CIANJUR, [KC].- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cianjur berencana
mengembangkan desa wisata. Sejumlah desa di Kabupaten Cianjur diyakini
bisa menjadi desa wisata yang maju dan berkembang. Bahkan keberadaanya
diprediksikan bisa menyaingi desa wisata di Yogyakarta.
Kepala Disbudpar Kabupaten Cianjur, Tedi Artiawan, mengatakan, sejauh ini terdapat sembilan desa yang sudah menjadi desa wisata. Kesembilan desa itu sedang dikembangkan untuk terus menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Cianjur.
"Ada sembilan desa yang saat ini kami kembangkan dengan membangkitkan kebudayaan lokal. Permainan masyarakat dan kesenian, misalnya, dengan ada kegiatan itu, sejumlah desa mulai menjadi daerah tujuan wisatawan di Cianjur," kata Tedi saat dihubungi, Minggu (27/4).
Desa yang diharapkan menjadi desa wisata dengan menekankan budaya lokal diantaranya Desa Sukaratu, Kecamatan Gekbrong. Bahkan desa tersebut juga pernah dikunjungi pramuka tingkat internasional atas arahan Kementerian Pariwisata dan Perekonomi Kreatif (Kemenkraf) RI.
"Desa lainnya seperti Desa Ciputri, Kecamatan Pacet juga tengah dikembangkan. Di desa ini terhampar perkebunan teh. Selain itu di desa ini terdapat peternakan yang juga menjadi daya tarik. Desa ini juga pernah dikunjungi SBY. Desa wisata yang punya wisata olah raga juga ada, seperti arung jeram yang ada di Desa Cihaur, Kecamatan Haurwangi," ujar Tedi.
Untuk mendukung terciptanya desa wisata, Pemkab Cianjur telah menyalurkan sejumlah bantuan baik berupa anggaran maupun pelatihan. Tidaknya dari Pemkab, pemerintah pusat juga telah menyalurkan bantuan dana sebesar Rp 75 juta untuk mengembangkan desa wisata yang ada di Kabupaten Cianjur.
"Bantuan untuk pengembangan memang ada meski tidak selalu dalam bentuk uang, tapi kalau bantuan rutin belum. Pemkab Cianjur sendiri untuk menata kawasan desa wisata itu menyiapkan anggaran Rp 50 juta untuk pelatihan. Karena di desa wisata ini ada kelompok-kelompok yang mengurus desa wisata," kata Tedi.
Melihat potensi yang ada, Tedi menegaskan pihaknya akan terus berupaya menambah desa wisata di Kabupaten Cianjur. Penambahan itu diiringi dengan pembinaan sapta pesona, yakni menciptakan lingkungan wisata yang aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan memberikan kenangan.
"Masih ada kendala dalam penerapan sapta pesona. Salah satunya masih minimnya fasilitas mandi cuci kakus yang tersedia. Ini menjadi perhatian kami dan akan terus dibina. Karena manfaat desa wisata ini, selain menggiatkan kembali kebudayaan lokal, juga meningkatkan perekonomian masyarakat setempat," ujarnya [KC-02]***.
Kepala Disbudpar Kabupaten Cianjur, Tedi Artiawan, mengatakan, sejauh ini terdapat sembilan desa yang sudah menjadi desa wisata. Kesembilan desa itu sedang dikembangkan untuk terus menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Cianjur.
"Ada sembilan desa yang saat ini kami kembangkan dengan membangkitkan kebudayaan lokal. Permainan masyarakat dan kesenian, misalnya, dengan ada kegiatan itu, sejumlah desa mulai menjadi daerah tujuan wisatawan di Cianjur," kata Tedi saat dihubungi, Minggu (27/4).
Desa yang diharapkan menjadi desa wisata dengan menekankan budaya lokal diantaranya Desa Sukaratu, Kecamatan Gekbrong. Bahkan desa tersebut juga pernah dikunjungi pramuka tingkat internasional atas arahan Kementerian Pariwisata dan Perekonomi Kreatif (Kemenkraf) RI.
"Desa lainnya seperti Desa Ciputri, Kecamatan Pacet juga tengah dikembangkan. Di desa ini terhampar perkebunan teh. Selain itu di desa ini terdapat peternakan yang juga menjadi daya tarik. Desa ini juga pernah dikunjungi SBY. Desa wisata yang punya wisata olah raga juga ada, seperti arung jeram yang ada di Desa Cihaur, Kecamatan Haurwangi," ujar Tedi.
Untuk mendukung terciptanya desa wisata, Pemkab Cianjur telah menyalurkan sejumlah bantuan baik berupa anggaran maupun pelatihan. Tidaknya dari Pemkab, pemerintah pusat juga telah menyalurkan bantuan dana sebesar Rp 75 juta untuk mengembangkan desa wisata yang ada di Kabupaten Cianjur.
"Bantuan untuk pengembangan memang ada meski tidak selalu dalam bentuk uang, tapi kalau bantuan rutin belum. Pemkab Cianjur sendiri untuk menata kawasan desa wisata itu menyiapkan anggaran Rp 50 juta untuk pelatihan. Karena di desa wisata ini ada kelompok-kelompok yang mengurus desa wisata," kata Tedi.
Melihat potensi yang ada, Tedi menegaskan pihaknya akan terus berupaya menambah desa wisata di Kabupaten Cianjur. Penambahan itu diiringi dengan pembinaan sapta pesona, yakni menciptakan lingkungan wisata yang aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan memberikan kenangan.
"Masih ada kendala dalam penerapan sapta pesona. Salah satunya masih minimnya fasilitas mandi cuci kakus yang tersedia. Ini menjadi perhatian kami dan akan terus dibina. Karena manfaat desa wisata ini, selain menggiatkan kembali kebudayaan lokal, juga meningkatkan perekonomian masyarakat setempat," ujarnya [KC-02]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.