CIANJUR, [KC].- Polsek Cibinong memanggil dua orang saksi untuk dimintai keterangan terkait longsor yang menimpa tiga orang siswa SMP 6 Cikadu saat tengah mengumpulkan pasir, Jum'at (29/8). Dalam peristiwa tersebut ketiga siswa itu meninggal dunia tertimbung longsor.
Kapolsek Cibinong AKP Iwan mengatakan, kedua orang saksi yang dimintai keterangan tersebut merupakan rekan korban yang diduga mengetahui persis terjadinya longsor. "Kedua saksi yang kami panggi untuk didengar keterangannya merupakan rekan korban dan saat kejadian sedang berada dilokasi," kata AKP Iwan saat dihubungi, Sabtu (30/8).
Dari keterangan saksi terungkap, bahwa siswa yang menjadi korban longsoran tebing setinggi 8 meter itu yang masih aktif sekolah hanya satu orang korban. Sedangkan dua korban lainnya kemungkinan DO dari sekolahnya.
"Yang sekolah di SMP 6 Cikadu itu hanya satu orang atas nama Purnama (14) siswa kelas 2, sedangkan dua rekannya sudah tidak sekolah, bahkan satu diantaranya telah memohon SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) untuk melamar kerja," katanya.
Kapolsek juga menampik kalau lokasi tempat mengambil pasir para korban merupakan lokasi galian pasir. Tanah tersebut merupakan tanah milik masyarakat yang berbatasan dengan tanah milik Perum Perhutani.
"Anak-anak yang menjadi korban itu bukan berada dilokasi galian pasir, tapi ditanah masyarakat biasa. Mereka baru tiga hari mengumpulkan pasir untuk dijual kepada masyarakat. Itupun atas inisiatif mereka sendiri," jelas Kapolsek.
Hasil pengakuan dua saksi yang dimintai keterangan, sebelumnya para bocah itu telah menjual pasir yang mereka kumpulkan seharga Rp 10 ribu dan dibagi-bagi hasil penjualanya. "Kalau dilihat dari lokasinya saja, sangat terjal dan sulit. Mereka menggunakan bekas kaleng biskuit untuk mengangkutnya kejalan yang berjarak sekitar 50 meter dengan medan yang terjal dan cukup sulit. Saya saja menuju lokasi ngos-ngosan," kata Iwan.
Atas terjadinya peritiwa longsor, pihaknya langsung melarang bagi siapapun melakukan aktivitas pengambilan pasir. Selain bukan lokasi galian pasir, tanah disekitarnya terbilang labil dan rawan terjadi longsor.
"Sudah kita pasang garis polisi dan kita larang soiapapun melakukan aktivitas pengambilan pasir, lokasinya sangat berbahaya. Tanahnya sangat labil dan rawan terjadi longsor," paparnya.
Iwan juga meluruskan kalau korban yang merupakan siswa SMPN 6 Cikadu melakukan aktivitas pengumpulan pasir bukan atas perintah sekolah. "Itu bukan kegiatan kerja bakti, itu murni inisiatif mereka saja yang ingin mendapatkan uang. Bahkan kegiatannya juga diwaktu jam belajar, kemungkinan korban bolos sekolah," tandasnya
Sebelumnya, tiga anak remaja yang masih duduk dibangku SMP tertimbun longsor galian pasir di Kampung Selakopi RT 09/RW 04 Desa Cisaranten Kecamatan Cikadu Cianjur selatan, Jum'at (29/8). Saat ditemukan ketiga korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Ketiga korban tersebut adalah Purnama (14), Hilman (16), dan Darusman (16), ketiganya warga
Kampung Kebon Kopi RT 09/RW 04 Desa Cisaranten Kecamatan Cikadu Cianjur selatan.
Keterangan yang berhasil dihimpun menyebutkan, peristiwa longsor galian yang menimpa para siswa SMP itu terjadi saat mereka bersama teman temanya tengah kerja bakti
mengeruk pasir ditebing setinggi 8 meter di lokasi kejadian. Pasir-pasir tersebut sedianya akan digunakan untuk membangun SMP 6 Cikadu.
"Saat para siswa SMP itu tengah asik mengambil pasir, tiba-tiba tebing diatasnya longsor dan langsung menimpa mereka. Mereka tidak sempat menyelamatkan diri," kata Dandim 0608 Cianjur Letkol Inf. Moch Andi Prihantono melalui sambungan telepon, Jum'at (29/8).
Warga dibantu bintara pembina desa (babinsa), bintara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (babinkamtibmas) begitu mengetahui kabar adanya korban tertimbun longsor langsung melakukan evakuasi. Kebetulan saat itu warga babinsa, dan babinkamtibmas memang masih siaga di Desa Cisaranten lantaran ada kunjungan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) ke Desa Cisaranten.
"Proses evakuasi pencarian ketiga korban dilakukan dengan cara manual menggali material longsoran dengan menggunakan cangkul. Tidak berapa lama, korbanpun berhasil ditemukan, namun sudah dalam kondisi meninggal dunia," kata Andi yang mengaku terjun langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi bersama warga.
Setelah dilakukan pendataan korban selanjutnya dibawa kerumah masing-masing untuk selanjutnya dikebumikan. Sementara proses hukumnya ditangani oleh Polsek Cibinong [KC-02]**.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.