CIANJUR, [KC].- Pembangunan infrastruktur di Kab. Cianjur hingga saat ini belum bisa berjalan maksimal. Salah satu penyebabnya adalah terbatasnya anggaran yang dimiliki. Sehingga pembangunan infrastruktur masih jalan ditempat.
Asisten Daerah (Asda) IV Bidang Keuangan dan Pendayagunaan Aparatur Setda Cianjur Yono Ernawan mengatakan, masih terbatasnya anggaran untuk pembangunan infrastruktur tidak terlepas karena anggaran belanja masih tinggi.
"Kalau melihat APBD Cianjur itu mencapai 2,1 Trilyun, tapi prosentase untuk pembangunan dengan belanja pegawai tidak berimbang. Sekitar 60 persern APBD itu untuk belanja pegawai seperti membayar gaji. Sisanya untuk pembangunan," kata Yono saat ditemui pada kegiatan Bintek Pengembangan Inovasi Tekhnologi Tepat Guna Bidang Energi Kab. Cianjur di Cipanas, Selasa (29/10).
Dikatakan Yono, untuk belanja pegawai mayoritas didominasi untuk membayar gaji guru sekitar 11 ribu pegawai, sisanya pegawai lainya. "Untuk jalan itu seharusnya buat biaya pemeliharaan saja itu minimal harus ada Rp 60 milyar yang ada saat ini setengahnya sekitar 38 milyar, itupun dibagi bagi untuk jalan kabupaten dan desa," katanya.
Minimnya anggaran infrastruktur berpengaruh luas terhadap berbagai sektor. Kabupaten Cianjur yang berupaya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat seperti listrik, air dan jalan saat ini belum bisa berjalan maksimal.
"Cianjur itu diarahkan pembangunan untuk pertanian agribisnis.
Layanan dasar pemerintah itu listrik, air dan jalan. Hanya faktanya ternyata banyak kebutuhan diluar itu sehigga dominasinya mengalahkan kebutuhan dasar," katanya.
Salah satu faktor yang menyebabkan diantaran faktor politik, perkembangan ekonomi dan dan pertumbuhan penduduk tinggi. "Untuk pertumbuhan penduduk Cianjur masih aman dalam pertumbuhan penduduk mencapai 1,02 persen. Tentu ini akan berpengaruh pada hal lainya khususnya pendidikan," tegas Yono.
Diakui Yono, dampak infrastruktur yang kurang memadai juga secara tidak langsung berimbas pada faktor ekonomi. Untuk mendongkrak ekonomi, tidaklah mudah bahkan terbilang sulit.
"Ini memang kenyataanya saat ini. Ekonomi menjadi faktor tersulit. Indikator di Jawa Barat tingkat ekonomi Kab. Cianjur paling rendah. Demikian juga kesehatan. Karenna angka kematian ibu dan bayi juga masih tinggi. Intervensi pemerintah sudah banyak tapi belum signifikan," katanya [KC-02]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.