CIANJUR, [GM].- Memasuki H+1 lebaran Idul Fitri 1434 Hijriyah, beberapa wilayah di Kabupaten Cianjur mengalami kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Kalaupun ada, harga julanya melambung berkisar antara Rp 18 ribu hingga Rp 22 ribu.
Berdasarkan pantauan, sejumlah agen elpiji diseputaran Cianjur masih banyak yang tutup untuk merayakan lebaran. Hal itulah yang diduga menjadi penyebab kelangkaan ditingkat pengecer atau pedagang warungan. Pedagang warungan yang nakal sengaja menaikkan harga jual gas elpiji.
"Tadi saya sudah keliling ke seputaran Cianjur, semuanya kosong, saya tidak dapat gas elpiji 3 kilogram. Ke agen juga masih banyak yang tutup. Kalupun ada gas elpiji hanya yang ukuran 12 kilogram, itupun hanya ada di satu tempat," kata A. Sugilar warga Sukamanah, Kec. Cugenang, Jum'at (9/8/2013).
Menurut A. Sugilar, banyak warga yang beli langsung ke agen lantaran ditingkat warungan sudah kosong. Kalaupun ada diwarung harganya dinaikin cukup tinggi. "Kita coba beli ke agen langsung, tapi keburu habis diserbu oleh masyarakat," katanya.
Langkanya gas elpiji juga dibenarkan oleh Siti Fatimah (45) warga Cipanas, Kec. Cipanas. Tidak hanya langka, tapi harganya juga selangit. "Sepertinya pedagang warungan seenaknya sendiri menaikkan harga, mentang-mentang lebaran. Padahal kalau naiknya tidak terlalu jauh, tidak begitu memberatkan, ini naiknya sampai mencapai Rp 22 ribu/tabung 3 kilogram," katanya.
Pihaknya berharap, kelangkaan gas elpiji 3 kilogram ini bisa segera diatasi. Karena masyarakat sangat membutuhkan. "Saya sampai nyari ke Cianjur, tapi tetap saja susah. Kata pedagang penyebabnya agen atau distributor masih banyak yang belum buka," paparnya.
Sekretaris DPC Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas Kabupaten Cianjur, Dudu Badujaman saat dikonfirmasi mengaku mendapatkan laporan adanya kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Bahkan Dudu juga membenarkan adanya pedagang yang menjual gas elpiji 3 kilogram tersebut mencapai. 22 ribu/tabung.
"Kita sudah mendapatkan laporan, kami sedang melakukan investigasi baik terjadinya kelangkaan atau adanya harga jual yang melambung. Kalau kelangkaan kita akan cari penyebabnya, karena stok untuk Cianjur aman. Sedangkan masalah harga kita sedag cari tahu apakah ditingkat distributor atau agen ataukan ditingkat pedagang warungan," kata Dudu.
Jika yang menjual diatas harga eceran tertinggi (HET) di agen atau distributor bisa dikenakan sanksi tegas. "Kalau di agen atau penyalur jelas kita akan kenakan sanksi berupa pencabutan ijin, makanya kita saat ini sedang melakukan investigasi untuk memastikan penyebabnya," katanya [KC-02]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.