CIANJUR, [KC].- Praktek prostitusi dikawasan Cianjur sepertinya sudah mulai bergeser. Kalau sebelumnya menunggu pelanggan ditempat, saat ini bergeser menunggu panggilan. Para pekerja seks komersial tersebut memanfaatkan sarana komunikasi handphone untuk menunggu pelanggannya. Selain dirasa lebih efektif juga tidak banyak resiko terkena razia petugas.
Seperti yang terjadi diwilayah Desa Gadog, Kec. Pacet, Kab. Cianjur. Sebelumnya Gadog sangat dikenal bagi para pencari kenikmatan surga sesaat itu. Mereka yang datang ke Gadog tinggal memilah dan memilih para PSK yang disuka. Namun lantaran gencarnya penertiban yang dilakukan aparat Satpol PP, kondisi tersebut sudah bergeser. Para PSK memanfaatkan jasa handphone untuk mencari pelanggan.
Hal itu dibenarkan Kepala Desa Gadog Isa Saefudin. Menurutnya, saat ini praktek prostitusi sulit untuk di deteksi lantaran, sudah berbaur dengan masyarakat. Mereka itu ada yang sudah terorganisir dan juga individual, dengan memanfaatkan sistem panggilan melalui short massage service (SMS).
"Para PSK itu keberadaanya menyebar di beberapa titik di beberapa desa kawasan Pacet dan Cipanas. Salah satunya diwilayah desa kami. Saat ini mereka ada yang tinggal di Dusun Dua RW 07," kata Isa, Minggu (18/8).
Para kupu-kupu malam itu lanjut Isa, biasanya tinggal mengontrak rumah di pemukiman masyarakat. Namun saat malam hari, mereka terkonsentrasi di satu titik diwilayah Desa Gadog dan Cipendawa. Setelah itu diantar ke beberapa villa yang ada diseputaran kawasan wisata Cipanas.
"Untuk menekan terjadinya prostitusi sebagai langkah antisipasi kami lakukan koordinasi dengan RT dan menerapkan aturan lapor 1x24 jam. Kami berharap jika dilakukan penertiban dan pengusiran kepada mereka para penegak hukum bisa tegas," katanya.
Pihaknya mengaku, ingin lingkungan di Desa Gadog bisa seluruhnya bernuansa agamis dan juga terjauh dari praktik prostitusi. Namun, kenyataanya, di beberapa RT masih saja ada PSK yang bertengger. Praktek tersebut sulit untuk diberantas.
"Kami terus lakukan kegiatan keagamaan ditingkat RT seperti pengajian. Ini merupakan upaya untuk meningkatkan keimanan dan diharapkan moral bisa lebih baik. Tapi memang masih ada saja orang yang berasal dari luar daerah Gadog dengan mengontrak dan profesi sebagai PSK yang siap panggil," tuturnya.
Sebagai langkah pencegahan terhadap penyakit lantaran adanya PSK, pihaknya kini berkoordinasi dengan Komisi Penanggulan AIDS (KPA) Provinsi dan Kabupaten dengan membentuk KPA di desa. Mereka pun aktif melakukan pemeriksaan dengan pengambilan sempel darah setiap bulannya terhadap mereka yang dianggap beresiko.
"Kekawatiran kami sebenarnya bertambahnya penderita HIV/AIDS. Pasalnya penyebaran penyakit tersebut kini sudah masuk ke ibu rumah tangga. Makanya kami terus lakukan sosialisasi, terutama didaerah yang kami anggap rentan," tegasnya [KC-02]**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.