CIANJUR, (KC).- Buruknya drainase dituding sebagai salah satu penyebab yang mengakibatkan kerusakan jalan disejumlah wilayah di Kabupaten Cianjur. Hampir 60 persen kerusakan jalan di Cianjur tidak terlepas akibat buruknya drainase.
Ketua Komisi III DPRD Cianjur Rudi Syachdiar Hidajath tidak menampik jika faktor utama penyebab kerusakan jalan diakibatkan buruknya drainase. Selama ini menurut Rudi, pembangunan drainase kerap diabaikan. Sehingga jika musim hujan tiba, tidak jarang tumpahan air membanjiri jalan dan mengakibatkan kerusakan jalan.
"Diperkirakan hampir 60 persen rusaknya jalan di Cianjur akibat buruknya drainase. Seharusnya pembangunan jalan itu dibarengi pula dengan pembangunan drainase. Kesan yang kami tangkap selama ini, pihak Bina Marga bersikukuh bahwa pembangunan drainase merupakan domainnya Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP). Padahal semestinya itu kan harus satu paket dengan pembangunan jalan,” kata Rudi, Selasa (5/2/2013).
Dikatakan Rudi, kalaupun ada pembangunan drainase, acap kali mengabaikan kondisi badan jalan. Sehingga keberadaan drainase seringkali sejajar dengan badan jalan, padahal seharusnya harus dibawah badan jalan. Akibatnya jika terjadi volume air besar akan meluap dan membanjiri jalan.
"Kenyataannya memang begitu, ada beberapa drainase yang possisinya sejajar dengan badan jalan, bukan dibawahnya. Bahkan ada yang diatas badan jalan. Saya rasa wajar kalau melihat kondisi seperti itu kerusakan jalan di Cianjur hampir mencapai 60 persen dari panjang ruas jalan desa dan kabupaten sepanjang 5.924,5 kilometer," tegasnya.
Secara terpisah Kepala Dinas Binamarga Atte Adha Kusdinan membantah jika pembangunan jalan tidak memperhatikan kondisi drainase. Justru saat ini pihaknya tengah menata drainase terutama diseputaran kota Cianjur.
"Ketika membangun jalan, kita selalu memperhatikan drainasenya. Itu merupakan salah satu kunci agar kondisi jalan tetap bisa layak dan mantab. Hanya saja mungkin pelaksanaanya saja yang belum maksimal, karena anggarannya yang terbatas. tapi secara bertahap akan terus kita lakukan untuk penataan drainase itu," katanya terpisah.
Berdasarkan pantauan disejumlah ruas jalan seperti yang terjadi di Kampung Pasir Kampung, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Warga mengeluhkan kondisi jalan mereka yang rusak parah di ruas jalan Pasir Kampung-Gunung Putri. Akibatnya, arus lalu lintas warga terganggu lantaran kondisi jalan bebatuan dan berlubang seperti sungai yang mengering.
Sementara, sistem saluran air drainase tampak tidak berjalan dengan baik akibat tersumbat tumpukkan sampah. Menurut informasi, kondisi jalan rusak tersebut sejak beberapa bulan lalu, diperparah lagi akibat derasnya air hujan yang mengalir dari atas sehingga aspal jalan terkelupas dan berlubang.
Kondisi tidak jauh berbeda juga menimpa jalan provinsi antara Cianjur-Sukabumi. Beberapa bagian ruas jalan banyak yang berlubang. Sehingga sangat berbahaya bagi pengguna jalan, terutama para pengendara roda dua. Pandangan serupa juga terlihat di jalan provinsi yang menghubungkan antara Cianjur-Cugenang.
Kondisi ruas jalan tepatnya didaerah pondok teja, Desa Mekarsari, Kec/Kab. Cianjur banyak ditemui lubang menganga dan jalan tidak rata. Sehingga bagi para pengendara harus ekstra hati-hati jika tidak ingin terjerembab kedalam lubang. Belum ada tanda-tanda perbaikan dari dinas terkait terhadap kerusakan jalan tersebut (KC-02/kie)**.
Ketua Komisi III DPRD Cianjur Rudi Syachdiar Hidajath tidak menampik jika faktor utama penyebab kerusakan jalan diakibatkan buruknya drainase. Selama ini menurut Rudi, pembangunan drainase kerap diabaikan. Sehingga jika musim hujan tiba, tidak jarang tumpahan air membanjiri jalan dan mengakibatkan kerusakan jalan.
"Diperkirakan hampir 60 persen rusaknya jalan di Cianjur akibat buruknya drainase. Seharusnya pembangunan jalan itu dibarengi pula dengan pembangunan drainase. Kesan yang kami tangkap selama ini, pihak Bina Marga bersikukuh bahwa pembangunan drainase merupakan domainnya Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP). Padahal semestinya itu kan harus satu paket dengan pembangunan jalan,” kata Rudi, Selasa (5/2/2013).
Dikatakan Rudi, kalaupun ada pembangunan drainase, acap kali mengabaikan kondisi badan jalan. Sehingga keberadaan drainase seringkali sejajar dengan badan jalan, padahal seharusnya harus dibawah badan jalan. Akibatnya jika terjadi volume air besar akan meluap dan membanjiri jalan.
"Kenyataannya memang begitu, ada beberapa drainase yang possisinya sejajar dengan badan jalan, bukan dibawahnya. Bahkan ada yang diatas badan jalan. Saya rasa wajar kalau melihat kondisi seperti itu kerusakan jalan di Cianjur hampir mencapai 60 persen dari panjang ruas jalan desa dan kabupaten sepanjang 5.924,5 kilometer," tegasnya.
Secara terpisah Kepala Dinas Binamarga Atte Adha Kusdinan membantah jika pembangunan jalan tidak memperhatikan kondisi drainase. Justru saat ini pihaknya tengah menata drainase terutama diseputaran kota Cianjur.
"Ketika membangun jalan, kita selalu memperhatikan drainasenya. Itu merupakan salah satu kunci agar kondisi jalan tetap bisa layak dan mantab. Hanya saja mungkin pelaksanaanya saja yang belum maksimal, karena anggarannya yang terbatas. tapi secara bertahap akan terus kita lakukan untuk penataan drainase itu," katanya terpisah.
Berdasarkan pantauan disejumlah ruas jalan seperti yang terjadi di Kampung Pasir Kampung, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Warga mengeluhkan kondisi jalan mereka yang rusak parah di ruas jalan Pasir Kampung-Gunung Putri. Akibatnya, arus lalu lintas warga terganggu lantaran kondisi jalan bebatuan dan berlubang seperti sungai yang mengering.
Sementara, sistem saluran air drainase tampak tidak berjalan dengan baik akibat tersumbat tumpukkan sampah. Menurut informasi, kondisi jalan rusak tersebut sejak beberapa bulan lalu, diperparah lagi akibat derasnya air hujan yang mengalir dari atas sehingga aspal jalan terkelupas dan berlubang.
Kondisi tidak jauh berbeda juga menimpa jalan provinsi antara Cianjur-Sukabumi. Beberapa bagian ruas jalan banyak yang berlubang. Sehingga sangat berbahaya bagi pengguna jalan, terutama para pengendara roda dua. Pandangan serupa juga terlihat di jalan provinsi yang menghubungkan antara Cianjur-Cugenang.
Kondisi ruas jalan tepatnya didaerah pondok teja, Desa Mekarsari, Kec/Kab. Cianjur banyak ditemui lubang menganga dan jalan tidak rata. Sehingga bagi para pengendara harus ekstra hati-hati jika tidak ingin terjerembab kedalam lubang. Belum ada tanda-tanda perbaikan dari dinas terkait terhadap kerusakan jalan tersebut (KC-02/kie)**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.