CIANJUR, [KC].- Sebanyak 170 peserta perwakilan dari berbagai organisasi masa, aparat
ditingkat desa hingga kecamatan mengikuti kegiatan sosialisasi
nilai-nilai Perjuangan di Kabupaten Cianjur di Cipanas, Kamis (17/10).
Kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah nara sumber diantaranya Drs. H.
Kasmiri, MM ( Widiaswara), Drs. H. Sudrajat Laksana M.I. Com ( Asda I)
dan Prof. Dr. H. Dwidja Priyatno, SH., M.H., Sp.N (Rektor Universitas
Surya Kancana Cianjur).
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tom Dani Gardiat mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan pihaknya tersebut juga merupakan salah satu bentuk dalam meningkatkan wawasan kebangsaan. Pesertanyapun juga bervaritif ada dari aparat kecamatan, Sekretaris Desa, Kaur Kesra Desa dan Perwakilan Organisasi.
"Kita mengambil tema kegiatan, Meningkatkan Kehidupan Beretika Moral dan Sauri Tauladan Untuk Ketahanan Nasional. Kegiatan ini kita maksudkan untuk mengingat kembali jasa-jasa para kusuma bangsa dalam membela dan memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk ditiru dan di teladani sekaligus di imflementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Tom yang juga menjadi Ketua Panitia dalam kegiatan tersebut.
Dikatakan Tom, kegiatan sosialisasi itu diharapkan juga dapat memberikan penyegaran bagi aparat Desa dan perangkat Kecamatan Se Kab. Cianjur. "Kita harapkan kegiatan yang kita lakukan ini bisa bermanfaat. Khususnya pagi para peserta dan bisa disampaikan kembali kepada masyarakat luas agar bisa selalu mengingat dan menghargai jasa-jasa pendahulu kita," tegasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Cianjur Oting Zaenal Mutaqin yang hadir dalam kegiatan sosialisasi itu mengungkapkan, pihaknya menyambut baik kegiatan sosialisasi nilai-nilai perjuangan sebagai upaya menyatukan pandangan dan pemahaman secara global dan dapat dilaksanakan secara lokal.
"Melalui sosialisasi dapat tertanam semangat perjuangan untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara Republik Indonesia, sehingga perjuangan mengisi kemerdekaan dapat tetap berlangsung secara berkesinambungan oleh generasi berikutnya," kata Oting.
Setiap bangsa di dunia lanjut Oting, mempunyai dasar atau landasan, kekuatan dan motivasi bagi perjuangannya, yang berupa jiwa, semangat dan nilai-nilai untuk mencapai cita-cita nasionalnya. Begitu juga bangsa Indonesia telah memiliki jiwa semangat dan nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia.
"Jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia tidak lahir seketika, tetapi merupakan proses perkembangan sejarah dari zaman ke zaman dan baru tercapai titik kulminasinya pada tahun 1945. Nilai-nilai itu disepakati sebagai dasar, landasan, kekuatan dan daya dorong bagi para pendiri Republik Indonesia," tegasnya.
Derasnya arus informasi di era global, kata Oting, telah membawa pengaruh terhadap pola pandang dan pola pikir masyarakat terutama dikalangan generasi muda yang berkaitan dengan wawasan kebangsaan, yakni kecenderungan menurunnya nasionalisme dan rasa Cinta terhadap tanah air. "Melalui kegiatan seperti ini dapat mensosialisasikan wawasan kebangsaan dan semangat perjuangan kepada masyarakat secara terus menerus, terutama kepada para generasi muda agar bangkit menjadi pejuang-pejuang baru yang handal dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan," katanya [KC-02]***.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tom Dani Gardiat mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan pihaknya tersebut juga merupakan salah satu bentuk dalam meningkatkan wawasan kebangsaan. Pesertanyapun juga bervaritif ada dari aparat kecamatan, Sekretaris Desa, Kaur Kesra Desa dan Perwakilan Organisasi.
"Kita mengambil tema kegiatan, Meningkatkan Kehidupan Beretika Moral dan Sauri Tauladan Untuk Ketahanan Nasional. Kegiatan ini kita maksudkan untuk mengingat kembali jasa-jasa para kusuma bangsa dalam membela dan memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk ditiru dan di teladani sekaligus di imflementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Tom yang juga menjadi Ketua Panitia dalam kegiatan tersebut.
Dikatakan Tom, kegiatan sosialisasi itu diharapkan juga dapat memberikan penyegaran bagi aparat Desa dan perangkat Kecamatan Se Kab. Cianjur. "Kita harapkan kegiatan yang kita lakukan ini bisa bermanfaat. Khususnya pagi para peserta dan bisa disampaikan kembali kepada masyarakat luas agar bisa selalu mengingat dan menghargai jasa-jasa pendahulu kita," tegasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Cianjur Oting Zaenal Mutaqin yang hadir dalam kegiatan sosialisasi itu mengungkapkan, pihaknya menyambut baik kegiatan sosialisasi nilai-nilai perjuangan sebagai upaya menyatukan pandangan dan pemahaman secara global dan dapat dilaksanakan secara lokal.
"Melalui sosialisasi dapat tertanam semangat perjuangan untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara Republik Indonesia, sehingga perjuangan mengisi kemerdekaan dapat tetap berlangsung secara berkesinambungan oleh generasi berikutnya," kata Oting.
Setiap bangsa di dunia lanjut Oting, mempunyai dasar atau landasan, kekuatan dan motivasi bagi perjuangannya, yang berupa jiwa, semangat dan nilai-nilai untuk mencapai cita-cita nasionalnya. Begitu juga bangsa Indonesia telah memiliki jiwa semangat dan nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia.
"Jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia tidak lahir seketika, tetapi merupakan proses perkembangan sejarah dari zaman ke zaman dan baru tercapai titik kulminasinya pada tahun 1945. Nilai-nilai itu disepakati sebagai dasar, landasan, kekuatan dan daya dorong bagi para pendiri Republik Indonesia," tegasnya.
Derasnya arus informasi di era global, kata Oting, telah membawa pengaruh terhadap pola pandang dan pola pikir masyarakat terutama dikalangan generasi muda yang berkaitan dengan wawasan kebangsaan, yakni kecenderungan menurunnya nasionalisme dan rasa Cinta terhadap tanah air. "Melalui kegiatan seperti ini dapat mensosialisasikan wawasan kebangsaan dan semangat perjuangan kepada masyarakat secara terus menerus, terutama kepada para generasi muda agar bangkit menjadi pejuang-pejuang baru yang handal dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan," katanya [KC-02]***.
Comments1
Mencari sosok teladan zaman sekarang itu susah, yang ada hanyalah sosok imajinatif fiktif, yang sengaja dicipta untuk perbaikan bangsa. Utopia kian kentara tatkala bangsa dihuni makhluk manusia yang punya seribu rupa yang mengaku amanah tapi nyatanya munafik. Disintegrasi adalah suatu keniscayaan, ketika kita tak punya lagi sosok teladan dalam imajinasi kita sehari-hari. Pahlawan sekarang tak lebih dari sosok srigala berbulu domba dengan beribu kepentingan.
ReplyDeleteTerima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.