BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Apel Bersama Perangi Narkoba Warnai Peringatan Puncak Hari Anti Narkoba se Dunia di Cianjur

CIANJUR, [KC].- Puncak peringatan hari anti narkoba se dunia di Kab. Cianjur dilakukan dengan apel siaga bersama memerangi bahaya penyalahgunaan narkoba. Apel yang dilaksanakan didepan pendopo Pemkab Cianjur, Kamis (26/6) itu dipimpin langsung Sekretaris Daerah Kab. Cianjur Oting Zaenal Mutaqin.
Menurut Oting, hari anti narkoba internasional diperingati oleh PBB untuk melawan penyalahgunaan obat-obatan dan penjualan obat secara ilegal. Peringatan ini dimulai pada 26 Juni 1988. Tanggal tersebut dipilih untuk memperingati pengungkapan kasus Lin Zexu berupa perdagangan opium di Humen, Guangdong, sebelum Perang Opium. Pencanangan tersebut berupa dikeluarkannya resolusi PBB 42/112 pada 7 Desember 1987.
"Saat ini meski upaya luas masyarakat internasional untuk memerangi ancaman dan bahaya dari narkoba, namun berbagai bukti menunjukkan bahwa barang haram ini masih tetap menjadi ancaman utama bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya pemuda," tegas Oting disela kegiatan apel bersama.
Dikatakan Oting, poin penting dari penentuan 26 Juni sebagai hari anti narkoba internasional adalah memperjelas perang terhadap penyebaran barang haram ini di dunia khususnya fenomena kecanduan dan dampak berbahaya lain dari narkoba. 
Kecanduan kata Oting merupakan sebuah penyakit sosial yang disertai dengan kerusakan fisik dan mental. Akibat dari kecanduan ini, berbagai negara harus mengeluarkan anggaran besar untuk menanganinya. Oleh karena itu, pantas jika kecanduan narkoba dapat disebut sebagai salah satu kendala utama sosial dan ekonomi masyarakat.

"Dampak dari kecanduan narkoba juga menjadi ancaman serius bagi umat manusia. Hal ini dikarenakan kecanduan narkoba akan menyebabkan kemunduran sebuah masyarakat di berbagai bidang dan daya rusaknya membuka peluang hancurnya berbagai nilai, budaya serta moral termasuk meluasnya kejahatan sosial," katanya. 
Sementara itu, instabilitas politik, rendahnya penghormatan terhadap undang-undang, rendahnya standar hidup telah mendorong laju pertumbuhan opium dan kokain di negara-negara produsen. Hal ini juga berpengaruh pada kian meningkatnya penyelundupan narkoba di tingkat internasional.
"Padahal sepertinya konsumsi narkoba seperti heroin dan kokain di sejumlah negara dunia mengalami penurunan, namun di sisi lain konsumsi obat-obatan dan obat psikoaktif justru semakin meningkat," jelasnya.
Obat psikoaktif baru yang bahkan dijual bebas seperti melalui internet. Dari sisi keamanan dan standarisasi, obat-obat seperti ini belum teruji. Oleh karena itu, obat tersebut dapat lebih berbahaya dari narkoba tradisional seperti kokain dan heroin.
"Meski konsumsi narkoba di setiap usia dapat berujung pada kencanduan, namun hasil riset menunjukkan bahwa semakin dini usia konsumen narkoba maka potensi untuk menjadi pencandu semakin besar pula. Oleh karena itu, jaringan narkoba internasional membidik pasar usia muda dan remaja di berbagai negara dunia," tandasnya.
Menurut mantan Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP) Kab. Cianjur itu menyebutkan ada sejumlah faktor yang mendorong seseorang untuk mengkonsumsi narkoba, mulai dari faktor biologi, penyakit mental, hubungan tak harmonis di keluarga, korban pelecehan seksual dan lain-lain. 
Konsumsi narkoba selain menurunkan tingkat sensitifitas dan perasaan seseorang juga dapat merusak kehormatan serta sifat-sifat terpuji manusia. Kecanduan barang haram ini juga dapat merusak badan seseorang. Berbagai penyakit berbahaya seperti AIDS, Hepatitis dan tetanus sangat rentan bagi para pecandu narkoba.
Menurut Oting, narkoba juga menyebabkan penyakit kronis seperti sesak nafas, bronkitis, dan kerusakan pencernaan. Kecanduan juga menyebabkan tidur seseorang terganggu, kerusakan otak, daya ingat dan amnesia. Tak hanya itu, tingkat stress seseorang pun meningkat  dan ratusan ancaman kejiwaan lainnya. 
"Upaya untuk memerangi penyebaran narkoba dan meluasnya kecanduan barang haram ini, masyarakat internasional sepakat bahwa mengingat kecanduan termasuk penyakit, solusi terbaik adalah memberi penerangan kepada masyarakat akan bahaya obat-obatan terlarang ini serta melibatkan mereka dalam memeranginya. Wajar jika sensitifitas tinggi lembaga kemasyarakatan khususnya institusi keluarga terhadap narkoba dan kecanduan barang haram tersebut akan sangat berpengaruh pada rehabilitasi para pecandu," tegasnya. [KC-02]**.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.