CIANJUR, [KC].- Aksi demo penolakan terhadap rencana pemerintah yang akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga datang dari Cianjur. Kali ini dilakukan beberapa organisasi mahasiswa. Aksi pertama dilakukan oleh sekitar 50 aktivits mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Cianjur, Kamis (20/6/2013).
Mereka memulai aksinya dengan mendatangi bundaran tugu Ngaos, Mamaos dan Maenpo di terusan jalan KH. Abdullah bin Nuh. Ditempat tersebut para mahasiswa menggelar orasi tentang dampak dan penolakan terhadap kenaikan BBM. Aksi mereka hanya berlangsung sekitar 15 menit dan mereka melanjutkan perjalanan menuju gedung DPRD Cianjur yang berjarak sekitar 1 kilometer.
Ketua PC PMII Kabupaten Cianjur, Obay mengatakan, hasil kajian PMII dan GMNI terhadap kompensasi kenaikan harga BBM berupa bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), dinilai tak efektif. Pasalnya, secara tak langsung, masyarakat dimanja dan dididik tidak mandiri dengan adanya bantuan tersebut.
"BLSM itu tidak jauh berbeda dengan BLT. Momen juga sama diberikan saat harga BBM juga naik. Kajian kami bantuan seperti ini cenderung akan menimbulkan gejolak yang kurang baik dotengah-tengah masyarakat," katanya disela aksi.
Menurut Obay, sebaiknya kompensasi kenaikan harga BBM dialihkan buat subsidi beras, pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur. "Meski demikian kita prinsipnya tetap menolak kenaikan harga BBM, karena eksesnya berdampak luas," paparnya.
Pada saat bersamaan, puluhan mahasiswa lainnya dari BEM Universitas Suryakancana serta Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), juga melakukan aksi unjuk rasa ke gedung DPRD Cianjur.
Mereka akhirnya bergabung berunjukrasa di Gedung DPRD Cianjur hingga jumlahnya mencapai 100 orang lebih. Aksi di gedung wakil rakyat itu sempat diwarnai kericuhan saat para mahasiswa dipersilahkan masuk kedalam ruang paripurna. Saat itu, mahasiswa menuliskan "Disegel Rakyat" di sebuah dinding di Gedung DPRD menggunakan cat piloks.
Namun saat akan menulisinya kembali di dinding yang satu lagi, mendapatkan pengadangan aparat polisi. Kericuhan pun pecah. Mahasiswa dan polisi sempat terlibat aksi saling dorong. Hingga akhirnya, mahasiswa digiring masuk ke Ruang Paripurna DPRD Cianjur.
Di dalam gedung, mahasiswa diterima Ketua DPRD, Gatot Subroto, Kapolres Cianjur AKBP Dedy Kusuma Bakti, dan anggota Komisi II DPRD, Ibrahim Naswari.
"Kami didaerah tidak memiliki kewenangan apapun, semuanya merupakan kebijakan pemerintah pusat. Tapi jika ingin menyampaikan aspirasi tentang penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM, lami akan tampung. Selanjutnya akan kami sampaikan aspirasi ini ke pemerintah pusat," kata Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Gatot Subroto
Kapolres Cianjur AKBP Dedy Kusuma Bakti mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan pengamanan sebagai antisipasi reaksi munculnya gejolak kenaikan harga BBM. Pihaknya mengaku sudah memperhitungkan setiap munculnya aksi.
"Siapa tidak siap tentunya kami harus siap mengamankan jalannya setiap aksi demo pengamanan unjuk rasa kenaikan BBM. Tapi bukan hanya aksi demo kenaikan harga BBM, setiap aksi lainnya pun kita lakukan pengamanan," kata Dedy [KC-02/bb]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.