BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Reog Ponorogo Ramaikan Helaran Seni dan Budaya Cianjur

CIANJUR, [KC].- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) RI Sjarifuddin Hasan naik Reog Ponorogo pada Helaran Seni dan Budaya Tahun 2013 dalam rangka Hari Jadi Cianjur ke 336 yang dilaksanakan, Rabu (30/10). Tidak hanya Sjarif, Wakil Bupati Cianjur Suranto, dan Kapolres Cianjur AKBP Dedy Kusuma Bakti juga merasakan keperkasaan pemain Reog Ponorogo.

Berdasarkan pantauan, Helaran Seni dan Budaya Tahun 2013 yang digelar sekaligus memperingati Hari Jadi Provinsi Jawa Barat yang ke 68 itu disaksikan ribuan masyarakat Cianjur. Sepanjang jalan protokol, ribuan warga berdesak-desakan ingin menyaksikan berbagai jenis helaran seni yang ada dari wilayah Cianjur.

Ribuan masyarakat yang hadir tampak memadati sepanjang jalan yang dilalui oleh peserta helaran. Helaran Seni dan Budaya tahun 2013 itu sendiri menempuh jarak sejauh 4 KM dimulai dari Jalan K.H. Abdullah bin Nuh dilanjutkan ke jalan Ir. H. Juanda dilanjutkan Jalan Taifur Yusuf lalu ke jalan Suroso lanjut ke jalan Mangunsarkoro lanjut ke jalan Adi Sucipta dan berakhir di jalan Siliwangi tepatnya di depan pintu gerbang belakang Pemkab Cianjur.

Rombongan peserta helaran di pimpin langsung oleh Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh bersama Menteri Koperasi dan UKM RI Sjarifuddin Hasan beserta istri dengan mengendarai kereta kencana.

Ketua Panitia Helaran Seni dan Budaya, Sudrajat Laksana mengatakan, pada kegiatan kali ini diikuti oleh kesenian daerah dari 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur, 6 perwakilan etnis yakni dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Banten, Jawa, Padang, Batak, Tionghoa. "Untuk yang dari etnis mereka membawa kesenian daerahnya masing-masing," kata Sudrajat saat ditemui disela kegiatan.

Dikatakan Sudrajat, digelarnya helaran seni dan budaya ini lebih menitik beratkan keterlibatan masyarakat banyak dengan menampilkan kesenian daerah. "Inilah bedanya, kalau sebelumnya kita selalu menitik beratkan keterlibatan masyarakat banyak yang mewakili ulama, masyarakat, pemuda dan petani, guru, sehingga terlihat banyak. Saat ini lebih beragam sajian. Adapun etnis diajak ingin penegasan bahawa Cianjur sudah hiterogin. Bukan hanya lokal, tapi sudah ada orang Batak, Jawa dan lainya sudah menyatu. Kita ingin identitas mereka tidak hilang, yang kita harapkan ada akulturasi pertukaran budaya," tegasnya.

Pihaknya ingin, kedepan ada panggung khusus untuk menambilkan seni dan budaya bagi warga etnis yang menjadi warga Cianjur. "Ini salah satu bentuk melestarikan budaya. Dengan demikian akan lahirnya definisi baru bahwa orang Cianjur bukan hanya lahir di Cianjur tapi mereka warga Cianjur asalnya darimana saja, tapi mencintai Cianjur. Percuma orang Cianjur tapi merusak Cianjur," kata Sudrajat.

Reog Ponorogo Jadi Perhatian
Dari perhelatan penampilan berbagai seni dan budaya, rupanya Reog Ponorogo menjadi magnet yang menarik bagi ribuan masyarakat Cianjur. Mereka baru bisa menyaksikan secara langsung penampilan seni reog yang pernah di klem Malaysia itu.

"Saya penasaran ingin lihat seni Reog Ponorogo yang sempat diklem oleh negara Malaysia itu. Memang luar biasa, orang bisa memainkan beban dengan berat diatas 60 kilogram, itu tidak sembarangan. Tidak hanya itu Reog Ponorogo benar-benar mengagumkan, pantas saja Malaysia ingin mencaploknya," kata Yuda Permana (30) warga Cianjur [KC-02]***.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.