BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Sejumlah Batu Situs Megalitikum Gunung Padang Raib, Diduga Dicuri

CIANJUR, [KC].- Sejumlah penggiat Situs Megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kec. Campaka, Kab. Cianjur mengecam kerasa terhadap aksi pengrusakan dan pencurian terhadap situs. Para penggiat Gunung Padang yang terdiri dari Paguyuban Pasundan, Forum Masyarakat Peduli Gunung Padang, Saka Pariwisata Kwarcab Cianjur, Wirakartika Cianjur itu, Selasa (18/6/2013) mendatangi lokasi situs.

Kecaman terhadap aksi pengrusakan dan pencurian situs tersebut dilakukan menyusul sebelumnya salah seorang tim peneliti Gunung Padang tingkat nasional diduga kuat akan membawa batu Situs Gunung Padang. Beruntung
batu situs tersebut tidak jadi dibawa, karena oleh Jupel atau FMPGP tergeledah dan batu tersebut dapat terselamatkan dan dikembalikan ketempat awal. Kemungkinan masih ada batu lainya yang dicuri oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

Anggota Forum Masyarakat Peduli Gunung Padang (FMPG), Zenal Arifin (32), mengatakan, peristiwa yang memalukan yang dilakukan oleh oknum peneliti tersebut terjadi saat tim peneliti tingkat nasional datang ke Gunung Padang untuk melakukan penelitian situs. Setelah selesai melakukan penelitian, ada salah seorang tim membawa batu situs ukuran besar diangkut ke mobil tim peneliti.

Melihat kejadian yang tidak biasanya, seorang anggota FMPGP berupaya mencegah dan langsung menanyakan alasan membawa batu situs. “Kalau memang ingin diteliti, kami ketika itu menanyakan surat ijin membawa batu situs. Tetapi peneliti tersebut tidak bisa menunjukan ijin membawa batu situs,” katanya, Selasa (18/6/2013).

Karena tidak bisa menunjukan surat ijin penelitian, maka batu situs Gunung Padang yang akan diangkut ke mobil langsung diambil dan dibawa kembali ke tempat semula.“Ini hanya salah satu kejadian yang kebetulan terpantau, kemungkinan tidak sedikit ada batu lain yang diduga dicuri. Baik oleh tim peneliti atau pun para pengunjung,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pasundan Cabang Cianjur, Abah Ruskawan mengecam keras tindakan pencurian batu situs. Menurut Abah, siapa yang berani merusak dan mencuri Situs Megalitukum Gunung Padang sama dengan menghina orang sunda. “Karena Situs Gunung Padang merupakan situs warisan dari nenek moyang orang sunda. Maka jangan coba-coba dirusak dan dicuri,” tegasnya.

Dikatakan Abah, para peneliti harus segera mengumumkan hasil penelitiannya. Selain itu, harus segera umumkan mana zona inti, zona penyangga dan lainnya. “Jangan sampai dilarut-larut pengumuman hasil penelitian, dan masyarakat menjadi korban atas kebingungan penelitian yang berbeda-beda pendapatan tersebut,” imbuhnya.

Penelitian yang dilaksanakan tim dari tingkat nasional, kalau ada manfaatnya bagi masyarakat Cianjur, maka harus dilaksanakan secara tuntas, sedangkan kalau tidak ada manfaatnya, maka segera dihentikan. “Karena kalau cagar budaya dirusak, maka tidak bisa dikembalikan lagi keasriannya atau keasliannya,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Saka Pariwisata Kwarcab Cianjur, Wirakartika. Ketua Saka Pariwisata Kwarcab, Teguh Surosa menegaskan, Situs Gunung Padang merupakan situs yang bersejarah di Cianjur. Keberadaan situs ini kini sudah men-dunia dan diketahui banyak kalangan. “Kami sepakat, jika Situs Gunung Padang jangan dirusak dan dicuri batu-batunya. Kalau ada yang merusak Situs, maka berhadapan dengan kami,” pungkasnya [KC-02]***.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.