Nandang Kosasih |
CIANJUR, (KC).- Tar, oknum guru olahraga yang disebut-sebut menerima
sejumlah dana dalam membantu mengurus kenaikan golongan dari IV-A ke
IV-B dari para guru di Tasikmalaya dan Cianjur membantah semua tuduhan
yang dialamatkan padanya. Tar mengaku hanya secara kebetulan mengenal
orang di Kementerian Pendidikan yang menangani masalah kenaikan pangkat.
Hal itu terungkap dari hasil klarifikasi yang dilakukan oleh Kapusbindik Cabang Dinas Pendidikan Kec. Cianjur Nandang Kosasih terhadap Tar. Dalam klarifikasi yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang ditandatangani oleh Tar menyebutkan bahwa pemberitaan mengenai dirinya dalam media semuanya tidak benar.
"Salah satu point yang tidak diakui oleh Tar diantaranya mengenai jumlah alokasi dana yang diterimanya sekitar Rp 1,2 miliar dari 200 guru di Tasikmalaya untuk mengurus biaya kenaikan golongan, menurut Tar pemberitaan itu tidak benar. Dia mengaku tidak pernah menerima dana untuk biaya mengurus kenaikan golongan," kata Nandang saat ditemui Kamis (21/3/2013).
Dikatakan Nandang, Tar mengaku dia tidak pernah mengurus para guru untuk naik golongan. Dia hanya mengantar salah seorang guru untuk mengurus pemberkasan administrasi saja. "Tar mengaku tidak pernah menerima penyerahan berkas, tapi dia mengaku mengantar seorang guru untuk mengurus proses pengajuan kenaikan golongan itu," tegas Nandang.
Tar tidak menampik kalau dirinya pernah membantu mengurus proses kenaikan golongan seorang guru di Tasikmalaya bernama Endang Nugraha yang juga menjabat Kepsek di salah satu SDN di Kec. Purbaratu, Tasikmalaya. Diakui Tar, proses sampai yang bersangkutan naik pangkat memakan waktu selama dua tahun.
"Dari situlah rupanya ada beberapa rekan dan sudara pak Endang yang tertarik dan meminta bantuan. Hanya saja berdasarkan pengakuan Tar, dia hanya sebatas mengantar pak Endang, mengurus kepada pihak terkait sesuai dengan pengalaman dan prosedur. Tar juga membantah mengkoordinir guru Tasiknalaya dan tidak membuat berkas usulan. Dia hanya mengantarkan saja itupun sebanyak18 orang yang pegang berkas pak Endang," jelasnya.
Selain melakukan klarifikasi, Kapusbindik juga mendengar penuturan langsung Endang Nugraha yang mengaku pernah dibantu mengurus kenaikan golongan dan berhasil. Dalam keterangannya Endang juga membantah kalau terjadi keresahan para guru di Tasikmalaya. Endang menjelaskan kalau kondisi para guru yang mengurus kenaikan pangkat tidak ada masalah. Endang juga membantah kalau menerima sejumlah dana dari para guru.
"Saya hanya melakukan klarifikasi saja dan tidak memiliki kewenangan untuk menilai apakah pengakuan mereka itu benar atau salah. Yang jelas hasil klarifikasi itu semuanya kami tuangkan dalam BAP dan ditandatangani oleh yang bersangkutan. Berkas itu semua juga sudah kami sampaikan kepada pimpinan untuk ditindak lanjuti. Mengenai Tar saya juga tegaskan kepada yang bersangkutan agar tidak meninggalkan kewajibannya sebagai guru," katanya.
Nandang mengakui, dampak pemberitaan mengenai Tar yang belakangan gencar terjadi berdampak pada psikologis yang bersangkutan. "Kalau berdampak itu jelas, sudah saya tegaskan agar Tar mengajar seperti biasa, karena itu tugas utamanya," katanya.
Hal itu juga diakui oleh Kepala Sekolah SDN Sayang Semper Emi Suryani dimana Tar menjadi guru olahraga disekolah tersebut. Tar masih tetap menjalankan aktivitasnya sebagai guru, hanya saja yang bersangkutan lebih cepat pulang kerumah bila jam mengajarnya sudah selesai. "Memang sedikit banyak berdampak, guru kami itu lebih banyak menghindar bila ada orang yang tidak dikenal ingin menemuinya. Saya tegaskan bahwa dia tidak pernah melalaikan tugasnya sebagai guru setelah ramai pemberitaan tentang dirinya (KC-02)**.
Hal itu terungkap dari hasil klarifikasi yang dilakukan oleh Kapusbindik Cabang Dinas Pendidikan Kec. Cianjur Nandang Kosasih terhadap Tar. Dalam klarifikasi yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang ditandatangani oleh Tar menyebutkan bahwa pemberitaan mengenai dirinya dalam media semuanya tidak benar.
"Salah satu point yang tidak diakui oleh Tar diantaranya mengenai jumlah alokasi dana yang diterimanya sekitar Rp 1,2 miliar dari 200 guru di Tasikmalaya untuk mengurus biaya kenaikan golongan, menurut Tar pemberitaan itu tidak benar. Dia mengaku tidak pernah menerima dana untuk biaya mengurus kenaikan golongan," kata Nandang saat ditemui Kamis (21/3/2013).
Dikatakan Nandang, Tar mengaku dia tidak pernah mengurus para guru untuk naik golongan. Dia hanya mengantar salah seorang guru untuk mengurus pemberkasan administrasi saja. "Tar mengaku tidak pernah menerima penyerahan berkas, tapi dia mengaku mengantar seorang guru untuk mengurus proses pengajuan kenaikan golongan itu," tegas Nandang.
Tar tidak menampik kalau dirinya pernah membantu mengurus proses kenaikan golongan seorang guru di Tasikmalaya bernama Endang Nugraha yang juga menjabat Kepsek di salah satu SDN di Kec. Purbaratu, Tasikmalaya. Diakui Tar, proses sampai yang bersangkutan naik pangkat memakan waktu selama dua tahun.
"Dari situlah rupanya ada beberapa rekan dan sudara pak Endang yang tertarik dan meminta bantuan. Hanya saja berdasarkan pengakuan Tar, dia hanya sebatas mengantar pak Endang, mengurus kepada pihak terkait sesuai dengan pengalaman dan prosedur. Tar juga membantah mengkoordinir guru Tasiknalaya dan tidak membuat berkas usulan. Dia hanya mengantarkan saja itupun sebanyak18 orang yang pegang berkas pak Endang," jelasnya.
Selain melakukan klarifikasi, Kapusbindik juga mendengar penuturan langsung Endang Nugraha yang mengaku pernah dibantu mengurus kenaikan golongan dan berhasil. Dalam keterangannya Endang juga membantah kalau terjadi keresahan para guru di Tasikmalaya. Endang menjelaskan kalau kondisi para guru yang mengurus kenaikan pangkat tidak ada masalah. Endang juga membantah kalau menerima sejumlah dana dari para guru.
"Saya hanya melakukan klarifikasi saja dan tidak memiliki kewenangan untuk menilai apakah pengakuan mereka itu benar atau salah. Yang jelas hasil klarifikasi itu semuanya kami tuangkan dalam BAP dan ditandatangani oleh yang bersangkutan. Berkas itu semua juga sudah kami sampaikan kepada pimpinan untuk ditindak lanjuti. Mengenai Tar saya juga tegaskan kepada yang bersangkutan agar tidak meninggalkan kewajibannya sebagai guru," katanya.
Nandang mengakui, dampak pemberitaan mengenai Tar yang belakangan gencar terjadi berdampak pada psikologis yang bersangkutan. "Kalau berdampak itu jelas, sudah saya tegaskan agar Tar mengajar seperti biasa, karena itu tugas utamanya," katanya.
Hal itu juga diakui oleh Kepala Sekolah SDN Sayang Semper Emi Suryani dimana Tar menjadi guru olahraga disekolah tersebut. Tar masih tetap menjalankan aktivitasnya sebagai guru, hanya saja yang bersangkutan lebih cepat pulang kerumah bila jam mengajarnya sudah selesai. "Memang sedikit banyak berdampak, guru kami itu lebih banyak menghindar bila ada orang yang tidak dikenal ingin menemuinya. Saya tegaskan bahwa dia tidak pernah melalaikan tugasnya sebagai guru setelah ramai pemberitaan tentang dirinya (KC-02)**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.