BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Harga Traktor Bantuan SRI Diduga di Mark Up

CIANJUR, [KC].- Harga alat mesin pertanian (Alsintan) mesin traktor yang diterima para kelompok tani bantuan sosial (Bansos) SRI (system of rice intensification) dari Kementerian Pertanian di Kabupaten Cianjur diduga di mark up oleh oknum di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH). Setiap kelompok tani diwajibkan membayar Rp 18.850.000,- per unit untuk jenis G-600. Padahal harga ditoko dengan merk dan spech yang sama harganya hanya mencapai Rp 17.000.000,- per unit.
"Kita sebelumnya sudah mengecek kebeberapa toko, ternyata harganya jauh lebih murah dengan kondisi merk dan jenis traktor yang sama. Toko tersebut memberikan harga Rp 17.000.000,-, itupun masih ada cash back sebesar Rp 100.000," kata H. Yedi Mulyadi (36) sekretaris Kelompok Tani di Kampung Babakan Cadot Desa Sukamanah Kecamatan Cugenang saat dihubungi, Senin (23/6).
Pihaknya sangat menyangkan adanya mark up harga yang terbilang sangat mencolok. Apalagi sebelumnya sudah ada kesepakatan bahwa setelah bantaun diterima akan langsung dibelanjakan ke toko.
"Kenyataanya berbeda, kami sudah di drop traktor terlebih dahulu meski bantuanya belum cair. Itupun harus kami ambil dengan ongkos sendiri. Saat bantuan sudah cair, kami bermaksud mau bayar, ternyata harganya berbeda jauh dengan harga pasaran, ini jelas merugikan bagi para petani," katanya.
Dikatakan Yedi, dengan kelebihan Rp 1.850.000,-, jika uang tersebut diberikan kepada para petani bisa dimanfaatkan untuk keperluan lainya. "Itu jelas sangat berharga bagi kami para petani. Sempat juga kami tanyakan cash back itu kepada pihak toko, tapi tidak diberikan dengan alasan sudah diambil oleh orang dinas," katanya.
Secara terpisah Kepala DPTPH Yanto Hartono membantah jika telah terjadi mark up harga traktor. Pihaknya mengakui penentuan harga tersebut berdasarkan hasil survei dari sejumlah toko yang dilakukan oleh petugas. "Yang jelas kami tidak pernah merekomendasikan satu toko apalagi sampai memerintahkan. Kebetulan Hanya toko itu yg memijamkan paket pinjam, asal sesuai dengan harganya," kata Yanto berkilah.
Pihaknya juga membantah adanya cash back pembelian traktor tersebut mengalir ke pejabat di DPTPH. "Kami belum pernah menerima apapun terkait bantuan ini baik dari petani, maupun dari yang lainya. Adanya informasi ini akan segera kami chek, ini harus diluruskan," tegasnya. [KC-02]***.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.