CIANJUR, [KC].- Sebanyak 22 kelompok kebon bibit rakyat (KBR) di Kabupaten Cianjur mendapatkan
bantuan Kementerian Kehutanan pada tahun 2014. Masing-masing kelompok
mendapatkan bantuan sebesar Rp 50 juta.
"Bantuan ini merupakan salah satu upaya untuk menekan terjadinya lahan kritis. Bibit tanaman hasil dari masing-masing kelompok ini kita akan pergunakan untuk merehabilitasi lahan kritis yang ada di Cianjur," kata kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Cianjur Moch Ginanjar saat ditemui, Senin (19/5).
Dikatakan Ginanjar, kelompok KBR yang mendapatkan bantuan tersebar dibeberapa wilayah kecamatan diantaranya Kecamatan Agrabinta, Bojong Picung, Cibeber, Cibinong, Cijati, Cikadu, Kadupandak, Mande, Naringgul, Pasirkuda, Sindangbarang, Sukanagara, Sukaresmi, Cidaun dan dari Dinas Perhutanan dan Perkebunan.
"Program ini merupakan salah satu program prioritas Kementerian Kehutanan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2010 guna menyiapkan bibit berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk mendukung program penanaman di areal lahan di seluruh Indonesia," katanya.
Sementara itu Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh, mengungkapkan, pembangunan di sektor kehutanan dan perkebunan termasuk dalam program prioritas. Oleh karena itu sub-sektor perkebunan memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian Kabupaten Cianjur.
Dikatakan Tjetjep, keunggulan komparatif dari sub-sektor perkebunan dibandingkan dengan sektor lainnya disebabkan antara lain oleh adanya lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal dan berada di kawasan dengan iklim yang menunjang. Selain itu juga adanya tenaga kerja yang cukup tersedia dan melimpah sehingga bisa secara kompetitif dimanfaatkan.
"Salah satu kegiatan untuk mendukung program rehabilitasi hutan dan lahan dengan pemberdayaan masyarakat adalah pembangunan KBR. Karena KBR merupakan kegiatan untuk menyediakan bibit tanaman kayu-kayuan atau tanaman serbaguna yang pembiayaannya bersumber dari dana pemerintah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mendukung pemulihan fungsi dan daya dukung DAS," kata Tjetjep disela kegiatan rapat koordinasi dan sosialisasi kegiatan KBR tahun 2014 di aula Dishutbun Kabupaten Cianjur JAlan Pangeran Hidayatullooh, Senin (19/5).
Untuk itulah pihaknya berharap dapat lebih meningkatkan sinergitas antara sektor kehutanan dan sektor perkebunan dalam mewujudkan hutan dan lahan yang lestari serta perkebunan yang produktif. "Kita harapkan bisa menjadi wahana pendekatan pembangunan yang berbasis pada kekuatan–kekuatan sumberdaya alam, sumberdaya ekonomi dan sumberdaya manusia sehingga menjadi suatu local capacity yakni kapasitas pemerintah daerah, kapasitas kelembagaan swasta dan kapasitas masyarakat desa terutama dalam bentuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam menghadapi tantangan pengembangan potensi alam dan ekonomi setempat," tegasnya [KC-02]***.
"Bantuan ini merupakan salah satu upaya untuk menekan terjadinya lahan kritis. Bibit tanaman hasil dari masing-masing kelompok ini kita akan pergunakan untuk merehabilitasi lahan kritis yang ada di Cianjur," kata kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Cianjur Moch Ginanjar saat ditemui, Senin (19/5).
Dikatakan Ginanjar, kelompok KBR yang mendapatkan bantuan tersebar dibeberapa wilayah kecamatan diantaranya Kecamatan Agrabinta, Bojong Picung, Cibeber, Cibinong, Cijati, Cikadu, Kadupandak, Mande, Naringgul, Pasirkuda, Sindangbarang, Sukanagara, Sukaresmi, Cidaun dan dari Dinas Perhutanan dan Perkebunan.
"Program ini merupakan salah satu program prioritas Kementerian Kehutanan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2010 guna menyiapkan bibit berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk mendukung program penanaman di areal lahan di seluruh Indonesia," katanya.
Sementara itu Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh, mengungkapkan, pembangunan di sektor kehutanan dan perkebunan termasuk dalam program prioritas. Oleh karena itu sub-sektor perkebunan memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian Kabupaten Cianjur.
Dikatakan Tjetjep, keunggulan komparatif dari sub-sektor perkebunan dibandingkan dengan sektor lainnya disebabkan antara lain oleh adanya lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal dan berada di kawasan dengan iklim yang menunjang. Selain itu juga adanya tenaga kerja yang cukup tersedia dan melimpah sehingga bisa secara kompetitif dimanfaatkan.
"Salah satu kegiatan untuk mendukung program rehabilitasi hutan dan lahan dengan pemberdayaan masyarakat adalah pembangunan KBR. Karena KBR merupakan kegiatan untuk menyediakan bibit tanaman kayu-kayuan atau tanaman serbaguna yang pembiayaannya bersumber dari dana pemerintah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mendukung pemulihan fungsi dan daya dukung DAS," kata Tjetjep disela kegiatan rapat koordinasi dan sosialisasi kegiatan KBR tahun 2014 di aula Dishutbun Kabupaten Cianjur JAlan Pangeran Hidayatullooh, Senin (19/5).
Untuk itulah pihaknya berharap dapat lebih meningkatkan sinergitas antara sektor kehutanan dan sektor perkebunan dalam mewujudkan hutan dan lahan yang lestari serta perkebunan yang produktif. "Kita harapkan bisa menjadi wahana pendekatan pembangunan yang berbasis pada kekuatan–kekuatan sumberdaya alam, sumberdaya ekonomi dan sumberdaya manusia sehingga menjadi suatu local capacity yakni kapasitas pemerintah daerah, kapasitas kelembagaan swasta dan kapasitas masyarakat desa terutama dalam bentuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam menghadapi tantangan pengembangan potensi alam dan ekonomi setempat," tegasnya [KC-02]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.