Kapolres Cianjur AKBP Dedy Kusuma Bakti berikan bantuan |
CIANJUR, [KC].- Warga Kampung Puncak yang mengungsi di wisma Depsos tidak jauh dari
lokasi pergerakan tanah terpaksa harus dievakuasi kembali ke ruang kelas
3 dan perpustakaan SDN Puncak 1 Desa Ciloto Kec. Cipanas Kab. Cianjur.
Tempat pengungsian sebelumnya dianggap tidak menampung sejumlah warga.
Erni (40) salah seorang pengungsi menuturkan, lokasi barunya untuk mengunsi kondisinya tidak lebih baik dari tempat sebelumnya. Ia bersama 29 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 100 jiwa lainya harus rela tidur di lantai SDN Puncak 1 dengan alas alakadarnya. "Kondisinya memang seperti ini, kami hanya bisa pasrah, dan mengharapkan bantuan pemerintah," kata Erni, Jum'at (24/1/2014).
Pihaknya berharap, apa yang menimpa dirinya bersama ratusan warga lainya yang mengungsi akibat adanya pergerakan tanah yang mengancam tempat tinggalnya tersebut bisa menjadi perhatian serius Pemkab Cianjur. Pemkab Cianjur diharapkan bisa mencarikan solusinya.
"Kami mengungsi seperti ini akibat adanya pergerakan tanah bukan yang pertama kali. Ini sudah yang ke empat kalinya kami alami. Kami berharap Pemkab Cianjur bisa memberikan solusi. Kalau memang harus relokasi kami siap, asalkan tempatnya jelas dan tidak mematikan mata pencaharian kami,"ujarnya.
Diakuinya, sejak diungsikan di SDN Puncak I, sejumlah warga sudah ada yang mulai terserang penyakit. Cuaca dingin menjadi salah satu penyebabnya. "Kami harus tidur diemperan seperti ini, ada beberapa balita yang sakit demam, flu dan typus. Kami perlu perhatian pemerintah, kalau selama tanggap darurat seminggu ini harus seperti ini kayaknya sangat berat. Mau kembali kerumah, kami takut karena sudah banyak yang amblas," katanya.
Staf Kepegawaian Pusbindik Kecamatan Cipanas Medi mengaku, sejak ada pengungsi yang menempati perpustakaan, dan ruang kelas 3, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) sedikit terganggu. Pihaknya terpaksa harus mengatur posisi siswa belajar, karena kelas 3 dipakai warga mengungsi dan perpustakaan pun digunakan warga.
"Kami masih memakluminya, kami sangat mengerti kondisi yang menimpa warga yang mengungsi ini. Apa yang kita berikan merupakan salah satu bentuk kepedulian kami terhadap warga," tegasnya.
Hanya saja pihaknya menyayangkan, kenapa di wisama Depsos warga yang mengungsi tidak tertampung semua. Padahal di wisama Depsos banyak kamarnya. "Saya heran kenapa tidak tertampung semuanya, kan banyak kamarnya. Kasian kan warga tidur dibawah lantai seperti ini. Malahan ada warga disini yang sakit akibat kedinginan,"ujarnya.
Namun, meskipun demikian pihak Pusbindik Kecamatan Cipanas pun pro aktif dengan memberikan bantuan sembako kepada mereka. "Kami juga berharap, pemerintah bisa segera mencarikan solusinya. Apalagi kalau melihat pergerakan tanah yang mengancam kampung warga itu sulit untuk ditangani," katanya [KC-02]***.
Erni (40) salah seorang pengungsi menuturkan, lokasi barunya untuk mengunsi kondisinya tidak lebih baik dari tempat sebelumnya. Ia bersama 29 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 100 jiwa lainya harus rela tidur di lantai SDN Puncak 1 dengan alas alakadarnya. "Kondisinya memang seperti ini, kami hanya bisa pasrah, dan mengharapkan bantuan pemerintah," kata Erni, Jum'at (24/1/2014).
Pihaknya berharap, apa yang menimpa dirinya bersama ratusan warga lainya yang mengungsi akibat adanya pergerakan tanah yang mengancam tempat tinggalnya tersebut bisa menjadi perhatian serius Pemkab Cianjur. Pemkab Cianjur diharapkan bisa mencarikan solusinya.
"Kami mengungsi seperti ini akibat adanya pergerakan tanah bukan yang pertama kali. Ini sudah yang ke empat kalinya kami alami. Kami berharap Pemkab Cianjur bisa memberikan solusi. Kalau memang harus relokasi kami siap, asalkan tempatnya jelas dan tidak mematikan mata pencaharian kami,"ujarnya.
Diakuinya, sejak diungsikan di SDN Puncak I, sejumlah warga sudah ada yang mulai terserang penyakit. Cuaca dingin menjadi salah satu penyebabnya. "Kami harus tidur diemperan seperti ini, ada beberapa balita yang sakit demam, flu dan typus. Kami perlu perhatian pemerintah, kalau selama tanggap darurat seminggu ini harus seperti ini kayaknya sangat berat. Mau kembali kerumah, kami takut karena sudah banyak yang amblas," katanya.
Staf Kepegawaian Pusbindik Kecamatan Cipanas Medi mengaku, sejak ada pengungsi yang menempati perpustakaan, dan ruang kelas 3, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) sedikit terganggu. Pihaknya terpaksa harus mengatur posisi siswa belajar, karena kelas 3 dipakai warga mengungsi dan perpustakaan pun digunakan warga.
"Kami masih memakluminya, kami sangat mengerti kondisi yang menimpa warga yang mengungsi ini. Apa yang kita berikan merupakan salah satu bentuk kepedulian kami terhadap warga," tegasnya.
Hanya saja pihaknya menyayangkan, kenapa di wisama Depsos warga yang mengungsi tidak tertampung semua. Padahal di wisama Depsos banyak kamarnya. "Saya heran kenapa tidak tertampung semuanya, kan banyak kamarnya. Kasian kan warga tidur dibawah lantai seperti ini. Malahan ada warga disini yang sakit akibat kedinginan,"ujarnya.
Namun, meskipun demikian pihak Pusbindik Kecamatan Cipanas pun pro aktif dengan memberikan bantuan sembako kepada mereka. "Kami juga berharap, pemerintah bisa segera mencarikan solusinya. Apalagi kalau melihat pergerakan tanah yang mengancam kampung warga itu sulit untuk ditangani," katanya [KC-02]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.