ilustrasi |
CIANJUR, (KC).- Akibat cuaca buruk, ratusan nelayan dipesisir Jayanti, Kec. Cidaun, Kab. Cianjur dalam sepekan terakhir lebih memilih tidak melaut. Mereka kawatir jika dipaksakan melaut, keselamatan akan terancam akibat gelombang tinggi yang mencapai hingga 10 meter.
"Kami para nelayan lebih memilih menunggu sampai gelombang kembali normal. Saat ini gelombang sangat tinggi, sampai-sampai air lautnya masuk ke bibir pantai. Ini sangat berbahaya jika dipaksakan melaut,a' kata Aang seorang nelayan.
Tingginya gelombang laut tersebut kata Aaang, sudah terjadi dalam sepekan terakir. "Terpaksa para nelayan untuk sementara alih pekerjaan. Ada yang menjadi tukang ojeg, ada juga yang berjualan," katanya.
Kondisi naiknya gelombang laut sebenarnya sudah sering kali terjadi. Hal inilah yang membuat para nelayan harus pandai-pandai mensiasati dengan mencari penghasilan lain. Apalagi diperkirakan kondisi naiknya gelombang laut akan terjadi sampai pertengahan bulan Mei mendatang.
"Perlu usaha lain, kami berharap kondisi yang menimpa para nelayan ini mendapatkan perhatian dari pemerintah. Intinya kami semua memerlukan bantuan modal untuk usaha lain setiap kali terjadi cuaca buruk seperti ini, karena kami tidak melaut dan perlu usaha lain untukmemenuhi kebutuhan," harapnya.
Sementara itu, akibat banyaknya nelayan yang tidak melaut menyebabkan pasokan ikan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menyusut hingga 70%. Sejumlah pedagang ikan pun terpaksa menjual stok yang ada.
"Ini sangat berpengaruh, menyusutnya sangat drastis, kalaupun ada paling ikan-ikan kecil, kalau yang besar sekarang nyaris tidak ada karena nelayannya sendiri banyak yang tidak melaut," kta Efendi seorang pedagang ikan.
Berdasarkan informasi, cuaca buruk di wilayah CIdaun khusunya di perairan Jayanti masih berlangsung. Derasnya ombak di perairan tersebut cukup tinggi, hingga mencapai 10 meter. Bahkan, tidak sedikit pula, perahu nelayan yang lebih memilih diparkirkan di dermaga, menunggu kondisi cuaca mulai normal (KC-02)**.
"Kami para nelayan lebih memilih menunggu sampai gelombang kembali normal. Saat ini gelombang sangat tinggi, sampai-sampai air lautnya masuk ke bibir pantai. Ini sangat berbahaya jika dipaksakan melaut,a' kata Aang seorang nelayan.
Tingginya gelombang laut tersebut kata Aaang, sudah terjadi dalam sepekan terakir. "Terpaksa para nelayan untuk sementara alih pekerjaan. Ada yang menjadi tukang ojeg, ada juga yang berjualan," katanya.
Kondisi naiknya gelombang laut sebenarnya sudah sering kali terjadi. Hal inilah yang membuat para nelayan harus pandai-pandai mensiasati dengan mencari penghasilan lain. Apalagi diperkirakan kondisi naiknya gelombang laut akan terjadi sampai pertengahan bulan Mei mendatang.
"Perlu usaha lain, kami berharap kondisi yang menimpa para nelayan ini mendapatkan perhatian dari pemerintah. Intinya kami semua memerlukan bantuan modal untuk usaha lain setiap kali terjadi cuaca buruk seperti ini, karena kami tidak melaut dan perlu usaha lain untukmemenuhi kebutuhan," harapnya.
Sementara itu, akibat banyaknya nelayan yang tidak melaut menyebabkan pasokan ikan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menyusut hingga 70%. Sejumlah pedagang ikan pun terpaksa menjual stok yang ada.
"Ini sangat berpengaruh, menyusutnya sangat drastis, kalaupun ada paling ikan-ikan kecil, kalau yang besar sekarang nyaris tidak ada karena nelayannya sendiri banyak yang tidak melaut," kta Efendi seorang pedagang ikan.
Berdasarkan informasi, cuaca buruk di wilayah CIdaun khusunya di perairan Jayanti masih berlangsung. Derasnya ombak di perairan tersebut cukup tinggi, hingga mencapai 10 meter. Bahkan, tidak sedikit pula, perahu nelayan yang lebih memilih diparkirkan di dermaga, menunggu kondisi cuaca mulai normal (KC-02)**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.