BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Sebanyak 128 Peserta Dari Pontren Ikuti Pembinaan Manajamen Pengelolaan Pontren

CIANJUR, [KC].- Sebanyak 128 peserta dari perwakilan 64 Pondok Pesantren (Pontren) di Kabupaten Cianjur mengikuti dari 64 pontren yang ada di wilayah Kab. Cianjur pembinaan manajemen pengelolaan Pontren tahun anggaran 2014, Selasa (18/11/2014). Kegitan tersebut dilaksanakan untuk menciptakan Pontren yang tangguh untuk membendung pengaruh negatif yang tidak sesuai dengan ajaran islam.

Ketua Panitia pembinaan manajemen pengelolaan Pontren tahun anggaran 2014 Kuswara, mengatakan, salah satu adanya pembinaan bagi Pontren tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas pontren yang memiliki keahlian dan kreatifitas agark dapat berdayaguna dalam upaya peningkatan kesejahteraan dilingkungan pontren.

"Pemahaman para pengelola pontren tentang manajemen dilingkungan pontren itu sendiri perlu juga ditingkatkan. Makanya kita memberikan pembinaan ini. Adapun pembinaan ini diikuti oleh peserta sebanyak 128 orang perwakilan dari 64 pontren yang ada di wilayah Kabupaten Cianjur," kata Kuswara.

Asisten Pemkesra Setda Kabupaten Cianjur Drh. Hj. Dwi Ambar WS mengatakan, eksistensi pesantren ditengah-tengah perkembangan dunia modern, akan tetap relevan dan semakin diperlukan khususnya untuk memperkuat benteng moral bangsa. oleh karenanya, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam, diharapkan tetap mampu mencetak penerus yang dapat memberikan bimbingan keagamaan kepada masyarakat, agar memiliki pribadi yang benar-benar tangguh, sehingga mampu menangkal berbagai pengaruh negatif yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam dan budaya bangsa.

Menurut Ambar yang mewakili Bupati Cianjur H. Tjetjep Muchtar Soleh, salah satu ciri khas pendidikan di Indonesia yaitu adanya lembaga pendidikan pesantren. Secara historis, pesantren telah ada dalam waktu yang relatif lama. Sebagai lembaga pendidikan, maka pesantren menjadi tumpuan utama dalam proses peningkatan kualitas keislaman masyarakat.

"Maju mundurnya ilmu keagamaan sangat tergantung kepada pesantren-pesantren. Oleh karenanya, pesantren menjadi garda terdepan dalam proses Islamisasi di nusantara. Pada masa awal proses islamisasi maka pesantrenlah yang mencetak agen penyebar Islam di nusantara. Alumni-alumni yang dihasilkan pesantren pada gilirannya menjadi penyebar Islam yang paling atraktif, melalui ilmu keislaman yang dimilikinya mereka siap menjadi penyangga Islam yang sangat kuat<" tegasnya.

Pihaknya berharap pembinaan ini dapat lebih memotivasi dan mendorong para pengelola pondok pesantren maupun para santrinya untuk mengembangkan manajemen pengelolaan pesantren dengan menerapkan konsep pengelolaan yang baik. "Oleh karena itu, diperlukan kerjasama semua pihak dalam pembinaannya untuk kemudian diterapkan dan dijadikan bentuk pengembangan di lingkungan pondok pesantren," katanya [KC-02]**.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.