CIANJUR, [KC].- Untuk merangsang meningkatnya pengunjung ke Kawasan Wisata Cibodas (KWC)
Pemkab Cianjur dalam waktu dekat akan melengkapi sarana rekreasi wisata
itu dengan objek wisata air atau yang kerap disebut water boom.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cianjur, Tedi Artiawan, mengatakan, sejumlah investor mulai melirik KWC untuk dikembangkan potensi wisatanya. Pihaknya juga mengakui, perkembangan kemajuan KWC terbilang lamban selama hanya didanai dari APBD saja.
"Salah satu pengembangan KWC diantaranya kita menggait investor. Saat ini rencana investasi ini sedang dibahas oleh antarpihak. Kita harapkan nanti setelah realisasi, bisa mendongkrak sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata," kata Tedi saat dihubungi, Kamis (15/5).
Diungkapkan Tedi, perkiraan investasi yang akan ditanamkan di KWC nilainya mencapai 50 miliar. Dana itu, selain untuk mengoptimalkan kawasan objek wisata air, sebagian kecilnya juga untuk penataan kios dan toko yang ada dalam KWC agar kondisinya lebih teratur dan tertib.
"Sebagai tempat wisata sudah barang tentu diharapkan pengunjung bisa nyaman. Kita inginkan itu, makanya kita perlu melakukan penataan salah satunya harus ada fasilitas umum dan fasilitas sosial. Guest house, toilet, tempat berteduh, dan sarana ibadah misalnya, yang sangat diperlukan keberadaannya. Karena wisatawan yang datang ke sana tidak sejam atau dua jam," ujar Tedi.
Tedi menuturkan, konsep wisata air yang akan dibangun di KWC nanti kemungkinan tidak menyerupai objek wisata air modern pada umumnya. Pemerintah Kabupaten Cianjur menyarankan untuk dibangun objek wisata air dengan suasana tradisional. Artinya wisatawan yang datang dari perkotaan juga disuguhi suasana pedesaan.
"Trenndnya akan mengedepankan tradisional seperti yang ada di Kabupaten Garut terkenal dengan Kampung Sampiren. Suasanannya perkampungan sehingga wisatawan yang jenuh dengan kondisi kota disuguhi dengan suasana desa dan tradisional," ujar Tedi.
Sementara itu, Kordinator dan Penanggungjawab KWC, Teddy Setiadi, mengatakan, jumlah pengunjung yang datang ke KWC saat ini jumlahnya tidak menentu. Banyak wisatawan memilih berwisata di Bogor lantaran terlalu lelah terjebak macet di wilayah Ciawi.
Masalah kondisi infrastruktur menuju KWC sepanjang lima kilometer itu juga menjadi kendala. Saat ini kondisinya cukup memprihatinkan. Banyak lubang yang menganga di jalan yang menanjak dan sempit itu sehingga menjadi keluhan pengunjung yang datang ke KWC.
Sementara lonjakan pengunjung baru terlihat ketika hari libur atau akhir pekan. Jumlah pengunjung yang kebanyakan dari wilayah Jakarta, Depok, Bogor, Tanggerang, dan Bekasi itu bisa mencapai 3000 orang ketika hari libur.
"Kenaikan Jumlah pengunjung hanya terjadi pada hari libur atau akhir pekan meningkat sekitar 70-80 persen dari jumlah pengunjung di hari biasa. Kemungkinan pada libur sekolah juga akan meningkat atau sebelum puasa," paparnya [KC-02/g]***.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cianjur, Tedi Artiawan, mengatakan, sejumlah investor mulai melirik KWC untuk dikembangkan potensi wisatanya. Pihaknya juga mengakui, perkembangan kemajuan KWC terbilang lamban selama hanya didanai dari APBD saja.
"Salah satu pengembangan KWC diantaranya kita menggait investor. Saat ini rencana investasi ini sedang dibahas oleh antarpihak. Kita harapkan nanti setelah realisasi, bisa mendongkrak sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata," kata Tedi saat dihubungi, Kamis (15/5).
Diungkapkan Tedi, perkiraan investasi yang akan ditanamkan di KWC nilainya mencapai 50 miliar. Dana itu, selain untuk mengoptimalkan kawasan objek wisata air, sebagian kecilnya juga untuk penataan kios dan toko yang ada dalam KWC agar kondisinya lebih teratur dan tertib.
"Sebagai tempat wisata sudah barang tentu diharapkan pengunjung bisa nyaman. Kita inginkan itu, makanya kita perlu melakukan penataan salah satunya harus ada fasilitas umum dan fasilitas sosial. Guest house, toilet, tempat berteduh, dan sarana ibadah misalnya, yang sangat diperlukan keberadaannya. Karena wisatawan yang datang ke sana tidak sejam atau dua jam," ujar Tedi.
Tedi menuturkan, konsep wisata air yang akan dibangun di KWC nanti kemungkinan tidak menyerupai objek wisata air modern pada umumnya. Pemerintah Kabupaten Cianjur menyarankan untuk dibangun objek wisata air dengan suasana tradisional. Artinya wisatawan yang datang dari perkotaan juga disuguhi suasana pedesaan.
"Trenndnya akan mengedepankan tradisional seperti yang ada di Kabupaten Garut terkenal dengan Kampung Sampiren. Suasanannya perkampungan sehingga wisatawan yang jenuh dengan kondisi kota disuguhi dengan suasana desa dan tradisional," ujar Tedi.
Sementara itu, Kordinator dan Penanggungjawab KWC, Teddy Setiadi, mengatakan, jumlah pengunjung yang datang ke KWC saat ini jumlahnya tidak menentu. Banyak wisatawan memilih berwisata di Bogor lantaran terlalu lelah terjebak macet di wilayah Ciawi.
Masalah kondisi infrastruktur menuju KWC sepanjang lima kilometer itu juga menjadi kendala. Saat ini kondisinya cukup memprihatinkan. Banyak lubang yang menganga di jalan yang menanjak dan sempit itu sehingga menjadi keluhan pengunjung yang datang ke KWC.
Sementara lonjakan pengunjung baru terlihat ketika hari libur atau akhir pekan. Jumlah pengunjung yang kebanyakan dari wilayah Jakarta, Depok, Bogor, Tanggerang, dan Bekasi itu bisa mencapai 3000 orang ketika hari libur.
"Kenaikan Jumlah pengunjung hanya terjadi pada hari libur atau akhir pekan meningkat sekitar 70-80 persen dari jumlah pengunjung di hari biasa. Kemungkinan pada libur sekolah juga akan meningkat atau sebelum puasa," paparnya [KC-02/g]***.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.