Menurut
Tabroni (2007:12) menulis pada dasarnya adalah mengkomunikasikan gagasan, ide,
pikiran, pendapat, opini, dan sebagainya melalui media tulis. Media tulis
banyak bentuknya seperti surat kabar, majalah, selebaran, jurnal, buku, dan
sejenisnya. Adapun seorang penulis adalah pelaku komunikasi yang sedang
terlibat dalam proses penyampaian pesan lewat media tulis.
Menulis adalah sarana menyebarkan pemikiran, pengalaman, curhat yang
(seharusnya) memberikan manfaat bagi yang membacanya. Menulis juga bisa menjadi
sebuah bentuk penyampaian aspirasi ,ketika lisan sudah tidak mampu mengutarakan
apa yang terjadi, tulisan dapat menguraikan secara lebih gamblang, lebih
berani. Selain sebuah keativitas, menulis juga merupakan bentuk produktivitas.
Namun adakalanya kita menulis di tempat yang tidak sesuai dengan apa yang kita
tulis. Contoh lebih nyata, banyak yangmencurahkan isi hati lewat jejaring
sosial yang kian marak. Entah itu Facebook, Tweeter, Instagram, Path,, dan
sejenisnya, entah itu orang dewasa, juga dari kalangan siswa.
Seorang
pakar mengatakan bahwa mencurahkan isi hati lewat jejaring sosial, akan membuat
seseorang menjadi cenderung negatif, entah itu lebih agresif, kurang etika,
atau cenderung akan menjadi meledak ledak emosinya. Padahal kalau kita lihat, kita cermati, segala
jenis curahan hati mereka, apabila mereka mau, bisa menjadi sesuatu , entah itu
cerpen, atau artikel ringan.
Berawal dari rasa miris itulah, penulis mencoba berbagi
pengalaman dalam mengarahkan kekurangtepatan cara menulis, atau dalam hal ini,mewadahi
curahan hati siswa, untuk dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat, bernilai
lebih. Penulis mencoba mengalihkan kebiasaan siswa dalam menuangkan unek unek, curahan
hati. Siswa diarahkan untuk menulis pengalaman yang paling berkesan dalam satu
minggu. Jadi, setiap minggunya, ada tulisan yang harus dikumpulkan di buku
tugas. Supaya lebih dekat, saya namakan Kucur (buku curhat). Hasil tulisan
mereka wajib kita baca semuanya. Supaya anak semakin bergairah, setiap selesai
memeriksa, kita bubuhi catatan kecil untuk menyemangati siswa . Dan rasakan,
betapa siswa siswa kita sebetulnya banyak sekali yang berbakat menjadi penulis.
Dari hasil tulisan pengalaman mereka, penulis mencoba
mengarahkan untuk mengumpukan , dan kemudian membuat kumpulan cerita pendek,
berbentuk buku. Tentunya dengan pola gambar diserahkan sepenuhnya kepada para
siswa.Hasil kreasi, hasil pemikiran mereka, ternyata manfaat dari menceritakan pengalaman lewat tulisan, tidak saja
bermanfaat bagi siswa, kita pun bisa lebih mengenali karakter siswa, lebih
dekat, dan yang lebih menakjubkan, kita bisa membantu kerja kesiswaan , juga
guru BP dalam menangani siswa, karena secara personal, kita sudah lebih dekat dari
mereka.
Penulis : Erni Wardhani, S.Pd,M.Pd. (Guru)
Penulis : Erni Wardhani, S.Pd,M.Pd. (Guru)
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.