BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Aksi Mahasiswa Dibubarkan Paksa Polisi, Beberapa Diantaranya Babak Belur

Klik Pada Gambar Untuk Melihat Videonya
CIANJUR, (KC).- Rombongan mahasiswa dan aktivis yang sedianya akan menuju ke Mapolres Cianjur untuk beraudensi, Kamis (27/9/2012) dihadang oleh puluhan personel kepolisian. Bahkann rombongan tersebut terpaksa dibubarkan secara paksa oleh petugas. Kericuhan sempat terjadi, beberapa mahasiswa dan aktivis sempat terkena bogem mentah aparat dan delapan orang diantaranya diamankan ke Mapolres Cianjur.

Keterangan yang berhasil dihimpun menyebutkan, rencana para mahasiswa dan aktivis Cianjur yang akan beraudensi tersebut merupakan buntut kericuhan dari aksi solidaritas pengecaman film "Innocence of Muslim" yang dilakukan para mahasiswa sebelumnya. Hanya saja ketika rombongan mahasiswa dan aktivis yang menggunakan sepeda motor sampai di Jalan K.H. Abdullah bin Nuh mereka dihadang pasukan kepolisian yang turun dari truk dalmas.

Tidak diketahui persis penyebabnya, tiba-tiba aparat kepolisian tersebut langsung menyerang mahasiswa. Sejumlah mahasiswa termasuk Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Cianjur (YLBHC) Adi 'Otong' Supriyadi babak belur terkena bogem mentah aparat. Mereka juga diamankan ke atas mobil truk dalmas.

Beberapa mahasiswa yang kalah jumlah memilih kabur dan meninggalkan sepeda motornya, namun tak luput dari kejaran para aparat kepolisian. Beberapa mahasiswa yang tertangkap babak belur terkena bogem mentah aparat. Informasinya aksi aparat kepolisian tersebut dipicu adanya perusakan fasilitas umum milik kepolisian yang dirusak para mahasiswa didepan Pos Polisi 8 Cepu.

"Saya tidak tahu persis, tiba-tiba saat jalan ada rombongan mahasiswa dan ada juga polisi yang baru saja turun dari mobil truk. Tiba-tiba para polisi tersebut langsung menghampiri para mahasiswa dan melakukan tindakan kekerasan. Saya tidak tahu siapa yang memulai, tiba-tiba sudah terjadi kericuhan," kata Endang (40) seorang pejalan kaki.

Kapolres Cianjur, AKBP Agustri Heriyanto, secara terpisah mengungkapkan, tindakan pembubaran paksa terhadap aksi mahasiswa dan aktivis itu dilakukan lantaran sebelumnya mereka telah melakukan pengrusakan terhadap sejumlah fasilitas umum. Padahal pihaknya telah menunggu kedatangan mahasiswa di Mapolres Cianjur untuk melakukan audiensi.

"Pembubaran ini terpaksa kita lakukan karena mereka telah melakukan pengrusakan terhadap fasilitas milik polisi. Kami minta rekan-rekan media juga membuat beritanya berimbang, jangan selalu memojokkan polisi," kata Kapolres yang tidak menjelaskan secara rinci pengrusakan yang dilakukan para aktivis tersebut.

Kapolres menduga, aksi para mahasiswa dan aktivis Cianjur tersebut bukan murni untuk menyampaikan aspirasi. Ada pihak yang menunggangi aksi mereka. "Kita masih melakukan pemeriksaan dan pengembangan terkait masalah ini. Saya juga meminta kepada media untuk berimbang dalam pemberitaannya," terangnya (KC-02)**.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.