Ilustrasi |
CIANJUR (KC) Pelaku kasus aborsi di Kabupaten Cianjur didominasi kalangan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan peningkatannya cukup drastis dibandingkan tahun lalu.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur Yana Rosdiana Muchtar Soleh sangat memprihatinkan dengan banyaknya pelajar yang menjadi pelaku aborsi. Walaupun tidak memiliki data, tetapi faktanya ada.
“Memang kami tidak memiliki data yang rinci, tetapi setiap hari selalu ada informasi yang masuk tentang kasus aborsi. Apalagi yang lebih memprihatinkan, pelakunya sebagian besar para pelajar SMP dan SMA,” kata Yana di Cianjur.
Menurut Yana, informasi maraknya kasus aborsi didapatkannya dari berbagai pihak. Salah satunya berdasarkan laporan kepolisian. Tentu saja hal tersebut menjadi fakta yang akurat, karena diberikan pihak kepolisian. “Mereka yang selama ini menangani kasus aborsi, sedang kami dari P2TP2A hanya sebatas memfasilitasi penyelesaiannya,” ujar istri Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh ini.
Yana menuturkan, untuk pelaku aborsi kebanyakan para dukun beranak dengan kisaran biaya bisa mencapai Rp 5 juta atau tergantung dengan usia kehamilan. "Tahun ini kasus aborsi memang cukup meningkat dengan korbannya anak-anak usia sekolah SMP dan SMA di Cianjur yang diakibat pergaulan bebas," katanya.
Yana pun mengharapkan peran serta bidan, terutama yang berada di wilayah Cianjur selatan dalam menangani kasus dugaan aborsi. "Dikhawatirkan jika tidak adanya pengawasan, maka akan semakin marak kasus aborsi di Cianjur. Kami juga mewanti-wanti kepada para anak usia remaja untuk tidak melakukan seks bebas," ujarnya.(KC06/Net)
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur Yana Rosdiana Muchtar Soleh sangat memprihatinkan dengan banyaknya pelajar yang menjadi pelaku aborsi. Walaupun tidak memiliki data, tetapi faktanya ada.
“Memang kami tidak memiliki data yang rinci, tetapi setiap hari selalu ada informasi yang masuk tentang kasus aborsi. Apalagi yang lebih memprihatinkan, pelakunya sebagian besar para pelajar SMP dan SMA,” kata Yana di Cianjur.
Menurut Yana, informasi maraknya kasus aborsi didapatkannya dari berbagai pihak. Salah satunya berdasarkan laporan kepolisian. Tentu saja hal tersebut menjadi fakta yang akurat, karena diberikan pihak kepolisian. “Mereka yang selama ini menangani kasus aborsi, sedang kami dari P2TP2A hanya sebatas memfasilitasi penyelesaiannya,” ujar istri Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh ini.
Yana menuturkan, untuk pelaku aborsi kebanyakan para dukun beranak dengan kisaran biaya bisa mencapai Rp 5 juta atau tergantung dengan usia kehamilan. "Tahun ini kasus aborsi memang cukup meningkat dengan korbannya anak-anak usia sekolah SMP dan SMA di Cianjur yang diakibat pergaulan bebas," katanya.
Yana pun mengharapkan peran serta bidan, terutama yang berada di wilayah Cianjur selatan dalam menangani kasus dugaan aborsi. "Dikhawatirkan jika tidak adanya pengawasan, maka akan semakin marak kasus aborsi di Cianjur. Kami juga mewanti-wanti kepada para anak usia remaja untuk tidak melakukan seks bebas," ujarnya.(KC06/Net)
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.