MESKI berada di kampung, bukan berarti tidak banyak peminatnya. Itulah yang terjadi di SMPN I Cugenang, Kabupaten Cianjur. Sekolah yang beralamtakan di Jalan Perkebunan Gedeh, Kampung Cariu Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang itu merupakan salah satu sekolah diwilayah Kecamatan Cugenang yang memiliki jumlah siswa paling banyak dengan prestasi yang juga tidak kalah banyak.
SMPN I Cugenang berdiri diatas lahan seluas 10.000 meter persegi itu termasuk salah satu sekolah tertua di wilayah Kecamatan Cugenang. Sekolah tersebut berdiri pada tahun 1979 silam, dan hingga saat ini tercatat miliki siswa-siswi sebanyak 1.318 siswa-siswi yang berada di 32 rombongan belajar (rombel). Dengan dukungan sedikitnya 49 tenaga guru dan 21 staf tata usaha, proses belajar mengajar tentu bisa berjalan dengan baik dan maksimal.
Kepala Sekolah SMPN I Cugenang, Drs. H. Kartono Sukanda, M.Pd didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas A. Haris Rachman, S.Pd mengatakan, pihaknya saat ini terus mengupayakan agar visi sekolah yakni menjadikan insan berakhlakul karimah, berdaya saing, berprestasi, berbudaya dan berwawasan lingkungan untuk menuju sekolah bertaraf nasional bisa tercapai.
Salah satu indikator untuk meweujudkan visi tersebut diantaranya terwujudnya peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan pengembangan kurikulum Sumber Daya Manusia (SDM) dan proses pembelajaran.
"Saat ini jamanya tekhnologi yang tentunya berdampak positif bagi perkembangan pendidikan. Akses informasi dengan cepat mudah didapat, tidak lagi harus menunggu waktu lama. Maka dari itu kami saat ini tengah meningkatkan SDM bagi para guru terutama dalam penguasaan tekhnologi. Nantinya proses belajar mengajar itu tidak lagi menggunakan papan tulis, melainkan sudah menggunakan infocus untuk mempermudah belajar bagi para siswa," kata Kartono.
Dikatakan mantan Kepala Sekolah SMPN I Cipanas ini, meski sekolah yang dipimpinnya bukan berada di wilayah perkotaan, bukan berarti tidak memiliki daya saing dengan sekolah lainya. Berkat perjuangan dari semua pihak, para guru, para staf tata usaha dan para orang tua, SMPN I Cigenang bisa menunjukkan jati dirinya sebagai salah satu sekolah yang berpresatasi diberbagai bidang.
Sejumlah penghargaan pernah diraihnya sebagai wujud dari prestasi yang berhasil ditorehnya. Sebut saja misalnya sekolah berwawasan lingkungan. SMPN I Cugenang berhasil menjadi salah satu wakil Kabupaten Cianjur untuk mengikuti pemilihan Sekolah Berwawasan Lingkungan berprestasi kelompok SMP yang diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Umum (BPPTKPU) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Dibidang seni, SMPN I Cugenang juga memiliki segudang prestasi yang patut untuk dipertahankan dan ditingkat. Tidak berlebihan jika dengan sendirinya sekolah yang berada di kaki gunung Gede Pangrango itu disebut sebagai salah satu sekolah yang tetap konsisten menanamkan kepada para siswanya untuk belajar seni baik tradisional maupun modern. Salah satu prestasi yang ditorehkan baru-baru ini dibidang seni adalah keluar sebagai Juara Umum dalam acara Festival dan Lomba Seni siswa SMP tingkat Sub Rayon 03 Cianjur.
Saat menjadi juara umum pada acara Festival dan Lomba Seni siswa SMP tingkat Sub Rayon 03 Cianjur itu diantaranya juara ke 2 Story Telling atas nama Siti Sarah, Juara ke 1 Seni Lukis atas nama Ugi Prayoga, Juara ke 3 Cipta Lagu, Juara ke 1 Cipta Puisi atas nama Dewi Jullyana D, Juara ke 2 Seni Kriya atas nama Cepi Sulasman, Juara ke 1 Vokal Grup, Juara ke 3 Desain Motif Batik atas nama Masnoneh dan Juara 1 Kretaivitas Seni Tari.
"Kami ingin sekolah kami unggul disegala bidang. Anggapan sekolah di kampung tidak bisa berprestasi itu tidaklah benar, kami ingin membuktikan itu dengan memberikan prestasi yang terbaik. Tidak hanya dibidang akademisi, tapi juga dibidang ekstra kurikuler. Saat ini sedikitnya ada 18 jenis kegiatan ekstra kuriluler yang ada dan mendapatkan sambutan dari para siswa," tegasnya.
Salah satu ekstra kurikuler yang diharapkan bisa membawa nama harum sekolah adalah tentang Jurnalistik. Antusias siswa yang ikut ekstra kurikuler dibidang Jurnalistik cukup tinggi. "Saya ingin dari SMPN I Cugenang ini lahir jurnalis-jurnalis yang handal yang bisa membawa nama harum sekolah. Semua itu tidak menutup kemungkinan bisa terwujud, bila ada kemauan disitu pasti ada jalan, the were is a will to do is difficult," tegasnya.
Tentunya untuk mewujudkan itu semua perlu dukungan dari semua pihak. Tanpa adanya dukungan, niat itu tidak akan terwujud. "Apa yang kita raih ini merupakan kerja keras semua pihak, itu patut diberikan apresiasi. Mudah-mudahan kedepan kami walau sekolah di kampung tapi bisa berpretasi tidak hanya ditingkat kabupaten, provinsi, nasional mungkin saja sampai mendunia," harapnya (KC-02)**.
==============================
SMPN I Cugenang berdiri diatas lahan seluas 10.000 meter persegi itu termasuk salah satu sekolah tertua di wilayah Kecamatan Cugenang. Sekolah tersebut berdiri pada tahun 1979 silam, dan hingga saat ini tercatat miliki siswa-siswi sebanyak 1.318 siswa-siswi yang berada di 32 rombongan belajar (rombel). Dengan dukungan sedikitnya 49 tenaga guru dan 21 staf tata usaha, proses belajar mengajar tentu bisa berjalan dengan baik dan maksimal.
Kepala Sekolah SMPN I Cugenang, Drs. H. Kartono Sukanda, M.Pd didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas A. Haris Rachman, S.Pd mengatakan, pihaknya saat ini terus mengupayakan agar visi sekolah yakni menjadikan insan berakhlakul karimah, berdaya saing, berprestasi, berbudaya dan berwawasan lingkungan untuk menuju sekolah bertaraf nasional bisa tercapai.
Salah satu indikator untuk meweujudkan visi tersebut diantaranya terwujudnya peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan pengembangan kurikulum Sumber Daya Manusia (SDM) dan proses pembelajaran.
"Saat ini jamanya tekhnologi yang tentunya berdampak positif bagi perkembangan pendidikan. Akses informasi dengan cepat mudah didapat, tidak lagi harus menunggu waktu lama. Maka dari itu kami saat ini tengah meningkatkan SDM bagi para guru terutama dalam penguasaan tekhnologi. Nantinya proses belajar mengajar itu tidak lagi menggunakan papan tulis, melainkan sudah menggunakan infocus untuk mempermudah belajar bagi para siswa," kata Kartono.
Dikatakan mantan Kepala Sekolah SMPN I Cipanas ini, meski sekolah yang dipimpinnya bukan berada di wilayah perkotaan, bukan berarti tidak memiliki daya saing dengan sekolah lainya. Berkat perjuangan dari semua pihak, para guru, para staf tata usaha dan para orang tua, SMPN I Cigenang bisa menunjukkan jati dirinya sebagai salah satu sekolah yang berpresatasi diberbagai bidang.
Sejumlah penghargaan pernah diraihnya sebagai wujud dari prestasi yang berhasil ditorehnya. Sebut saja misalnya sekolah berwawasan lingkungan. SMPN I Cugenang berhasil menjadi salah satu wakil Kabupaten Cianjur untuk mengikuti pemilihan Sekolah Berwawasan Lingkungan berprestasi kelompok SMP yang diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Umum (BPPTKPU) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Dibidang seni, SMPN I Cugenang juga memiliki segudang prestasi yang patut untuk dipertahankan dan ditingkat. Tidak berlebihan jika dengan sendirinya sekolah yang berada di kaki gunung Gede Pangrango itu disebut sebagai salah satu sekolah yang tetap konsisten menanamkan kepada para siswanya untuk belajar seni baik tradisional maupun modern. Salah satu prestasi yang ditorehkan baru-baru ini dibidang seni adalah keluar sebagai Juara Umum dalam acara Festival dan Lomba Seni siswa SMP tingkat Sub Rayon 03 Cianjur.
Saat menjadi juara umum pada acara Festival dan Lomba Seni siswa SMP tingkat Sub Rayon 03 Cianjur itu diantaranya juara ke 2 Story Telling atas nama Siti Sarah, Juara ke 1 Seni Lukis atas nama Ugi Prayoga, Juara ke 3 Cipta Lagu, Juara ke 1 Cipta Puisi atas nama Dewi Jullyana D, Juara ke 2 Seni Kriya atas nama Cepi Sulasman, Juara ke 1 Vokal Grup, Juara ke 3 Desain Motif Batik atas nama Masnoneh dan Juara 1 Kretaivitas Seni Tari.
"Kami ingin sekolah kami unggul disegala bidang. Anggapan sekolah di kampung tidak bisa berprestasi itu tidaklah benar, kami ingin membuktikan itu dengan memberikan prestasi yang terbaik. Tidak hanya dibidang akademisi, tapi juga dibidang ekstra kurikuler. Saat ini sedikitnya ada 18 jenis kegiatan ekstra kuriluler yang ada dan mendapatkan sambutan dari para siswa," tegasnya.
Salah satu ekstra kurikuler yang diharapkan bisa membawa nama harum sekolah adalah tentang Jurnalistik. Antusias siswa yang ikut ekstra kurikuler dibidang Jurnalistik cukup tinggi. "Saya ingin dari SMPN I Cugenang ini lahir jurnalis-jurnalis yang handal yang bisa membawa nama harum sekolah. Semua itu tidak menutup kemungkinan bisa terwujud, bila ada kemauan disitu pasti ada jalan, the were is a will to do is difficult," tegasnya.
Tentunya untuk mewujudkan itu semua perlu dukungan dari semua pihak. Tanpa adanya dukungan, niat itu tidak akan terwujud. "Apa yang kita raih ini merupakan kerja keras semua pihak, itu patut diberikan apresiasi. Mudah-mudahan kedepan kami walau sekolah di kampung tapi bisa berpretasi tidak hanya ditingkat kabupaten, provinsi, nasional mungkin saja sampai mendunia," harapnya (KC-02)**.
==============================
Drs. H. Kartono Sukanda, M.Pd Ingin Wujudkan Pembelajaran Yang Efektif Melalui Tekhnologi
PERKEMBANGAN Informasi Tekhnologi (IT) saat ini sudah kian pesatnya merambah ke berbagai kalangan masyarakat. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak yang baru duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) bahkan Taman Kanak-Kanak (TK) saja sudah mengenal IT. Perkembangan IT inilah yang harus disikapi oleh para pendidik agar bisa bermanfaat untuk kegiatan belajar mengajar.
Saya mempunyai keinginan dengan IT proses belajar mengajar bisa dilaksanakan dengan cara lebih mudah, efesien dan tentunya membuahkan hasil yang jauh lebih maksimal. Tentunya untuk mewujudkan itu semua tidaklah mudah. Selama ini kita sudah terbiasa dalam melaksanakan proses belajar mengajar itu menggunakan sarana white/black board, spidol dan kapur. Para siswa tertuju pandangannya kepada white/black board yang kita memberikan materi pelajaran.
Kebiasaan yang sudah menahun bahkan mendarah daging ini tiba-tiba akan kita hilangkan begitu saja, tentu tidaklah mudah. Tapi itu merupakan sebuah tantangan yang harus berani dilakukan. Saya ingin secara bertahap melakukan hal itu dengan menyiapkan sarana dan prasarana serta sumber daya manusianya. Dari segi sarana kita sudah memiliki infocus, ruang dan komputer, serta beberapa barang elekronik lainya sebagi penunjang.
Untuk sumber daya manusia, patut saya akui bahwa belum semua guru yang mengajar di sekolah memiliki kemampuan IT. Untuk itu saya terus berupaya bagaimana semua guru di sekolah itu menguasai IT. Secara bertahap pendidikan IT kepada guru sudah dilakukan. Dua orang tenaga ahli sudah kami siapkan untuk memberikan pelatihan kepada para guru. Nantinya guru yang terbiasa mengajar dengan menulis dipapan tulis, bisa menggunakan laptop dan infocus sebagai sarananya.
Penguasan IT banyak sekali manfaatnya bagi perkembangan pendidikan. Para guru dan murid bisa lebih mudah untuk mendapatkan bahan ajar yang dibutuhkan. Tidak hanya kita mengandalkan buku yang sudah baku dan menjadi standar kurikulum, referensi lainya bisa dilakukan dengan memanfaatkan IT. Kalau dulu orang mau mencari referensi atau data dukungan lainya harus mencari buku. Saat ini bisa lebih cepat dengan hanya melakukan searching di internet.
Maka dari itu saya berkeinginan, selain para guru dan staf tata usaha wajib menguasai IT, sarana lainya yang menunjang akan terus kami upayakan untuk dilengkapi. Saya ingin selain sekolah ini meninonjol dibidang seni, olahraga, bidang IT juga menjadi pilihan lain. Saya ingin sekolah yang saya pimpin ini memiliki jaringan internet yang bisa diakses dilingkungan sekolah baik oleh para guru, staf tata usaha, tapi juga oleh para siswa dan masyarakat yang berkunjung ke sekolah.
Untuk mewujudkan itu semua tidak bisa saya lakukan sendiri, tapi harus mendapatkan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan sekolah berbasis IT ini bisa terwujud. Kita sebagai manusia hanya bisa berupaya, berusaha dan berdoa'a. Hanya Allah SWT akhirnya yang memiliki kuasa segalanya (KC-02)**.
PERKEMBANGAN Informasi Tekhnologi (IT) saat ini sudah kian pesatnya merambah ke berbagai kalangan masyarakat. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak yang baru duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) bahkan Taman Kanak-Kanak (TK) saja sudah mengenal IT. Perkembangan IT inilah yang harus disikapi oleh para pendidik agar bisa bermanfaat untuk kegiatan belajar mengajar.
Saya mempunyai keinginan dengan IT proses belajar mengajar bisa dilaksanakan dengan cara lebih mudah, efesien dan tentunya membuahkan hasil yang jauh lebih maksimal. Tentunya untuk mewujudkan itu semua tidaklah mudah. Selama ini kita sudah terbiasa dalam melaksanakan proses belajar mengajar itu menggunakan sarana white/black board, spidol dan kapur. Para siswa tertuju pandangannya kepada white/black board yang kita memberikan materi pelajaran.
Kebiasaan yang sudah menahun bahkan mendarah daging ini tiba-tiba akan kita hilangkan begitu saja, tentu tidaklah mudah. Tapi itu merupakan sebuah tantangan yang harus berani dilakukan. Saya ingin secara bertahap melakukan hal itu dengan menyiapkan sarana dan prasarana serta sumber daya manusianya. Dari segi sarana kita sudah memiliki infocus, ruang dan komputer, serta beberapa barang elekronik lainya sebagi penunjang.
Untuk sumber daya manusia, patut saya akui bahwa belum semua guru yang mengajar di sekolah memiliki kemampuan IT. Untuk itu saya terus berupaya bagaimana semua guru di sekolah itu menguasai IT. Secara bertahap pendidikan IT kepada guru sudah dilakukan. Dua orang tenaga ahli sudah kami siapkan untuk memberikan pelatihan kepada para guru. Nantinya guru yang terbiasa mengajar dengan menulis dipapan tulis, bisa menggunakan laptop dan infocus sebagai sarananya.
Penguasan IT banyak sekali manfaatnya bagi perkembangan pendidikan. Para guru dan murid bisa lebih mudah untuk mendapatkan bahan ajar yang dibutuhkan. Tidak hanya kita mengandalkan buku yang sudah baku dan menjadi standar kurikulum, referensi lainya bisa dilakukan dengan memanfaatkan IT. Kalau dulu orang mau mencari referensi atau data dukungan lainya harus mencari buku. Saat ini bisa lebih cepat dengan hanya melakukan searching di internet.
Maka dari itu saya berkeinginan, selain para guru dan staf tata usaha wajib menguasai IT, sarana lainya yang menunjang akan terus kami upayakan untuk dilengkapi. Saya ingin selain sekolah ini meninonjol dibidang seni, olahraga, bidang IT juga menjadi pilihan lain. Saya ingin sekolah yang saya pimpin ini memiliki jaringan internet yang bisa diakses dilingkungan sekolah baik oleh para guru, staf tata usaha, tapi juga oleh para siswa dan masyarakat yang berkunjung ke sekolah.
Untuk mewujudkan itu semua tidak bisa saya lakukan sendiri, tapi harus mendapatkan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan sekolah berbasis IT ini bisa terwujud. Kita sebagai manusia hanya bisa berupaya, berusaha dan berdoa'a. Hanya Allah SWT akhirnya yang memiliki kuasa segalanya (KC-02)**.
Siti Sri Rahayu Kelas IX SMPN I Cugenang
Bisa Mendongeng Saat Ikut Eskul Teater
BANYAK talenta berbakat yang ada di SMPN I Cugenang, Kabupaten Cianjur. Salah satunya adalah Siti Sri Rahayu. Siswi kelas IX ini menjadi salah satu dari sekian banyak siswi di SMPN I Cugenang yang memiliki talenta atau bakat yang membanggakan. Tentunya dari talenta itulah hingga membawanya bisa berprestasi.
Selain berprestasi dibidang akademik, anak pertama dari dua saudara pasangan suami istri (Pasutri) Dahlan Komara (45) dan Iis Siti Sarah (36) ini pernah menjadi finalis mendongeng (story telling) berbahasa sunda tingkat Jawa Barat. Apa yang diraihnya tersebut ternyata tidak lepas dari dorongan dan dukungan dari kedua orang tuanya. Menurut remaja yang memiliki hobi menyanyi itu, dukungan orang tuanya membuat pensemangat untuk terus berlatih dan berlatih.
"Kalau tidak ada dukungan dari orang tua, mungkin saya tidak akan bisa seperti ini. Orang tuaku pokoknya the best is the best lah. Beliau telah memberikan dorongan dan dukungan setiap apa yang aku mau, termasuk saat aku ingin menjadi pendongeng yang awalnya baginy aterasa aneh, tapi setelah aku jelaskan alhamdulillah mereka mengerti dan memberikan dukungan," kata remaja yang bercita-cita ingin menjadi guru tersebut.
Dalam story telling atau mendongeng yang menghantarkan masuk finalis ditingkat Jawa Barat itu, remaja yang juga menyabet juara pertama vokal grup tingkat sub rayon 03 Kabupaten Cianjur itu ia mendongeng tentang Sasakala Kota Cianjur (asal usul kota Cianjur). Dalam dongengnya itu digambarkan bahwa ada sebuah keluarga yang hidup dengan sifat pemarah, sombong. Keluarga tersebut memiliki seorang anak yang baik hati berbeda dengan orang tuanya.
Pada suatu hari ada seorang nenek-nenek yang datang pada keluarga tersebut meminta sedekah. Namun bukanya dikasih, tapi nenek itu malah dihardik dan di caci maki serta dihina habis-habisan. Alhasil nenek yang konon penjelmaan dari malaikat itu mengutuk kota Cianjur jadi banjir. Tidak berapa lama terjadilah banjir besar dan menenggelamkan keluarga yang kikir itu kecuali anaknya yang baik hati.
"Inti dari cerita dongengku itu tidak lain bahwa dalam hidup ini sebagai manusia dan makhluk sosial harus bisa saling membantu satu sama lainya bila ada kesulitan. Selain itu sebagai manusia kita tidak boleh sombong apalagi kikir, harus selalu berbuat baik kepada sesama," kata remaja yang mengaku mengasah bakat mendongengnya itu dari ikutan eskul teater di sekolahnya dan atas bimbingan ibu Cucu guru Bahasa Indonesianya (KC-02)**.
Bisa Mendongeng Saat Ikut Eskul Teater
BANYAK talenta berbakat yang ada di SMPN I Cugenang, Kabupaten Cianjur. Salah satunya adalah Siti Sri Rahayu. Siswi kelas IX ini menjadi salah satu dari sekian banyak siswi di SMPN I Cugenang yang memiliki talenta atau bakat yang membanggakan. Tentunya dari talenta itulah hingga membawanya bisa berprestasi.
Selain berprestasi dibidang akademik, anak pertama dari dua saudara pasangan suami istri (Pasutri) Dahlan Komara (45) dan Iis Siti Sarah (36) ini pernah menjadi finalis mendongeng (story telling) berbahasa sunda tingkat Jawa Barat. Apa yang diraihnya tersebut ternyata tidak lepas dari dorongan dan dukungan dari kedua orang tuanya. Menurut remaja yang memiliki hobi menyanyi itu, dukungan orang tuanya membuat pensemangat untuk terus berlatih dan berlatih.
"Kalau tidak ada dukungan dari orang tua, mungkin saya tidak akan bisa seperti ini. Orang tuaku pokoknya the best is the best lah. Beliau telah memberikan dorongan dan dukungan setiap apa yang aku mau, termasuk saat aku ingin menjadi pendongeng yang awalnya baginy aterasa aneh, tapi setelah aku jelaskan alhamdulillah mereka mengerti dan memberikan dukungan," kata remaja yang bercita-cita ingin menjadi guru tersebut.
Dalam story telling atau mendongeng yang menghantarkan masuk finalis ditingkat Jawa Barat itu, remaja yang juga menyabet juara pertama vokal grup tingkat sub rayon 03 Kabupaten Cianjur itu ia mendongeng tentang Sasakala Kota Cianjur (asal usul kota Cianjur). Dalam dongengnya itu digambarkan bahwa ada sebuah keluarga yang hidup dengan sifat pemarah, sombong. Keluarga tersebut memiliki seorang anak yang baik hati berbeda dengan orang tuanya.
Pada suatu hari ada seorang nenek-nenek yang datang pada keluarga tersebut meminta sedekah. Namun bukanya dikasih, tapi nenek itu malah dihardik dan di caci maki serta dihina habis-habisan. Alhasil nenek yang konon penjelmaan dari malaikat itu mengutuk kota Cianjur jadi banjir. Tidak berapa lama terjadilah banjir besar dan menenggelamkan keluarga yang kikir itu kecuali anaknya yang baik hati.
"Inti dari cerita dongengku itu tidak lain bahwa dalam hidup ini sebagai manusia dan makhluk sosial harus bisa saling membantu satu sama lainya bila ada kesulitan. Selain itu sebagai manusia kita tidak boleh sombong apalagi kikir, harus selalu berbuat baik kepada sesama," kata remaja yang mengaku mengasah bakat mendongengnya itu dari ikutan eskul teater di sekolahnya dan atas bimbingan ibu Cucu guru Bahasa Indonesianya (KC-02)**.
Ninda Meiditia Putri kelas IX SMPN I Cugenang
Inginkan Sarana Olahraga Dilengkapi
Inginkan Sarana Olahraga Dilengkapi
SEBAGAI salah satu siswi di SMPN I Cugenang, banyak harapan yang diinginkan agar sekolah lebih maju dan berkembang. Tidak hanya dibidang akademik saja, tapi sarana dan prasarana harus juga dilengkapi. Karena kalau tidak, kegiatan belajar mengajar disekolah tentunya tidak akan bisa berjalan dengan maksimal akibat keterbatasan sarana dan prasarana yang ada. Meski secara umum sarana dan prasarana di sekolah sudah memadai, tapi masih perlu ada peningkatan.
"Saya ingin sekali sekolah saya itu memiliki WC atau toilet yang memadai. Karena saat ini sepertinya masih sangat jauh dari idial. Tidak hanya itu saya juga ingin sarana olahraga dilengkapi. Karena sarana yang ada masih sangat minim. Kalau seandainya sekolah memiliki gedung serbaguna, saya yakin seluruh kegiatan olahraga yang ada bisa dilakukan dan bisa berjalan dengan maksimal. Sebagai salah satu siswi saya memimpikan itu, mudah-mudahan didengar oleh pihak sekolah," harap remaja yang bercita-cita ingin menjadi bidan (KC-02)**.
Della Nurseptiani siswi Kelas IX SMPN I Cugenang
Keamanan Sekolah Harus Ditingkatkan
TIGA kali kemalingan sudah seharusnya menjadi pelajaran sangat berharga bagi sekolah. Apalagi barang-barang yang diambil oleh orang yang tidak bertanggungjawab merupakan barang atau aset sekolah yang sangat dibutuhkan keberadaannya bagi para siswa. Secara tidak langsung hal itu sangat mengganggu kegiatan siswa salah satunya untuk praktek kegiatan belajar.
"Hilangnya sejumlah komputer disekolah hingga tiga kali sudah selayaknya menjadi perhatian sekolah. Faktor keamanan sudah seharusnya menjadi prioritas yang perlu ditingkatkan. Jangan sampai kehilangan itu menjadi biasa, tapi harus menjadi luar biasa. Saya berharap pihak sekolah bisa meningkatkan keamanan semaksimal mungkin agar tidak lagi terjadi pencurian yang berdampak pada terganggunya kegiatan belajar para siswa," kata remaja yang menyukai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) itu (KC-02)**.
Keamanan Sekolah Harus Ditingkatkan
TIGA kali kemalingan sudah seharusnya menjadi pelajaran sangat berharga bagi sekolah. Apalagi barang-barang yang diambil oleh orang yang tidak bertanggungjawab merupakan barang atau aset sekolah yang sangat dibutuhkan keberadaannya bagi para siswa. Secara tidak langsung hal itu sangat mengganggu kegiatan siswa salah satunya untuk praktek kegiatan belajar.
"Hilangnya sejumlah komputer disekolah hingga tiga kali sudah selayaknya menjadi perhatian sekolah. Faktor keamanan sudah seharusnya menjadi prioritas yang perlu ditingkatkan. Jangan sampai kehilangan itu menjadi biasa, tapi harus menjadi luar biasa. Saya berharap pihak sekolah bisa meningkatkan keamanan semaksimal mungkin agar tidak lagi terjadi pencurian yang berdampak pada terganggunya kegiatan belajar para siswa," kata remaja yang menyukai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) itu (KC-02)**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.