CIANJUR, [KC].- Sedikitnya 160 imigran gelap korban kapal karam diperairan pesisir pantai Selatan di Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur berhasil diselamatkan. Empat orang diantaranya dalam kondisi meninggal dunia.
Keterangan yang berhasil dihimpun Rabu (24/7/2023) menyebutkan kapal yang membawa ratusan imigran gelap tersebut berangkat dari Rancabuaya Garut dengan tujuan pulai crismast Australia. Hanya saja ditengah perjalanan ketika melintasi perairan Cidaun, Selasa (23/7/2013) malam, diduga kapal mengalami kebocoran hingga mengakibatkan kapal tenggelam.
Belum diketahui jumlah pasti berapa korban yang berada dalam kapal naas tersebut. Proses pencarian terhadap korban tenggelam sampai berita ini diturunkan masih terus berlangsung. Tim SAR Brimob dan Dalmas Polres Cianjur, yang diturunkan dengan mengerahkan 18 perahu masih terus mencari Imigran korban kapal yang dimungkinkan masih ada.
Kapolres Cianjur, AKBP Dedy Kusuma Bakti mengatakan, jumlah korban yang sudah berhasil diselamatkan sementara mencapai 160 orang. Dari jumlah tersebut empat orang diantaranya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Sementara sudah ada sekitar 160 Imigran yang berhasil diselamatkan, empat dalam kondisi meninggal, dua orang merupakan anak-anak, dua lagi dewasa," kata Dedy.
Menurut Kapolres, saat ini pihaknya tengah fokus untuk melakukan pencarian para korban dan menyelamatkan. Para imigran yang menjadi korban kapal tenggelam tersebut yang berhasil diselamtkan ditampung di tiga tempat, yakni Aula Desa Sukapura, Gedung Serba Guna Kecamatan Cidaun, serta Puskesmas Cidaun.
"Korban imigran kapal tenggelam yang ditampung di Aula Desa Sukapura mencapai 38 orang. Mereka merupakan imigran yang menyelamatkan diri dengan cara berenang. Sedangkan sisanya sebanyak 122 orang berhasil diselamatkan saat kita melakukan penyisiran. Mereka dievakuasi ke Puskesmas Cidaun dan Gedung Serba Guna Kecamatan Cidaun," katanya.
Para imigran yang berhasil diselamtakan tersebut kebanyakan orang dewasa. Mereka diantaranya berasal dari Bahrain, Bangladesh dan Srilangka. Terdapat juga anak-anak sekitar tujuh orang.
Kapolres mengaku, mendapatkan informasi adanya kapal yang mengangkut imigran tenggelam di perairan pesisir Cianjur selatan pada Selasa (23/7/2013) malam. "Informasi adanya kapal tenggelam kita terima pada Selasa malam sekitar pukul 22.00 WIB. Langsung kita terjunkan tim untuk melakukan penyisiran," terangnya.
Pihaknya akan terus melakukan penyisiran untuk mencari korban yang diduga masih ada. Lazimnya pencarian lanjut Dedy akan dilakukan proses pencarian selama tiga hari. Itupun harus mempertimbangkan kondisi cuaca.
"Kondisi saat ini kurang bersahabat, gelombang laut sangat besar. Kondisi ini tentunya sangat menyulitkan dalam upaya pencarian terhadap para korban yang diduga masih tersisa. Kita akan lihat perkembangannya, keselamatan kita juga harus diperhatikan," katanya.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Achmad Suhara mengatakan, untuk mendukung pencarian terhadap imigran yang menjadi korban kapal tenggelam pihaknya menerjunkan 15 personel yang sudah terlatih. Mereka membantu melakukan penyisiran yang dilakukan oleh tim SAR dari Polri.
"Kami sifatnya hanya mendukung, yang mempunyai kewenangan Polri. Termasuk berapa lama masa pencarian terhadap korban, itu juga bukan kewenangan kami. Kami sidatnya hanya membantu mendukung Polri dalam melakukan pencarian korban," kata Asep saat dihubungi terpisah.
Dikatakan Asep hingga pukul 16.30 WIB tercatat sudah korban imigran gelap yang sudah ditemukan dan dievakuasi dalam kondisi meninggal sebanyak 9 orang. Mereka terdiri dari 5 anak-anak dan 4 dewasa. "Kalau yang anak-anak saya tidak tahu persis jenis kelaminya, tapi yang dewasa terdiri dari 2 laki-laki dan 2 perempuan," katanya.
Para Imigran yang berhasil diselamtkan saat ini masih ada di penampungan. Beberapa orang yang sakit mendapatkan penanganan di Puskesmas Cidaun. Sedangkan yang meninggal dibawa ke RSUD Cianjur sebelum dikirim ke Rumah Sakil Polri di Jakarta. "Ini kewenangan polisi, korban meninggal transit sebentar di RSUD Cianjur terus dibawa ke Rumah Sakit Polri di Jakarta," katanya.
Proses penyisiran pencarian terhadap korban masih berlangsung. Gelombang tinggi mengganggu proses pencarian. "Sementara sepertinya akan dihentikan, tinggal menunggu satu kapal lagi yang belum bersandar, lainya sudah pada bersandar," kata Asep [KC-02]**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.