CIANJUR, [KC].- Minimnya kunjungan wisatawan ke Cianjur tidak terlepas akibat sering
terjadinya kemacetan menuju arah Cianjur. DKI Jakarta merupakan
penyumbang terbesar kemacetan yang terjadi disepanjang jalur Puncak.
Karena mayoritas kendaraan berasal dari DKI Jakarta.
Kondisi tersebut bisa dilihat pada hari-hari libur. Arus kendaraan dari arah Bogor menuju Puncak-Cianjur selalu padat. Kondisi inilah yang membuat para wisatawan yang bermaksud ke Cianjur menjadi berkurang."Bisa dibilang DKI itu penyumbang kemacetan terbesar dijalur menuju Cianjur," kata Wakil Bupati Cianjur H. Suranto, Sabtu (22/2/2014).
Pernyataan Suranto itu juga disampaikan dalam diskusi pembahasan rancangan undang-undang (RUU) megapolitan dalam upaya pengelolaan terpadu wilayah Jakarta, Depok, Bogor, Tanggerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekjur) di ruang GBHN Nusantara V, Gedung DPR RI, Selasa (18/2/2014) lalu.
Menurut Suranto, masalah kemacetan perlu diusulkan agar ada upaya penangan secara terpadu dalam RUU tata ruang Jabodetabekjur. "Waktu itu baru sebatas penyampaian dan diskukusi. Masing-masing wilayah menyampaikan pemaparannya," katanya.
Pihaknya berharap dalam RUU Jabodetabekjur itu bisa membawa iklim positif terutama dalam sektor pariwisata jika nantinya menjadi UU. "Salah satu masalah wisata yang dihadapi Cianjur saat ini adalah faktor kemacetan yang acap kali terjadi. Dengan adanya penataan secara terpadu tentu diharapkan menjadi salah satu solusi sehingga bisa maju dan berkembang," tegasnya [KC-02]***.
Kondisi tersebut bisa dilihat pada hari-hari libur. Arus kendaraan dari arah Bogor menuju Puncak-Cianjur selalu padat. Kondisi inilah yang membuat para wisatawan yang bermaksud ke Cianjur menjadi berkurang."Bisa dibilang DKI itu penyumbang kemacetan terbesar dijalur menuju Cianjur," kata Wakil Bupati Cianjur H. Suranto, Sabtu (22/2/2014).
Pernyataan Suranto itu juga disampaikan dalam diskusi pembahasan rancangan undang-undang (RUU) megapolitan dalam upaya pengelolaan terpadu wilayah Jakarta, Depok, Bogor, Tanggerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekjur) di ruang GBHN Nusantara V, Gedung DPR RI, Selasa (18/2/2014) lalu.
Menurut Suranto, masalah kemacetan perlu diusulkan agar ada upaya penangan secara terpadu dalam RUU tata ruang Jabodetabekjur. "Waktu itu baru sebatas penyampaian dan diskukusi. Masing-masing wilayah menyampaikan pemaparannya," katanya.
Pihaknya berharap dalam RUU Jabodetabekjur itu bisa membawa iklim positif terutama dalam sektor pariwisata jika nantinya menjadi UU. "Salah satu masalah wisata yang dihadapi Cianjur saat ini adalah faktor kemacetan yang acap kali terjadi. Dengan adanya penataan secara terpadu tentu diharapkan menjadi salah satu solusi sehingga bisa maju dan berkembang," tegasnya [KC-02]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.