CIANJUR, (KC).- Akibat minimnya jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) di wilayah Kabupaten Cianjur, banyak penyandang tidak terekspos dan fasilitas penunjang akselerasi kelompok berkebutuhan khusus tidak bisa mendapatkan fasilitas.
Seorang Pembina SLB di Kab. Cianjur, Erin Riani menyebutkan, saat ini jumlah SLB di seluruh wilayah Kab. Cianjur hanya delapan unit. Padahal idealnya di satu kecamatan terdapat satu sekolah sebagaimana yang terjadi dibeberapa kota/kabupaten lain.
"Kondisi itu menyebabkan ada sebagian anak-anak yang berkebutuhan khusus ini tidak mendapatkan pendidikan karena sekolah tidak bisa menampungnya," tutur Erin.
Padahal, terang dia, banyak potensi yang dimiliki oleh anak-anak berkebutuhan khusus di Cianjur ini terutama di bidang keterampilan dan olahraga. Bahkan, sebagian di antaranya mampu menorehkan prestasi di ajang Paralimpic tingkat asia tenggara.
Selain minim lembaga pendidikan, perhatian pemerintah setempat terhadap kaum difabel itu sendiri juga dirasakan masih minim. Bahkan, sarana atau fasilitas publik khusus untuk kaum difabel yang wajib disediakan oleh pemerintah sebagaimana aturan nyaris tidak ada.
"Padahal pemerintah memiliki kewajiban menyediakan sarana itu. Karena hampir tidak ada, banyak orang-orang yang berkebutuhan khusus di Cianjur mengalami kesulitan untuk berakselerasi dan berkaitivtas," pungkasnya.
Di Kab. Cianjur sendiri, sambung Erin kaum difabel didominasi oleh penyandang tuna grahita. "Namun ada juga yang inklusi dan lainnya," katanya (KC-02/ft)**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.