CIANJUR, (KC).- Puluhan perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur, melakukan aksi unjuk rasa ke Direksi
RSUD Cianjur, Jum'at (17/5/2013). Mereka mempertanyakan kepindahan tiga
perawat ke institusi lain tanpa ada sebab permasalahannya.
Aksi yang dilakukan puluhan perawat IGD RSUD tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap tiga orang perawat yang dipindahkan. Ketiga perawat tersebut adalah Kepala IGD RSUD Sonson Buschori, Perawat Pengawas Dendi Kurniadi, dan Pengawas Perawat Toto Hermawan.
Aksi para perawat tersebut dilakukan secara spontan dan tidak berlangsung lama. Mereka melakukan sekitar pukul 13.00 WIB di depan IGD dan kantor direksi, dengan memasang beberapa bendera kuning, bentuk keprihatinan dan sekaligus berduka atas kepindahan tanpa sebab rekan mereka. Bahkan, akibat aksi para perawat tersebut pelayanan di IGD sempat terganggu lantaran adanya aksi.
"Informasi sangat mendadak, kami baru tadi mengetahui kalau kepala ruangan IGD dipindahkan ke Instansi lain. Tanpa ada sebab apapun, sehingga kami perawat di IGD ingin mempertanyakan ke direksi melalui aksi yang kami lakukan," kata salah seorang perawat IGD RSUD Cianjur, Siti Nurhajar.
Pemindahan terhadap karyawan memang kebijakan direksi. Namun, hal tersebut harus adanya peninjauan terlebih dahulu sebelum mengambil kebijakan. "Ini tidak sebab musabab yang jelas, tiba-tiba dipindahkan begitu saja tanpa ada permasalahan atau sebab yang jelas," katanya.
Bersama perawan lainya, pihaknya meminta pertanggungjawaban ke pihak direksi RSUD Cianjur, dan mempertanyakan permasalahan tersebut. "Apa yang kami lakukan ini merupakan bentuk kepercayaan kepada kepala IGD sekarang, karena dia (Sonson) bagus, dan solidaritas kepada teman-teman juga baik. Pokoknya kami menuntut Pak Sonson tidak dipindahkan dari tempatnya bekerja," tegasnya.
Jika tuntutan para perawat tidak dikabulkan oleh pihak direksi, bersama rekan dan perawat lainnya akan melakukan aksi dan mogok kerja besar-besaran, sampai tuntutannya dikabulkan. "Kalau tidak ada tindakan lebih lanjut, apa boleh buat kita akan mogok kerja besar-besaran,” katanya.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, pemindahan yang dilakukan direksi RSUD Cianjur kepada tiga perawat senior tersebut dikarenakan ketiganya masuk ke dalam Tim Suka Rela (TSR). "Mereka di mutasi tanpa jelas kesalahannya. Tanpa ada proses koreksi dari atasan, tanpa ada kesempatan pembelaan," tegas salah seorang dokter di RSUD Cianjur, yang enggan disebutkan namanya.
Menurut dokter tersebut, kini di RSUD Cianjur, ada orang-orang yang tengah mengawasi perawat ataupun karyawan yang terlihat vokal. "Ada orang yang sengaja melakukan pengawasan. Mereka berusaha menghancurkan tali silaturahmi untuk kepentingan pribadi dan golongan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan RSUD Cianjur, Rudi Rudiyana membenarkan jika tiga orang perawat di RSUD Cianjur dilakukan mutasi. "Memang benar ada mutasi, dan mutasi ini memang mendadak," katanya singkat tanpa mau menyebut alasannya (KC-02/rs)**.
Aksi yang dilakukan puluhan perawat IGD RSUD tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap tiga orang perawat yang dipindahkan. Ketiga perawat tersebut adalah Kepala IGD RSUD Sonson Buschori, Perawat Pengawas Dendi Kurniadi, dan Pengawas Perawat Toto Hermawan.
Aksi para perawat tersebut dilakukan secara spontan dan tidak berlangsung lama. Mereka melakukan sekitar pukul 13.00 WIB di depan IGD dan kantor direksi, dengan memasang beberapa bendera kuning, bentuk keprihatinan dan sekaligus berduka atas kepindahan tanpa sebab rekan mereka. Bahkan, akibat aksi para perawat tersebut pelayanan di IGD sempat terganggu lantaran adanya aksi.
"Informasi sangat mendadak, kami baru tadi mengetahui kalau kepala ruangan IGD dipindahkan ke Instansi lain. Tanpa ada sebab apapun, sehingga kami perawat di IGD ingin mempertanyakan ke direksi melalui aksi yang kami lakukan," kata salah seorang perawat IGD RSUD Cianjur, Siti Nurhajar.
Pemindahan terhadap karyawan memang kebijakan direksi. Namun, hal tersebut harus adanya peninjauan terlebih dahulu sebelum mengambil kebijakan. "Ini tidak sebab musabab yang jelas, tiba-tiba dipindahkan begitu saja tanpa ada permasalahan atau sebab yang jelas," katanya.
Bersama perawan lainya, pihaknya meminta pertanggungjawaban ke pihak direksi RSUD Cianjur, dan mempertanyakan permasalahan tersebut. "Apa yang kami lakukan ini merupakan bentuk kepercayaan kepada kepala IGD sekarang, karena dia (Sonson) bagus, dan solidaritas kepada teman-teman juga baik. Pokoknya kami menuntut Pak Sonson tidak dipindahkan dari tempatnya bekerja," tegasnya.
Jika tuntutan para perawat tidak dikabulkan oleh pihak direksi, bersama rekan dan perawat lainnya akan melakukan aksi dan mogok kerja besar-besaran, sampai tuntutannya dikabulkan. "Kalau tidak ada tindakan lebih lanjut, apa boleh buat kita akan mogok kerja besar-besaran,” katanya.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, pemindahan yang dilakukan direksi RSUD Cianjur kepada tiga perawat senior tersebut dikarenakan ketiganya masuk ke dalam Tim Suka Rela (TSR). "Mereka di mutasi tanpa jelas kesalahannya. Tanpa ada proses koreksi dari atasan, tanpa ada kesempatan pembelaan," tegas salah seorang dokter di RSUD Cianjur, yang enggan disebutkan namanya.
Menurut dokter tersebut, kini di RSUD Cianjur, ada orang-orang yang tengah mengawasi perawat ataupun karyawan yang terlihat vokal. "Ada orang yang sengaja melakukan pengawasan. Mereka berusaha menghancurkan tali silaturahmi untuk kepentingan pribadi dan golongan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan RSUD Cianjur, Rudi Rudiyana membenarkan jika tiga orang perawat di RSUD Cianjur dilakukan mutasi. "Memang benar ada mutasi, dan mutasi ini memang mendadak," katanya singkat tanpa mau menyebut alasannya (KC-02/rs)**.
Comments1
Kalau bisa mutasi semua yang ada di bagian IGD rumah sakit cianjur sampai ke sekuritynya,jangan jangan malu nih mau ketauan kongkalingkong ama apotek di luar rumah sakit,habis kalau kita ke bawa pasien ke IGD trus kita daftar lewat umum bukan jamkesmas setaaaaaaaaann mahalnya selangit harga obat di apotek diluar RSUD cianjur.yang nyuruh ya dokter bikin resepnya,perawat yang bilang beli obat di apotek luarnya dan sekurity yang nunjuk apoteknya,ya salam rapih banget jaringan mafia obat apotek di IGD RSUD cianjur.
ReplyDeleteTerima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.