CIANJUR, [KC].- Puluhan massa gabungan mahasiswa dan LSM Cianjur yang menamakan diri Kesatuan Aksi Massa Rakyat Penggagas Keadilan (Kampak), meggelar aksi demo ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)Cianjur di Jalan Ir H Juanda (Selakopi), Rabu (23/4/2014). Mereka menganggap kinerja KPU Cianjur selama jalannya Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014 ini terlihat amburadul.
Berdasarkan pantauan, massa yang datang dengan berbagai atribut itu tiba di kantor KPU sekitar pukul 11.30 WINB setelah sebelumnya melakukan long march dari perempatan tugu ngaos, mamaos dan maenpo. Setibanya didepan kantor KPU, massa langsung menggelar orasi dibawah kawalan ketat aparat kepolisian.
Dalam orasinya massa menyerukan soal ketidakbecusan KPU Cianjur dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014 di Cianjur. Salah satunya menyangkut dugaan transaksional jual beli suara yang terlihat mencolok mata. Mereka menduga itu dilakukan oleh komisioner KPU yang harus ditindak lanjuti oleh instansi terkait.
"Ini bukti KPU tidak becus dalam menyelenggarakan pemilu. Semestinya mereka mengawal suara rakyat bukan sebaliknya. Bubarkan KPU Cianjur karena sudah tidak becus mengawal suara rakyat," kata Koordinator Aksi Eka Pratama disela kegiatan aksi.
Dikatakan Eka, banyak kejanggalan yang terjadi selama berlangsungnya tahapan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2014. Puncaknya terjadi pada saat Pileg 9 April 2014. Bahakn disejumlah wilayah seperti di Daerah Pemilihan (Dapil) 1 dan 3, disejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) terpaksa harus dilakukan Pemilihan Suara Ulang (PSU).
"Kami menduga serangkaian kejanggalan pada Pileg 2014 kali ini merupakan tindakan atau perbuatan yang dilakukan dengan kesengajaan. Buktinya KPU terbukti melakukan dugaan penggelembungan suara dengan menggunakan jaringan kerja ke bawah yakni PPK sebagai perangkat kerjanya," katanya.
Ia mencontohkan apa yang terjadi dugaan penggelembungan suara seperti di PPK Cianjur, PPK Leles, dan PPK Cidaun. "Kalau kondisinya seperti ini bubarkan saja komisioner KPU, lakukan lagi Pemilu ulang di Cianjur, dan awasi Panwaslu agar menindaklanjuti kecurangan Pemilu yang terjadi," tegasnya.
[KC-02]***.
Berdasarkan pantauan, massa yang datang dengan berbagai atribut itu tiba di kantor KPU sekitar pukul 11.30 WINB setelah sebelumnya melakukan long march dari perempatan tugu ngaos, mamaos dan maenpo. Setibanya didepan kantor KPU, massa langsung menggelar orasi dibawah kawalan ketat aparat kepolisian.
Dalam orasinya massa menyerukan soal ketidakbecusan KPU Cianjur dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014 di Cianjur. Salah satunya menyangkut dugaan transaksional jual beli suara yang terlihat mencolok mata. Mereka menduga itu dilakukan oleh komisioner KPU yang harus ditindak lanjuti oleh instansi terkait.
"Ini bukti KPU tidak becus dalam menyelenggarakan pemilu. Semestinya mereka mengawal suara rakyat bukan sebaliknya. Bubarkan KPU Cianjur karena sudah tidak becus mengawal suara rakyat," kata Koordinator Aksi Eka Pratama disela kegiatan aksi.
Dikatakan Eka, banyak kejanggalan yang terjadi selama berlangsungnya tahapan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2014. Puncaknya terjadi pada saat Pileg 9 April 2014. Bahakn disejumlah wilayah seperti di Daerah Pemilihan (Dapil) 1 dan 3, disejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) terpaksa harus dilakukan Pemilihan Suara Ulang (PSU).
"Kami menduga serangkaian kejanggalan pada Pileg 2014 kali ini merupakan tindakan atau perbuatan yang dilakukan dengan kesengajaan. Buktinya KPU terbukti melakukan dugaan penggelembungan suara dengan menggunakan jaringan kerja ke bawah yakni PPK sebagai perangkat kerjanya," katanya.
Ia mencontohkan apa yang terjadi dugaan penggelembungan suara seperti di PPK Cianjur, PPK Leles, dan PPK Cidaun. "Kalau kondisinya seperti ini bubarkan saja komisioner KPU, lakukan lagi Pemilu ulang di Cianjur, dan awasi Panwaslu agar menindaklanjuti kecurangan Pemilu yang terjadi," tegasnya.
[KC-02]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.