dok/ |
CIANJUR, [KC].- Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) secara serentak yang dilaksanakan oleh 65 desa di Kab. Cianjur ternyata tidak semuanya berjalan mulus. Ada diantaranya yang menyisakan persoalan seperti yang terjadi di Desa Sukakerta, Kec. Cilaku.
Ratusan warga memprotes hasil Pilkades karena diduga hasil Pilkades yang dimenangkan nomor urut dua, Ayi Supriyatna dengan perolehan suara mencapai 2.422 suara dan mengalahkan pesaingnya nomor urut satu, Rudi Hadiansyah yang meraih 2.110 suara itu diduga diwarnai kecurangan yang merugikan demokrasi warga Sukakerta.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, dugaan kecurangan yang terjadi di Pilkades Sukakerta, salah satunya diduga diwarnai dengan money politik. Bahkan berdasarkan informasi ada juga warga diluar Desa Sukakerta bisa memilih calon kepala desa. Warga tersebut hanya hanya mengandalkan surat penggilan. Bahkan surat panggilan itu pun hanya di foto kopi dan dicap atau tidak asli dan diduga tidak terdaptar di Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Banyak saksi yang mengetahui jika ada pemilih diluar Desa Sukakerta yang ikut mencoblos dan money politic yang dilakukan oknum tim sukses pasangan lain,” kata calon Kepala Desa Sukakerta, Rudi Hadiansyah.
Menurutnya, atas berbagai kecurangan itu, pihaknya didatangi ratusan warga pedukung untuk segera melaporkan dugaan kecurangan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur, dalam hal ini bagian Pemerintahan Desa (Pemdes). "Kami saat ini sedang berkonsultasi dengan berbagai pihak untuk melaporkan dugaan kecurangan ini dan meminta Pilkades ulang," katanya.
Sementara itu, tokoh masyarakat setempat H Juber mengakui, kalau memang Pilkades yang dimenangkan Ayi Supriyatna dapat bermaslahat untuk masyarakat Sukakerta, maka Ayi segera ditetapkan menjadi kepala desa. Sedangkan jika terbukti melakukan berbagai kecurangan, maka segera ada tindakan dari pihak yang berwenang.
"Kami ingin Pilkades di desa kami ingin aman tentram dan nyaman. Bukan diwarnai dugaan kecurangan," katanya.
Sekretaris Panitia Pilkades Desa Sukakerta Cemong tidak bisa memberikan keterangan yang pasti. Dirinya lebih menyarankan langsung kepada Ketua Panitia Pilkades. "Kami tidak bisa memberikan komentar apa pun, karena takut salah menjelaskan. Alangkah baiknya langsung datangi Ketua Panitia Pilkades," katanya.
Ketua Panitia Pilkades R Taufik Wahyudin ketika akan dikonfirmasi melalui nomor handphone miliknya tidak nyambung-nyambung. Sementara kepala desa terpilih, Ayi Supriyatna hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi tentang dugaan tersebut [KC-02/dak]***.
Ratusan warga memprotes hasil Pilkades karena diduga hasil Pilkades yang dimenangkan nomor urut dua, Ayi Supriyatna dengan perolehan suara mencapai 2.422 suara dan mengalahkan pesaingnya nomor urut satu, Rudi Hadiansyah yang meraih 2.110 suara itu diduga diwarnai kecurangan yang merugikan demokrasi warga Sukakerta.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, dugaan kecurangan yang terjadi di Pilkades Sukakerta, salah satunya diduga diwarnai dengan money politik. Bahkan berdasarkan informasi ada juga warga diluar Desa Sukakerta bisa memilih calon kepala desa. Warga tersebut hanya hanya mengandalkan surat penggilan. Bahkan surat panggilan itu pun hanya di foto kopi dan dicap atau tidak asli dan diduga tidak terdaptar di Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Banyak saksi yang mengetahui jika ada pemilih diluar Desa Sukakerta yang ikut mencoblos dan money politic yang dilakukan oknum tim sukses pasangan lain,” kata calon Kepala Desa Sukakerta, Rudi Hadiansyah.
Menurutnya, atas berbagai kecurangan itu, pihaknya didatangi ratusan warga pedukung untuk segera melaporkan dugaan kecurangan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur, dalam hal ini bagian Pemerintahan Desa (Pemdes). "Kami saat ini sedang berkonsultasi dengan berbagai pihak untuk melaporkan dugaan kecurangan ini dan meminta Pilkades ulang," katanya.
Sementara itu, tokoh masyarakat setempat H Juber mengakui, kalau memang Pilkades yang dimenangkan Ayi Supriyatna dapat bermaslahat untuk masyarakat Sukakerta, maka Ayi segera ditetapkan menjadi kepala desa. Sedangkan jika terbukti melakukan berbagai kecurangan, maka segera ada tindakan dari pihak yang berwenang.
"Kami ingin Pilkades di desa kami ingin aman tentram dan nyaman. Bukan diwarnai dugaan kecurangan," katanya.
Sekretaris Panitia Pilkades Desa Sukakerta Cemong tidak bisa memberikan keterangan yang pasti. Dirinya lebih menyarankan langsung kepada Ketua Panitia Pilkades. "Kami tidak bisa memberikan komentar apa pun, karena takut salah menjelaskan. Alangkah baiknya langsung datangi Ketua Panitia Pilkades," katanya.
Ketua Panitia Pilkades R Taufik Wahyudin ketika akan dikonfirmasi melalui nomor handphone miliknya tidak nyambung-nyambung. Sementara kepala desa terpilih, Ayi Supriyatna hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi tentang dugaan tersebut [KC-02/dak]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.