BSY0BSWiGSMpTpz9TUAoGfC7BY==

Terlalu...Relawan Tagana Hanya Mendapatkan Insentif Rp 100 Ribu per Bulan

CIANJUR, [KC].- Sungguh tidak sebanding dengan beban dan tanggungjawab pekerjaan yang harus dipikul relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Kabupaten Cianjur. Betapa tidak, meski harus siaga 24 jam sebagai antisipasi terjadi bencana, namun hanya mendapatkan insentif Rp 100 ribu setiap bulannya. Jumlah tersebut jelas sangat tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup selama satu bulan.

Untuk menutup kekurangan kebutuhan sehari-hari, para anggota Tagana itu harus bekerja sambilan. Ada diantaranya yang menjadi tukang ojeg. Perlu perhatian pemerintah, mengingat keberadaan Tagana sangat dibutuhkan, apalagi ketika terjadi bencana alam.

"Kalau melihat tugas dan tanggungjawab yang harus kita pikul memang jauh sangat tidak idial jika melihat besarnya insentif yang kita terima setiap bulannya. Ini sebuah konsekwensi yang harus kita hadapi meski itu terasa sangat berat. Apalagi kalau sudah melihat dengan kebutuhan hidup," kata Ketua Tagana Kabupaten Cianjur, Ceceng Suryatna (37) saat dihubungi Kamis (19/3/2015).

Dijelaskan Ceceng, jumlah anggota Tagana di Kabupaten Cianjur mencapai 40 orang. Mereka selalu siap siaga diterjunkan ke lokasi bencana setiap saat tanpa melihat kondisi waktu. Para anggota Tagana tersebut merupakan tenaga yang terlatih dalam penanganan bencana alam.

"Tidak jarang kita berhari-hari dilokasi bencana dengan perlengkapan dan ketersediaan logistik seadanya. Ini memang terjadi, tapi kita dituntut untuk profesional dan ini sudah terjadi beberapa tahun, kondisinya tidak banyak berubah," paparnya.

Insentif yang diterima para relawan Tagana itu awalnya hanya Rp 50 ribu perbulan. Namun sejak tahun 2010 naik menjadi Rp 100 ribu perbulannya. "Memang kita ini disebut relawan, tapi kami juga memiliki harapan seperti yang lainnya. Kami butuh kesejahteraan, jangan hanya tenaga kami dibutuhkan sementara kebutuhan kami tidak diperhatikan," katanya.

Pihaknya berharap, pemerintah bisa lebih memperhatikan keberadaan Tagana. Tidak hanya masalah insentifnya, tapi juga perlengkapan sarana dan prasarananya juga harus diperhatikan. "Selama ini kita bertugas dibawah perlengkapan dan sarana yang kurang memadai. Kami harapkan pemerintah bisa lebih melengkapi kebutuhan saran dan prasarana kami," harapnya.

Kepala Bidang Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Cianjur, Dindin Awaludin tidak menampik minimnya insentif bagia para relawan Tagana. Hal itu tidak sebanding dengan beban dan tanggungjawab pekerjaan yang harus dihadapi.

"Kondisinya memang seperti itu, mereka mendapatkan insentif melalui APBN sebesar Rp 100 ribu perbulan. Ini jauh dari kata layak dan memadai jika melihat beban pekerjaan yang harus dijalani," kata Dindin saat dihubungi terpisah.

Pihaknya mengaku akan berupaya memperjuangkan para anggota Tagana. "Kita juga melibatkan para anggota Tagana di setiap kegiatan agar bisa mendapatkan tambahan. Mudah-mudahan melalui APBD ada bantuan untuk mereka. Kita sedang upayakan," katanya  [KC-02]**.

Comments0

Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.

Type above and press Enter to search.