BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

KPA Terus Pantau 80 Pasangan LSR

CIANJUR, [KC].-  Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Cianjur terus memantau 80 pasangan laki suka laki (LSR) yang terdata di Kabupaten Cianjur. Pasangan tersebut ditengarai sangat rentan terjangkit virus HIV/AIDS.

Sekretaris KPA Kabupaten Cianjur, H. Hilman didampingi Pengelola Program Brian M Yusuf, mengungkapkan, saat ini di Cianjur sudah terdapat komunitas man sex man. Keberadaanya tidak terpusat, tapi dibeberapa wilayah.

"Kita terus pantau aktivitasnya, karena mereka termasuk salah satu yang dikategorikan riskan terhadap penyebaran HIV/AIDS," kata H. Hilman saat dihubungi, Selasa (313/5).

Dikatakan H. Hilman, jumlah LSR di Kabupaten Cianjur yang terdata hingga saat ini sebanyak 80 pasang. Mereka masuk kedalam sebuah komunitas yang terbilang cukup rapih dalam bermasyarakat.

"Keberadaanya tidak fulgar, hanya komunitas saja yang mengetahuinya. Kalau fulgar ada kekawatiran dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Mereka hidup bermasyarakat seperti biasa tidak ada perbedaan yang mencolok," katanya.

Dalam kehidupan seksnya, kata Hilman, para LSR ini bisa berperan ganda kadang jadi perempuan dan kadang jadi laki. "Untuk itulah kami terus melakukan pendampingan terhadap komunitas LSR ini, minimalnya jangan sampai merambah ke anak kecil. Kita selalu sosialisasikan kepada mereka segala resikonya," tegasnya.

Yang lebih mengejutkan lagi, para LSR tersebut masuk komunitasnya dirasakan lebih nyaman. Kelainan ini tidak mudah teridentifikasi. Bahkan ada diantara LSR yang hidup memiliki keluarga dan memiliki anak.

"Kalau dirumah tentu mereka berperam sebagai suami, tapi kalau di komunitasnya kadang sebagai istri dan kadang sebagai suami. Kita tidak bisa melarang mereka. Hanya kita arahkan mereka agar tidak sampai mengarah kepada anak kecil. Cukup komunitasnya saja dan tidak melebar," katanya.

Sementara itu, Siti Asrofah (35) seorang warga Cipanas mengaku resah mana kala banyaknya warga negara asing terutama dari timur tengah yang memilih pasangan sejenis. "Saya baru dapat cerita dari teman saya yang menjadi broker. Saat ini para warga negara asing itu tidak lagi mencari perawan wanita, tapi yang di cari perawan laki-laki," kata Siti saat dihubungi terpisah.

Pihaknya mengaku, masyarakat sudah mulai resah dengan fenomena tersebut. "Jelas kita sudah mulai resah, memang tidak terang-terangan dan sulit untuk dilacak, karena tidak secara terbuka atau terang-terangan. Mereka prakteknya menggunakan sitem koneksi," jelasnya [KC-02]***.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.