CIANJUR, [KC].- Niatan Wakil Bupati Cianjur yang ingin mundur dari jabatannya menuai kritik. Salah satunya datang dari Ketua DPD KNPI Kabupaten Cianjur, Yuce Awan S. Ia menganggap bahwa niat Suranto itu merupakan hal yang cengeng.
"Kalau Suranto ingin mundur, ya mundurlah. Jangan cengeng, seolah-olah ingin dikasihani," kata Yuce saat dialog publik membangun negeri dengan tema “Quovadis Wakil Bupati Cianjur Suranto antara ada dan tiada”, di aula DPD KNPI Jalan Ir. H. Djuanda Panembong Gelanggang Generasi Muda (GGM), Cianjur, Selasa (25/3/2014).
Dialog publik yang digagas DPD KNPI Cianjur, menghadirkan tiga nara sumber masing-masing , perwakilan Majlis Ulama Indonesia (MUI), KH Deni Ramdani, Budayawan Cianjur, Abah Ruskawan, dan Ketua DPD KNPI, Yuce Awan, S,ST. Sedangkan peserta acara dialog, dari perwakilan Organisasi Kepemudaan (OKP), Organisasi Masyarakat (Ormas), pelajar, santri, mahasiswa dan umum.
Menurut Yuce, ketidak harmonisan antara bupati dan wakil sudah lama. DPD KNPI hanya bisa melihat saja fenomena tersebut, tanpa bisa menyikapi secara langsung. "Kami melaksanakan dialog ini untuk bisa menghasilkan hasil-hasil gagasan supaya Cianjur menjadi nyaman," katanya.
Sementara itu, Budayawan Cianjur, Abah Ruskawan memaparkan, kalau bupati Cianjur mundur dari jabatannya pemerintahan cianjur pasti akan stagnan, sedangkan kalau wakil bupati Cianjur mundur pemerintahan Cianjur tidak akan stagnan. "Artinya kalau wakil bupati mau mundur, ya mundurlah. Kalau mau tetap menjadi wakil bupati, bekerjalah dengan baik," tegas Abah.
Terpisah, salah seorang peserta dari perwakiln Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Cianjur, Wildan Efendi mengatakan tidak jauh beda. Menurutnya, acara yang digelar DPD KNPI sudah sangat strategis. Artinya kemajuan Cianjur adalah tanggungjawab bersama, sehingga ketika terjadi ketidak harmonisan maka jangan dipolitisi. Sehingga menjadi drama yang tak kunjung berakhir, yang pada akhirnya terkesan isu ini menjadi isu yang dipolitisi oleh kalangan tertentu untuk momentum 2015 mendatang.
"Wakil bupati ketika memang sudah tidak nyaman dengan keberadaan duet hari ini, maka harus dibuktikan secara gentel untuk bisa mundur tanpa memberikan efek yang membuat rakyat bingung, jika memang mau islah, ya ishlahlah dengan baik," tandasnya.
Sedangkan hasil dialog publik ini nantinya akan membuat rekomendasi yang akan ditujukan kepada bupati dan wakil bupati Cianjur. [KC-02/da]***.
"Kalau Suranto ingin mundur, ya mundurlah. Jangan cengeng, seolah-olah ingin dikasihani," kata Yuce saat dialog publik membangun negeri dengan tema “Quovadis Wakil Bupati Cianjur Suranto antara ada dan tiada”, di aula DPD KNPI Jalan Ir. H. Djuanda Panembong Gelanggang Generasi Muda (GGM), Cianjur, Selasa (25/3/2014).
Dialog publik yang digagas DPD KNPI Cianjur, menghadirkan tiga nara sumber masing-masing , perwakilan Majlis Ulama Indonesia (MUI), KH Deni Ramdani, Budayawan Cianjur, Abah Ruskawan, dan Ketua DPD KNPI, Yuce Awan, S,ST. Sedangkan peserta acara dialog, dari perwakilan Organisasi Kepemudaan (OKP), Organisasi Masyarakat (Ormas), pelajar, santri, mahasiswa dan umum.
Menurut Yuce, ketidak harmonisan antara bupati dan wakil sudah lama. DPD KNPI hanya bisa melihat saja fenomena tersebut, tanpa bisa menyikapi secara langsung. "Kami melaksanakan dialog ini untuk bisa menghasilkan hasil-hasil gagasan supaya Cianjur menjadi nyaman," katanya.
Sementara itu, Budayawan Cianjur, Abah Ruskawan memaparkan, kalau bupati Cianjur mundur dari jabatannya pemerintahan cianjur pasti akan stagnan, sedangkan kalau wakil bupati Cianjur mundur pemerintahan Cianjur tidak akan stagnan. "Artinya kalau wakil bupati mau mundur, ya mundurlah. Kalau mau tetap menjadi wakil bupati, bekerjalah dengan baik," tegas Abah.
Terpisah, salah seorang peserta dari perwakiln Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Cianjur, Wildan Efendi mengatakan tidak jauh beda. Menurutnya, acara yang digelar DPD KNPI sudah sangat strategis. Artinya kemajuan Cianjur adalah tanggungjawab bersama, sehingga ketika terjadi ketidak harmonisan maka jangan dipolitisi. Sehingga menjadi drama yang tak kunjung berakhir, yang pada akhirnya terkesan isu ini menjadi isu yang dipolitisi oleh kalangan tertentu untuk momentum 2015 mendatang.
"Wakil bupati ketika memang sudah tidak nyaman dengan keberadaan duet hari ini, maka harus dibuktikan secara gentel untuk bisa mundur tanpa memberikan efek yang membuat rakyat bingung, jika memang mau islah, ya ishlahlah dengan baik," tandasnya.
Sedangkan hasil dialog publik ini nantinya akan membuat rekomendasi yang akan ditujukan kepada bupati dan wakil bupati Cianjur. [KC-02/da]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.