BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Cianjur Terancam Krisis Susu Sapi

CIANJUR, [KC].- CIANJUR, (GM).- Kenaikan harga daging sapi yang sempat menyentuh dikisaran harga Rp 120.000,-/kilogram ternyata berdampak luas terhadap para peternak sapi perah di Cianjur. Beberapa peternak ada diantaranya yang terpaksa menjual sapi perahnya untuk ditukar menjadi sapi potong.

Hal ini sangat berdampak pada produksi susu di Cianjur. Kalau tidak segera diantisipasi dikawatirkan akan terjadi krisis susu. "Ini berbahaya, kalau sampai terjadi krisis susu, dampaknya sangat luas. Berapa banyak balita yang bergantung pada susu. Pemerintah harus cepat tanggap terhadap persoalan ini, jangan sampai hanya yang perhatikan itu daging sapi saja, tapi peternak sapi perahnya harus mendapat prioritas," kata Iis (51) Bendahara Koperasi Unit Desa (KUD)Mandiri Cipanas.

Iis mengaku, sejak terjadinya kenaikan harga daging sapi, banyak peternak sapi perah yang dalam binaan KUD Mandiri Cipanas beralih ke peternak sapi potong. Kondisi ini sangat berdampak luas terhadap produksi susu yang masuk melalui KUD.

"Kalau sebelum terjadi kenaikan harga daging yang luar biasa, produksi susu kami dalam sehari mencapi 4.500 liter/hari. Saat ini tinggal 3.000 liter/hari. Peternak kami banyak yang menjual ternaknya beralih ke pedaging. Kami tidak bisa berbuat banyak, mereka menganggap lebih untung, dicegah juga sangat sulit meski harga susu yang kita terima sangat bersaing," katanya.

Pihaknya kawatir jika situasi seperti ini tidak segera mendapatkan penanganan, akan berdampak luas. Akan terjadi krisis susu yang berkepanjangan. "Ini berbahaya, karena untuk membangun kembali tidaklah mudah. Butuh waktu yang tidak sebentar. Mengembalikan kepercayaan peternak susu ini perlu dukungan dari semua pihak," katanya.

Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur Djoni Rozali mengatakan, pihaknya juga merasa prihatin. Semua yang terjadi akibat hukum pasar. Namun demikian pihaknya akan terus melakukan pembinaan terhadap para peternak, khususnya peternak sapi perah agar tetap bisa bertahan.

"Kita terus melakukan pembinaan kepada para peternak sapi perah agar mereka bisa tetap bertahan. Karena kalau tidak kami juga kawatir akan berdampak luas. Tentunya ini perlu waktu dan kerja kerasa, apalagi kondisi saat ini terutama harga daging sangat menggiurkan," tegasnya.

Operasi pasar kata Djoni, tidak banyak membantu mengatasi masalah. Yang perlu dilakukan adalah membangun kepercayaan para peternak sapi perah agar mereka mampu bertahan. "Membangun kerpercayaan inilah yang tidak mudah, selain perlu pasar juga kerja keras semua. Mudah-mudahan para peternak sapi perah yang sudah menjual sapi-sapinya kembali lagi ke usaha semula," katanya [KC-02]***.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.