CIANJUR, (KC).- Himbauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar
seluruh warga yang tinggal di Kampung Puncak gang Cangkuang, Desa
Ciloto, Kec. Cipanas, Kab. Cianjur untuk mengosongkan rumahnya menyusul
pergerakan tanah yang semakin meluas, dituruti para warga. Sebanyak 148
KK atau sekitar 548 jiwa telah mengosongkan rumahnya.
Para warga tersebut lebih memilih mengungsi atau tinggal di sanak saudaranya. Bahkan banyak diantaranya yang sengaja mengontrak rumah untuk tempat tinggal sementara.
"Saat ini sudah seluruh warga meninggalkan rumah. Karena rumah mereka sewaktu-waktu terancam longsoran tanah akibat terjadinya pergerakan tanah yang terus berlanjut. Himbauan kita dipatuhi oleh warga meski masih ada diantaranya yang lalu lalang mengecek harta benda yang ditinggal dirumahnya," kata Kepala BPBD Kab. Cianjur, Asep Achmad Suhara, Minggu (27/1/2013).
Diakui Asep, sebelumnya ada beberapa warga yang sempat menolak untuk meningosongkan rumahnya. Setelah dilakukan pendekatan akhirnyas eluruh warga bersedia mengosongkan rumahnya.
"Kita terus pantau kondisi pergerakan tanah yang terjadi. Memang pergeseran terus terjadi, apalgi jika turun hujan. Bahkan belasan rumah warga sudah mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah," katanya.
Sementara itu para warga yang telah mengosongkan rumahnya, sebagian diantaranya mengungsi di wisma Depsos tidak jauh dari kampung mereka mulai terserang penyakit. Hal itu terungkap saat beberapa warga mendatangi Posko 2 BPBD Cianjur yang saat ini digunakan oleh tim tenaga medis dari Dinas Kesehatan Kab. Cianjur.
Berdasarkan data di Posko 2, sampai Minggu (27/1/2013) tercatat sudah 30 orang terdiri dari orang dewasa, lansia bahkan anak-anak yang berobat. Mereka rata-rata terserang penyakit flu, pilek, batuk dan demam. Warga yang sakit tersebut diduga akibat kelelahan setelah memindahkan barang-barang berharaga dari rumahnya yang dikosongkan.
"Mau berobat ke rumah sakit tidak punya uang, makanya kami mendatangi posko kesehatan. Ada beberapa warga juga yang mengalami sakit, mungkin karena kelelahan, sehingga daya tahan tubuhnya melemah dan mudah terserag penyakit," kata Erni (42) seorang warga.
Sementara Kusmiati (35) warga lainya yang kini harus mengontrak rumah akibat tempat tinggalnya terancam longsor akibat pergerakan tanah berharap kepada Pemkab Cianjur agar tempat tinggalnya direlokasi. Karena tidak memungkinkan harus kembali menempati rumahnya yang berada di daerah rawan bencana.
"Memang berat meninggalkan kampiung halaman, tapi demi keselamatan kalau boleh berharap Pemkab Cianjur harus merelokasi tempat tinggal seluruh warga yang kini rumahnya terancam longsor. Sebab kalau harus mencari tempat sendiri, sepertinya banyak warga yang tidak mampu," harapnya (KC-02)**.
Para warga tersebut lebih memilih mengungsi atau tinggal di sanak saudaranya. Bahkan banyak diantaranya yang sengaja mengontrak rumah untuk tempat tinggal sementara.
"Saat ini sudah seluruh warga meninggalkan rumah. Karena rumah mereka sewaktu-waktu terancam longsoran tanah akibat terjadinya pergerakan tanah yang terus berlanjut. Himbauan kita dipatuhi oleh warga meski masih ada diantaranya yang lalu lalang mengecek harta benda yang ditinggal dirumahnya," kata Kepala BPBD Kab. Cianjur, Asep Achmad Suhara, Minggu (27/1/2013).
Diakui Asep, sebelumnya ada beberapa warga yang sempat menolak untuk meningosongkan rumahnya. Setelah dilakukan pendekatan akhirnyas eluruh warga bersedia mengosongkan rumahnya.
"Kita terus pantau kondisi pergerakan tanah yang terjadi. Memang pergeseran terus terjadi, apalgi jika turun hujan. Bahkan belasan rumah warga sudah mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah," katanya.
Sementara itu para warga yang telah mengosongkan rumahnya, sebagian diantaranya mengungsi di wisma Depsos tidak jauh dari kampung mereka mulai terserang penyakit. Hal itu terungkap saat beberapa warga mendatangi Posko 2 BPBD Cianjur yang saat ini digunakan oleh tim tenaga medis dari Dinas Kesehatan Kab. Cianjur.
Berdasarkan data di Posko 2, sampai Minggu (27/1/2013) tercatat sudah 30 orang terdiri dari orang dewasa, lansia bahkan anak-anak yang berobat. Mereka rata-rata terserang penyakit flu, pilek, batuk dan demam. Warga yang sakit tersebut diduga akibat kelelahan setelah memindahkan barang-barang berharaga dari rumahnya yang dikosongkan.
"Mau berobat ke rumah sakit tidak punya uang, makanya kami mendatangi posko kesehatan. Ada beberapa warga juga yang mengalami sakit, mungkin karena kelelahan, sehingga daya tahan tubuhnya melemah dan mudah terserag penyakit," kata Erni (42) seorang warga.
Sementara Kusmiati (35) warga lainya yang kini harus mengontrak rumah akibat tempat tinggalnya terancam longsor akibat pergerakan tanah berharap kepada Pemkab Cianjur agar tempat tinggalnya direlokasi. Karena tidak memungkinkan harus kembali menempati rumahnya yang berada di daerah rawan bencana.
"Memang berat meninggalkan kampiung halaman, tapi demi keselamatan kalau boleh berharap Pemkab Cianjur harus merelokasi tempat tinggal seluruh warga yang kini rumahnya terancam longsor. Sebab kalau harus mencari tempat sendiri, sepertinya banyak warga yang tidak mampu," harapnya (KC-02)**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.