Ilustrasi Program PPA PKH |
CIANJUR, [KC].- Sebanyak 210 pekerja anak akibat putus sekolah selesai mengikuti program Pengurangan Pekerja Anak dalam rangka mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) yang dilaksanakan selama satu bulan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Cianjur, Kamis (6/6/2013).
Setelah mengikuti pendidikan di shelter, para pekerja anak itu selanjutnya akan dikembalikan ke sekolah sesuai dengan usianya masing-masing. Bagi anak yang usia pendidikan dasar akan kembali diikutkan sekolah baik SD/SMP. Sedangkan anak yang usianya sudah relatif dewasa akan diarahkan untuk dibekali dengan keterampilan dan keahlian.
Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Cianjur, H. Sumitra didampingi Kabag Bina Perlindungan Ketenagakerjaan Heri Nugraha, mengatakan, untuk mewujudkan agar para pekerja anak yang sudah didik selama satu bulan penuh bersama para pendamping dan tutor tersebut kembali kesekolah pihaknya telah menggandeng Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Cianjur.
"Sebenarnya di Dinas Pendidikan itu banyak anggaran yang sudah bagus, tapi tidak semuanya terserap dan tepat sasaran. Tinggal bagaimana anggaran itu bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang nyata. Nantinya anak-anak yang baru selesai didik untuk diberikan motivasi kesekolah ini harus mendapatkan perhatian serius dari instansi terkait," kata Sumitra.
Jika sudah dikembalikan kesekolah, pihaknya tidak lepas tangan begitu saja. Anak-anak yang kembali ke sekolah itu akan dipantau oleh pendamping. "Nantinya akan ada evaluasi, pihak sekolah dan pendamping akan melaporkan perkembangan anak didiknya. Jadi akan diketahui sejauh mana perkembangan anak selama belajar," katanya.
Pihaknya juga mengharapkan kepada anak-anak yang baru selesai mengikuti pendidikan di shelter untuk tidak bingung memilih sekolah. Dinas akan merekomendasikan kesekolah mana yang disukai oleh anak. "Kepada yang ingin bersekolah akan kita laporkan ke Dinas Pendidikan, tinggal sekolah mana, nanti kita informasikan. Karena perndidikan merupakam hak warga negara, perlu dukungan dan harus ada kemauan dan pasti ada jalan. Jangan sampai bingung nanti setelah ini kemana," harapnya.
Koordinator Pendamping PPA-PKH, Nanang mengatakan, para pekerja anak yang dibina selama satu bulan tersebut terbagi dalam dua shelter. Shelter pertama berada di Ponpes Darurrohman Kec. Karangtengah. Dishelter tersebut terdapat 60 anak yang terbagi dalam dua kelas. Selanjutnya shelter edHotel di SMKN I Pacet sebanyak 150 anak yang terbagi dalam lima kelas.
Sejak masuk ke shelter, para pekerja anak tersebut sudah menunjukkan perkembangan positif. Yang awalnya datang selalu ingin pulang, akhirnya berhasil mengikuti pendidikan. "Hanya pada minggu pertama saja anak-anak ingin pulang, minggu selanjutnya sudah bisa adaptasi terhadap kegiatan di shelter. Bahkan ada beberapa anak yang masih betah ingin terus belajar dan tidak mau pulang," kata Nanang Koordinator Shelter edHotel SMKN I Pacet.
Hasil dari evaluasi seluruh anak yang digembleng di shelter semuanya siap untuk dikembalikan ke sekolah sesuai dengan usianya. "Semuanya sudah siap kebali kesekolah yang masih usia sekolah dasar, tapi ada juga yang menginginkan untuk kursus dan sekolah persamaan atau paket. Semuanya akan diupayakan untuk agar terpenuhi keinginannya," katanya.
Mereka kata Nanang, setelah dikembalikan ke orang tuanya masing-masing, para pendamping selanjutnya akan mendaftarkan mereka ke sekolah yang dituju. "Para pendamping masih terus mendampingi sampai anak masuk ke sekolah. Bahkan mendaftarkannya juga akan dilakukan oleh para pendamping yang masing-masing pendamping membawahi 10 anak," katanya [KC-02]**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.