CIANJUR, (KC).- Polda Jawa Barat menurunkan dua tim dalam kecelakaan maut truk tronton bermuatan olie di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, Desa Bangbayang, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Sabtu (23/2/2013). Tim tersebut salah satunya untuk membantu proses identifikasi terhadap para korban kecelakaan.
Kapolda Jabar Irjen Pol Tubagus Anis Angkawijaya mengatakan, berdasarkan hasil laporan yang diterimanya kecelakaan maut yang melibatkan truk tronton bermuatan olie dengan nomor polisi L 9763 UA tersebut telah mengakibatkan 16 orang meninggal, 4 luka berat dan 7 luka ringan.
"Kejadian kecelakaan ini terbilang paling besar sampai saat ini selama dua bulan terakhir. Untuk proses identifikasi dan analisis penyebab kecelakaan kita terjunkan dua tim. Tim saat ini sudah bekerja, terutama untuk membantu identifikasi para korban," kata Kapolda Jabar saat ditemui sesaat setelah melihat para korban di kamar mayat RSUD Cianjur.
Meski terbilang besar, tapi kejadian tersebut tidak masuk dalam kategori luar biasa hanya menonjol. Penyebab terjadinya kecelakaan sendiri diduga kuat akibat rem truk tronton blong. "Sebagai langkah antisipasi kita sudah memasang spanduk disekitar lokasi kejadian dan memerintah aparat tingkat polsek untuk selalu melakukan pengamanan. Kita juga sudah melakukan koordinasi dengan perhubungan terkait masalah rambu lalu lintasnya," tegasnya.
Pihaknya juga menghimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk selalu hati-hati ketika melintasi jalan menurun di sekitar lokasi kecelakaan. "Sspanduk peringatan sudah kita pasang, sebagai salah satu peringatan agar masyarakat yang melintas bisa lebih hati-hati dalam berkendara," tegasnya.
Panggil Pengusaha
Kapolda juga mengintruksikan kepada Kapolres Cianjur, AKBP Agustri Heryanto untuk memanggil pengusaha pemilik angkutan yang diduga remnya blong saat terjadi kecelakaan. Pemanggilan tersebut guna mengungkap apakah kendaraan itu masih layak atau tidak, atau penyebab lainya.
"Kita akan minta keterangan dari pihak perusahaan perihal kondisi kendaraan yang dipakai untuk keperluan usaha mereka. Selain itu, kita akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Apakah nantinya pihak perusahaan harus bertanggungjawab atau tidak, melihat perkembangannya," tegasnya.
Sementara itu Direktur Lalu Lintas Polda Jabar mengungkapkan, kecalakaan maut tersebut bermula saat truk tronton sarat muatan olie melaju dari arah Sukabumi menuju Cianjur. Ketika memasuki jalan yang mnurun diwilayah Bangbayang, Kec. Gekbrong, Kab. Cianjur, tiba-tiba mobil oleng diduga remnya blong hingga menabrak dua angkutan kota (angkot) dan 6 unit sepeda motor serta empat rumah warga mengalami kerusakan.
"Kebanyakan kendaraan yang tertabrak dari satu arah. Hanya saja sepertinya sopir berupaya membanting stir kekanan hingga menabrak beberapa rumah sebelum akhirnya kendaraan terhenti," katanya.
Sebagai langkah antisipasi terjadinya kecelakaan susulan apalagi didaerah sepanjang Bangbayang Gekbrong merupakan jalur rawan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak agar jalan tersebut dipasang penghambat laju kendaraan. "Kita usulkan agar dipasanga penghambat laju kendaraan seperti yang ada didepan gerbang pintu tol," katanya.
Selain itu pihaknya juga telah mengusulkan agar dibuat tempat pembuangan untuk menghindari terjadinya korban jiwa bila terjadi kendaraan yang mengalami rem blong. Pembuangan tersebut bisa dibuat dengan menaruh pasir dan ban bekas.
"Kita telah koordinasi dengan perhubungan agar membuat tempat pembuangans eperti itu, sebagai langkah antisipasi jika terjadi kendaraan remnya blong bisa dibuang ke tempat pembuangan. Ini sebagi langkah untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa," paparnya (KC-02)**.
Kapolda Jabar Irjen Pol Tubagus Anis Angkawijaya mengatakan, berdasarkan hasil laporan yang diterimanya kecelakaan maut yang melibatkan truk tronton bermuatan olie dengan nomor polisi L 9763 UA tersebut telah mengakibatkan 16 orang meninggal, 4 luka berat dan 7 luka ringan.
"Kejadian kecelakaan ini terbilang paling besar sampai saat ini selama dua bulan terakhir. Untuk proses identifikasi dan analisis penyebab kecelakaan kita terjunkan dua tim. Tim saat ini sudah bekerja, terutama untuk membantu identifikasi para korban," kata Kapolda Jabar saat ditemui sesaat setelah melihat para korban di kamar mayat RSUD Cianjur.
Meski terbilang besar, tapi kejadian tersebut tidak masuk dalam kategori luar biasa hanya menonjol. Penyebab terjadinya kecelakaan sendiri diduga kuat akibat rem truk tronton blong. "Sebagai langkah antisipasi kita sudah memasang spanduk disekitar lokasi kejadian dan memerintah aparat tingkat polsek untuk selalu melakukan pengamanan. Kita juga sudah melakukan koordinasi dengan perhubungan terkait masalah rambu lalu lintasnya," tegasnya.
Pihaknya juga menghimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk selalu hati-hati ketika melintasi jalan menurun di sekitar lokasi kecelakaan. "Sspanduk peringatan sudah kita pasang, sebagai salah satu peringatan agar masyarakat yang melintas bisa lebih hati-hati dalam berkendara," tegasnya.
Panggil Pengusaha
Kapolda juga mengintruksikan kepada Kapolres Cianjur, AKBP Agustri Heryanto untuk memanggil pengusaha pemilik angkutan yang diduga remnya blong saat terjadi kecelakaan. Pemanggilan tersebut guna mengungkap apakah kendaraan itu masih layak atau tidak, atau penyebab lainya.
"Kita akan minta keterangan dari pihak perusahaan perihal kondisi kendaraan yang dipakai untuk keperluan usaha mereka. Selain itu, kita akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Apakah nantinya pihak perusahaan harus bertanggungjawab atau tidak, melihat perkembangannya," tegasnya.
Sementara itu Direktur Lalu Lintas Polda Jabar mengungkapkan, kecalakaan maut tersebut bermula saat truk tronton sarat muatan olie melaju dari arah Sukabumi menuju Cianjur. Ketika memasuki jalan yang mnurun diwilayah Bangbayang, Kec. Gekbrong, Kab. Cianjur, tiba-tiba mobil oleng diduga remnya blong hingga menabrak dua angkutan kota (angkot) dan 6 unit sepeda motor serta empat rumah warga mengalami kerusakan.
"Kebanyakan kendaraan yang tertabrak dari satu arah. Hanya saja sepertinya sopir berupaya membanting stir kekanan hingga menabrak beberapa rumah sebelum akhirnya kendaraan terhenti," katanya.
Sebagai langkah antisipasi terjadinya kecelakaan susulan apalagi didaerah sepanjang Bangbayang Gekbrong merupakan jalur rawan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak agar jalan tersebut dipasang penghambat laju kendaraan. "Kita usulkan agar dipasanga penghambat laju kendaraan seperti yang ada didepan gerbang pintu tol," katanya.
Selain itu pihaknya juga telah mengusulkan agar dibuat tempat pembuangan untuk menghindari terjadinya korban jiwa bila terjadi kendaraan yang mengalami rem blong. Pembuangan tersebut bisa dibuat dengan menaruh pasir dan ban bekas.
"Kita telah koordinasi dengan perhubungan agar membuat tempat pembuangans eperti itu, sebagai langkah antisipasi jika terjadi kendaraan remnya blong bisa dibuang ke tempat pembuangan. Ini sebagi langkah untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa," paparnya (KC-02)**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.