CIANJUR, (KC).- Puluhan warga dilingkungan perkebunan teh Maleber di Kampung Maleber, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jumat (31/8) siang, menggelar shalat Istisqa untuk memeinta turunya hujan. Upaya warga dilingkungan perkebunan teh Maleber tersebut mengingat terjadinya musim kemarau berkepanjangan hampir lima bulan dan tidak juga kunjung hujan.
Pelaksanaan shalat Istisqa tersebut dilaksanakan setelah melaksanakan shalat Jum'at mengambil tempat di halaman belakang Perekebunan Teh Maleber PT. Tenggara. Tidak kurang dari 60 orang mengikuti shalat untuk meminta turunya hujan itu yang dipimpin oleh imam Ustad Abdulah Kamal.
Administratur PT Tenggara Hendri Adrianto mengatakan, musim kemarau yang terjadi hampir lima bulan terkahir dampaknya sangat dirasakan bagi warga. Tidak hanya sulitnya untuk mendapatkan air, tapi juga berdampak pada tanaman pertanian tida terkecuali pada tanaman teh perkebunan.
"Ini merupakan salah satu ikhtiar yang kami lakukan bersama warga untuk meminta turunya hujan. Kondisi cuaca saat ini sangat berimbas pada berbagai sektor termasuk berbagai jenis tanaman, baik palawija, sayuran dan juga tanaman teh yang ada diperkebunan. Mudah-mudahan bisa segera turun hujan," harapnya.
Pihaknya merasa prihatin melihat kondisi cuaca yang belakangan terjadi. Apalagi kalau melihat dibeberapa wilayah telah terjadi kerusakan lingkung yang berdampak luas terhadap kondisi cuaca.
"Ini juga bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Karena yang kena dampak bukan hanya sektor pertanian saja, tapi perkebunan juga terkena dampaknya akibat kemarau yang berkepanjangan," tegasnya.
Seorang warga berharap dengan adanya shlat Istisqa' bisa terjawab dengan turunnya hujan. Sehingga para petani, khususnya petani sayuran di Cipanas bisa kembali bercocok tanam. "Muda-mudahan segera turun hujan, kalau kemarau berkepanjangan pasti banyak tanaman sayuran yang akan kekurangan air," hara Benny seorang warga (KC-02)**.
Pelaksanaan shalat Istisqa tersebut dilaksanakan setelah melaksanakan shalat Jum'at mengambil tempat di halaman belakang Perekebunan Teh Maleber PT. Tenggara. Tidak kurang dari 60 orang mengikuti shalat untuk meminta turunya hujan itu yang dipimpin oleh imam Ustad Abdulah Kamal.
Administratur PT Tenggara Hendri Adrianto mengatakan, musim kemarau yang terjadi hampir lima bulan terkahir dampaknya sangat dirasakan bagi warga. Tidak hanya sulitnya untuk mendapatkan air, tapi juga berdampak pada tanaman pertanian tida terkecuali pada tanaman teh perkebunan.
"Ini merupakan salah satu ikhtiar yang kami lakukan bersama warga untuk meminta turunya hujan. Kondisi cuaca saat ini sangat berimbas pada berbagai sektor termasuk berbagai jenis tanaman, baik palawija, sayuran dan juga tanaman teh yang ada diperkebunan. Mudah-mudahan bisa segera turun hujan," harapnya.
Pihaknya merasa prihatin melihat kondisi cuaca yang belakangan terjadi. Apalagi kalau melihat dibeberapa wilayah telah terjadi kerusakan lingkung yang berdampak luas terhadap kondisi cuaca.
"Ini juga bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Karena yang kena dampak bukan hanya sektor pertanian saja, tapi perkebunan juga terkena dampaknya akibat kemarau yang berkepanjangan," tegasnya.
Seorang warga berharap dengan adanya shlat Istisqa' bisa terjawab dengan turunnya hujan. Sehingga para petani, khususnya petani sayuran di Cipanas bisa kembali bercocok tanam. "Muda-mudahan segera turun hujan, kalau kemarau berkepanjangan pasti banyak tanaman sayuran yang akan kekurangan air," hara Benny seorang warga (KC-02)**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.