CIANJUR, [KC].- Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kab. Cianjur mengaku kesal
atas sikap pengelolaan jalan nasional. Pasalnya permohonan untuk
penebangan sejumlah pohon yang sudah mati dikiri kanan jalan nasional
tidak juga mendapatkan respon. Padahal kondisinya sangat berbahaya
sewaktu-waktu bisa tumbang dan mengancam keselamatan pengguna jalan.
"Kita sudah sampaikan permohonan, tapi belum juga ada respon. Padahal ono sifatnya darurat sekali. Kita akan coba sampaikan surat kalau tetap tidak ada tanggapan kita akan bertindak sendiri. Karena masyarakat tahunya itu kewenangan kami, padahal kewenangan pengelolaan jalan nasional," kata Kepala Dishutbun Kabupaten Cianjur Moch. Ginanjar saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (18/7/2013).
Dikatakan Ginanjar, ada sedikitnya 12 pohon yang rawan tumbang di kiri kanan jalan nasional diwilayah jalan raya Cugenang. Pohon-pohon tersebut kondisinya sudah mati dan terlihat lapuk. Sewaktu-waktu bisa tumbang dan sangat membahayakan bagi pengguna jalan.
"Saya sudah mengecek sendiri, pohon itu harus segera ditebang. Kondisinya sangat berbahaya, bahkan ada pohon yang sudah mati sebagain rantingnya sudah patah dan menyangkut didahan lainya. Ini berbahaya, sewaktu-waktu bisa saja jatuh," katanya.
Pihaknya mengaku, sudah mendapatkan pengaduan dari masyarakat mengenai pohon yang terancam tumbang tersebut. Bukti pengaduan tersebut akan dilampirkan dalam surat permohonan ke pengelola jalan nasional.
"Kita segera akan kirim, mudah-mudahan ada respon positif. Kalau tidak kita akan mengambil langkah sendiri. Tapi semuanya prosedur harus ditempuh, kita tidak mau disalahkan. Karena bukan kewenangan kita kalau jalan nasional. Kita hanya punya tenaga untuk menebangnya," jelasnya.
Halimi (56) seorang warga Cangklek Desa Sukamanah, Kec. Cugenang mengaku sudah kesal melihat kondisi yang terjadi. Pohon yang mati persis diatas pertigaan menuju arah Kampung Kedung Hilir Desa Sukamanah itu pernah dahanya patah dan menimpa pengendara sepeda motor.
"Pernah ada pengendara motor tertimpa dahan yang patah, dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu juga tidak lama berselang ada petugas yang langsung memotong dan menyingkirkan dahan pohon yang patah. Tapi setelah itu tidak dilanjutkan lagi dan sampai saat ini dibiarkan pohon itu mati tidak juga ditebang," kata Halimi.
Sebagai warga pihaknya sangat menyayangkan lambanya penanganan. Padahal kalau dibiarkan terus sangat berbahaya. "Saya tidak tahu itu kewenangan instansi mana yang harus menebang. Kami hanya berharap agar pohon yang mati itu segera ditebang. Jangan sampai menunggu ada korban, baru ditebang," harapnya [KC-02]**.
"Kita sudah sampaikan permohonan, tapi belum juga ada respon. Padahal ono sifatnya darurat sekali. Kita akan coba sampaikan surat kalau tetap tidak ada tanggapan kita akan bertindak sendiri. Karena masyarakat tahunya itu kewenangan kami, padahal kewenangan pengelolaan jalan nasional," kata Kepala Dishutbun Kabupaten Cianjur Moch. Ginanjar saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (18/7/2013).
Dikatakan Ginanjar, ada sedikitnya 12 pohon yang rawan tumbang di kiri kanan jalan nasional diwilayah jalan raya Cugenang. Pohon-pohon tersebut kondisinya sudah mati dan terlihat lapuk. Sewaktu-waktu bisa tumbang dan sangat membahayakan bagi pengguna jalan.
"Saya sudah mengecek sendiri, pohon itu harus segera ditebang. Kondisinya sangat berbahaya, bahkan ada pohon yang sudah mati sebagain rantingnya sudah patah dan menyangkut didahan lainya. Ini berbahaya, sewaktu-waktu bisa saja jatuh," katanya.
Pihaknya mengaku, sudah mendapatkan pengaduan dari masyarakat mengenai pohon yang terancam tumbang tersebut. Bukti pengaduan tersebut akan dilampirkan dalam surat permohonan ke pengelola jalan nasional.
"Kita segera akan kirim, mudah-mudahan ada respon positif. Kalau tidak kita akan mengambil langkah sendiri. Tapi semuanya prosedur harus ditempuh, kita tidak mau disalahkan. Karena bukan kewenangan kita kalau jalan nasional. Kita hanya punya tenaga untuk menebangnya," jelasnya.
Halimi (56) seorang warga Cangklek Desa Sukamanah, Kec. Cugenang mengaku sudah kesal melihat kondisi yang terjadi. Pohon yang mati persis diatas pertigaan menuju arah Kampung Kedung Hilir Desa Sukamanah itu pernah dahanya patah dan menimpa pengendara sepeda motor.
"Pernah ada pengendara motor tertimpa dahan yang patah, dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu juga tidak lama berselang ada petugas yang langsung memotong dan menyingkirkan dahan pohon yang patah. Tapi setelah itu tidak dilanjutkan lagi dan sampai saat ini dibiarkan pohon itu mati tidak juga ditebang," kata Halimi.
Sebagai warga pihaknya sangat menyayangkan lambanya penanganan. Padahal kalau dibiarkan terus sangat berbahaya. "Saya tidak tahu itu kewenangan instansi mana yang harus menebang. Kami hanya berharap agar pohon yang mati itu segera ditebang. Jangan sampai menunggu ada korban, baru ditebang," harapnya [KC-02]**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.