CIANJUR, (KC).- Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hanura Kabupaten Cianjur keluar dari tim pemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar (Aher-Demiz). Salah satu alasannya bahwa tim pemenangan Aher-Demiz yang dipimpin Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak transparan.
"DPC Partai Hanura Cianjur secara resmi mundur dari tim pemenangan Aher-Demiz. Kami merasa sudah tidak sejalan lagi dengan tim yang ada di Cianjur. Banyak hal yang menurut kami tidak bisa kami terima," kata Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Cianjur, H. Apip Iskandar saat dihubungi, Jum'at (8/2/2013).
Menurut H. Apip, yang namanya tim sudah seharusnya melakukan azas keterbukaan. Jangan sampai segala sesuatunya di hak sendiri. "Kami hanya minta keterbukaan, kami minta keinginan kami di akomodir. Tapi kenyataannya apa yang kami inginkan tidak diakomodir seperti halnya peralatn logistik itu tidak jelas. Masalah keuangan juga hanya dipegang oleh Ketua dan Sekretaris, padahal kami ini selaku bendahara, tapi tidak diberi apa-apa," katanya.
Awalnya lanjut H. Apip, kondisi tim pemenangan Aher-Demiz berjalan kondusif saja. Hanya saja belakangan berubah. Sudah pernah dilakukan kompromi, tapi hasil dari kompromi tidak sesuai dengan realisasinya. Termasuk mengenai masalah saksi-saksi yang akan ditempatkan di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari H pelaksanaan pencoblosan.
"Jumlah saksi-saki itu seluruh Cianjur mencapai 4.338 orang saksi. dari jumlah tersebut kami hanya meminta sekitar 1.053 orang saksi yang akan kami sebar di 32 kecamatan dan tiap kecamatan akan kami tempatkan 30-40 orang saksi. Keinginan kami ini sebenarnya sangat realistis, sekaligus untuk memberdayakan para Pimpinan Anak Cabang (PAC), tapi semuanya diabaikan," katanya.
Mundurnya DPC Partai Hanura dari kualisi pemenangan Aher-Demiz secara tidak langsung berdampak pada dukungan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar itu. "Kalau berdampak mungkin saja, ada kader kita di tingkat kecamatan yang membelot. Mereka semuanya kecewa, karena keinginan kami tidak diakomodir. Bisa saja mereka membelot ke calon lain," tegasnya.
Meski dirinya secara resmi sudah keluar dari tim, mengenai dukungan tetap saja mendukung pasangan Aher-Demiz. "Kami hanya keluar dari tim, kalau dukungan masih. Tapi kalau ditingkat bawah saya tidak tahu. Baru saja dari Bojongpicung juga sudah mengancam akan membelot, itu hak mereka karena mereka merasa kecewa," katanya (KC-02)**.
"DPC Partai Hanura Cianjur secara resmi mundur dari tim pemenangan Aher-Demiz. Kami merasa sudah tidak sejalan lagi dengan tim yang ada di Cianjur. Banyak hal yang menurut kami tidak bisa kami terima," kata Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Cianjur, H. Apip Iskandar saat dihubungi, Jum'at (8/2/2013).
Menurut H. Apip, yang namanya tim sudah seharusnya melakukan azas keterbukaan. Jangan sampai segala sesuatunya di hak sendiri. "Kami hanya minta keterbukaan, kami minta keinginan kami di akomodir. Tapi kenyataannya apa yang kami inginkan tidak diakomodir seperti halnya peralatn logistik itu tidak jelas. Masalah keuangan juga hanya dipegang oleh Ketua dan Sekretaris, padahal kami ini selaku bendahara, tapi tidak diberi apa-apa," katanya.
Awalnya lanjut H. Apip, kondisi tim pemenangan Aher-Demiz berjalan kondusif saja. Hanya saja belakangan berubah. Sudah pernah dilakukan kompromi, tapi hasil dari kompromi tidak sesuai dengan realisasinya. Termasuk mengenai masalah saksi-saksi yang akan ditempatkan di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari H pelaksanaan pencoblosan.
"Jumlah saksi-saki itu seluruh Cianjur mencapai 4.338 orang saksi. dari jumlah tersebut kami hanya meminta sekitar 1.053 orang saksi yang akan kami sebar di 32 kecamatan dan tiap kecamatan akan kami tempatkan 30-40 orang saksi. Keinginan kami ini sebenarnya sangat realistis, sekaligus untuk memberdayakan para Pimpinan Anak Cabang (PAC), tapi semuanya diabaikan," katanya.
Mundurnya DPC Partai Hanura dari kualisi pemenangan Aher-Demiz secara tidak langsung berdampak pada dukungan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar itu. "Kalau berdampak mungkin saja, ada kader kita di tingkat kecamatan yang membelot. Mereka semuanya kecewa, karena keinginan kami tidak diakomodir. Bisa saja mereka membelot ke calon lain," tegasnya.
Meski dirinya secara resmi sudah keluar dari tim, mengenai dukungan tetap saja mendukung pasangan Aher-Demiz. "Kami hanya keluar dari tim, kalau dukungan masih. Tapi kalau ditingkat bawah saya tidak tahu. Baru saja dari Bojongpicung juga sudah mengancam akan membelot, itu hak mereka karena mereka merasa kecewa," katanya (KC-02)**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.