CIANJUR, [KC].- Kendati sempat mengancam warga, pergerakan tanah yang terjadi di dua desa di wilayah Kecamatan Tanggeung, yakni Desa Pasirjambu dan Desa Sirnajaya di nilai masih terbilang aman.
Demikian ditegaskan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Cianjur, Asep Ahmad Suhara, Senin (3/6/2013). "Pergerakan tanah di dua desa itu masih dalam kategori lambat sehingga belum perlu rekomendasi untuk relokasi. Masyarakat tetap bisa tinggal di rumahnya masing-masing. Tidak ada penetapan status tanggap darurat di wilayah itu, hanya saja, saat ini kita imbau agar masyarakat tidak mendirikan bangunan berbahan beton atau batubata," kata Asep.
Sementara terkait retakan-retakan tanah yang ada, sebut Asep, sesuai arahan dari Badan Meterologi, Geologi, Vulkanologi dan Geofisika, akan dilakukan penutupan dengan tanah liat agar air dari atas tidak menyerap ke bawah sehingga menyebabkan longsor.
"Dibandingkan daerah lain yang mengalami pergerakan tanah, kejadian di dua desa di Tanggeung itu masih lebih lambat dibandingkan seperti yang terjadi di Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi. Setiap harinya di Cibanteng terjadi pergerakan tanah sekitar 5 hingga 10 centimeter," ungkapnya.
Sebelumnya, sebanyak 580 rumah warga di Desa Pasirjambu dan Desa Sirnajaya, Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur terancam longsor menyusul pergerakan tanah di wilayah tersebut yang terjadi sejak sepekan terakhir.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa alam tersebut, namun dari 1.800 jiwa yang menghuni ratusan rumah tersebut, empat Kepala Keluarga (KK) dikabarkan terpaksa di evakuasi ke tempat yang lebih aman karena berada di lokasi yang paling rawan terdampak [KC-02/ft]**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.