CIANJUR, [KC].- Wakil Ketua DPRD Cianjur Saep Lukman meminta agar pemerintah secara tegas menghentikan aktivitas penambangan pasir besi diwilayah Cianjur selatan menyusul terjadinya kericuhan saat aksi demo yang dilakukan oleh masyarakat menolak adanya perusahaan penambangan pasir besi PT. Megatop Inti Selaras di Kampung Cikamurang Desa Sukapura, Kec. Cidaun, Kab. Cianjur, Selasa (26/6/2013).
Dalam demo yang berakhir ricuh tersebut, sejumlah orang mengalmi luka-luka. Bahkan sempat mendapatkan penanganan medis dari bidan dan petugas Puskesmas Sindangbarang.
Menurut Saep, warga sudah lama melakukan protes terkait tmbang pasir besi di Cianjur Selatan. Selain mengakibatkan jalan-jalan di wilayah itu rusak berat akibat truk-truk tronton yang mengangkut pasir besi di atas tonase. Juga rusaknya sejumlah situs pantai di wilayah tersebut sehingga mengancam perubahan lingkungan pantai. Warga khawatir ulah pengusaha yang 'dibekingi' oknum tersebut suatu saat akan membawa bencana bagi masa depan lingkungan di sekitarnya.
"Sudah sepatutnya semua pihak mendengar sebelum jatuh korban berikutnya. Karena itu cara yang paling tepat pemerintah Provinsi Jawa Barat segera mencabut izin-izin penambangan pasir yang tidak mengindahkan prosedur penambangan yang pro-lingkungan hidup. Penambang-penambang yang nakal yang hanya mengedepankan ekspansi lingkungan sudah sewajarnya diminta pertanggungjawabannya," tegas Saep.
Dikatakan Saep, bibir Pantai Cianjur Selatan sepanjang 70 KM sudah sepatutnya dijaga supaya tetap asri dan mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya bagi warga Cianjur Selatan yang selama ini nyaris tertinggal. Eksplorasi dan investasi pasir besi tidak boleh hanya menguntungkan segelintir pengusaha tertentu dan mengabaikan hak-hak rakyat yang lebih fundamental.
"Karenanya tidak ada jalan lain, stop tambang pasir besi Cianjur Selatan, sekarang juga. Jangan sampai ada korban lain, karena keberadaanya juga tidak banyak membantu masyarakat yang ada cenderung merusak lingkungan," paparnya [KC-02]**.
Dalam demo yang berakhir ricuh tersebut, sejumlah orang mengalmi luka-luka. Bahkan sempat mendapatkan penanganan medis dari bidan dan petugas Puskesmas Sindangbarang.
Menurut Saep, warga sudah lama melakukan protes terkait tmbang pasir besi di Cianjur Selatan. Selain mengakibatkan jalan-jalan di wilayah itu rusak berat akibat truk-truk tronton yang mengangkut pasir besi di atas tonase. Juga rusaknya sejumlah situs pantai di wilayah tersebut sehingga mengancam perubahan lingkungan pantai. Warga khawatir ulah pengusaha yang 'dibekingi' oknum tersebut suatu saat akan membawa bencana bagi masa depan lingkungan di sekitarnya.
"Sudah sepatutnya semua pihak mendengar sebelum jatuh korban berikutnya. Karena itu cara yang paling tepat pemerintah Provinsi Jawa Barat segera mencabut izin-izin penambangan pasir yang tidak mengindahkan prosedur penambangan yang pro-lingkungan hidup. Penambang-penambang yang nakal yang hanya mengedepankan ekspansi lingkungan sudah sewajarnya diminta pertanggungjawabannya," tegas Saep.
Dikatakan Saep, bibir Pantai Cianjur Selatan sepanjang 70 KM sudah sepatutnya dijaga supaya tetap asri dan mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya bagi warga Cianjur Selatan yang selama ini nyaris tertinggal. Eksplorasi dan investasi pasir besi tidak boleh hanya menguntungkan segelintir pengusaha tertentu dan mengabaikan hak-hak rakyat yang lebih fundamental.
"Karenanya tidak ada jalan lain, stop tambang pasir besi Cianjur Selatan, sekarang juga. Jangan sampai ada korban lain, karena keberadaanya juga tidak banyak membantu masyarakat yang ada cenderung merusak lingkungan," paparnya [KC-02]**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.