BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

SMP S Al Bantari Sekolah di Perbatasan Yang Dibutuhkan

KEBERADAAN SMP S Al Bantari di Kampung Bantar Caringin RT 03/RW 10 Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur atau tepatnya berada diperbatasan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung Barat ternyata sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Betapa tidak sekolah yang berada dipelosok wilayah Cianjur itu bisa mengangkat derajat dan martabat pendidikan diwilayah setempat.

"Sejak ada sekolah itu banyak masyarakat yang tadinya kebanyakan punya anak hanya lulusan Sekolah Dasar, saat ini sudah melanjutkan ke tingkat SMP. Karena SMP ini yang paling dekat, kalaupun ada di tempat lain jaraknya sangat jauh dan biaya perjalannya juga mahal," kata Ujang Heri (49) seorang warga.

Sebagai sekolah yang berada diwilayah perbatasan, tidak sedikit siswanya berasal dari Kabupaten Bandung Barat. Untuk sampai ke sekolah, para siswa harus menyeberang jembatan gantung. Melihat kondisi seperti itu pihak sekolah memutuskan setiap kali jam berangkat maupun pulang untuk menjemput para siswanya melintasi jembatan gantung.

"Sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi sesuatu yang diinginkan menimpa para siswa, kami pihak sekolah setiap pagi melalui guru-gur menjemput siswa-siswi untuk menyebrangi jembatan gantung. Kami kawatir atas keselamatan siswa kami. Makanya kami rutin melakukan penjemputan di jembatan gantung," kata Pembina Yayasana Al Bantari, Ustadz Acep Anwar, Minggu (3/2/2013).

Menurut Acep, SMP S Albantari berdiri tahun 2007 dibawah Yayasan Pendidikan Islam Al Bantari. Ketika itu, siswanya baru 25 orang. Namun sesuai dengan perkembangannya, saat ini sudah mencapai 99 orang. “Kini kami telah meluluskan dua angkatan,” katanya.

Menurutnya, awal mula didirikan sekolah, karena melihat warga disekitar ‘rawan’ tidak melanjutkan ke jenjang wajar dikdas sembilan tahun atau SMP. Jika lulusan SD atau MI, ingin melanjutkan sekolah ke SMP atau MTs, maka jarak yang ditempuh bisa mencapai 18 kilometer ke SMP Haurwangi. Sementara penghasilan masyarakat mayoritas di bidang pertanian dan kurang mampu.

Kondisi jarak tempuh sekolah ke SMP di kota Haurwangi, tidak mungkin bisa pulang pergi, karena sangat jauh. Di tambah lagi, Kampung Bantar Caringin merupakan daerah perbatasan Cianjur-Bandung Barat. Jika ingin ke Bantar Caringin, harus memutar arah dan menggunakan jalan Saguling Bandung Barat.

Atas dasar itulah, dirinya memberanikan diri membuka SMP S Al Bantari dengan tujuan, untuk memudahkan masyarakat melanjutkan sekolah ke SMP. "Alhamdulillah kini siswanya sudah mencapai 99 orang, dan program wajar dikdas 9 tahun dapat terealisasi,” tegasnya.

Para siswa-siswinya pun berasal dari berbagai tempat. Mulai Kecamatan Bojongpicung, Haurwangi, Cipatat Bandung Barat, Ciawi Bogor, Kota Bandung, Plered Purwakarta dan lainnya. “Mereka 75 persen mondok atau menginap di Pondok Pesantren, karena kami sudah lama ada pondok pesantrennya," katanya (KC-02)**.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.