CIANJUR, [KC].- Kunjungan wisata ke sejumlah objek wisata di Kabupaten Cianjur
cenderung menurun. Hal itu tidak terlepas dengan minimnya sarana dan
prasarana pariwisata serta faktor infrastruktur yang kurang menunjang.
Sejumlah ruas jalan menuju objek wisata banyak yang mengalami kerusakan.
Hal
itu diakui oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Kabupaten Cianjur, H. Dedi Supriadi saat di temui diruang kerjanya,
Kamis (16/4/2015). Pihaknya kini tengah berupaya untuk mengusulkan
perbaikan infrastruktur yang menuju ke objek wisata. Harapannya dengan
infrastruktur yang mantab, bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisata.
"Kita
akan usulkan kembali agar ruas jalan yang menuju objek wisata dan dalam
kondisi rusak bisa segera diperbaiki. Usulan ini kita sampaikan ke PU
Binamarga. Mudah-mudahan saja bisa segera ada penanganan, salah satunya
akses jalan yang menuju kawasan wisata Cibodas," kata Dedi.
Tidak
hanya melalui anggaran dari APBD, pihaknya juga berupaya untuk mencari
bantuan dari luar semisal dari provinsi dan pemerintah pusat. Hanya saja
khusus untuk pemerintah pusat masih terkendala dengan DED (Detail
engineering Design) yang masih juga belum rampung.
"Kalau kita
meminta bantuan dari pemerintah pusat pasti ditanyakan mengenai DED.
Kita akan memetakan daerah mana saja yang nantinya akan menjadi fokus
untuk pengembangan wisata itu. Sementara kita berupaya untuk mencari
anggaran dari lokal," tegasnya.
Penggiat Pariwisata Abdul Hamid
turut prihatin melihat kondisi perkembangan pariwisata Cianjur khususnya
kawasan wisata Cipanas. Berdasarkan informasi yang diterimanya dari
Kementrian Pariwisata, Cianjur sudah dicabut dari Daerah Tujuan Wisata
(DTW). Hal ini membuktikan Pemkab Cianjur tidak serius mengembangkan
berbagai potensi wisata daerah yang ada.
Sejumlah aspek yang
dinilai oleh pemerintah pusat kata Abdul Hamid diantaranya mengenai
tingkat okupansi wisatawan ke Cianjur yang sudah drastis menurun. Hal
ini tak pelak dipengaruhi sarana infrastruktur pariwisata yang kurang
menunjang.
"Siapapun bisa melihat kondisi saat ini seperti di
kawasan wisata Cibodas Desa Cimacan Kecamatan Cipanas. Infrastruktur
yang mengarah ke objek wisata kebanggan Cianjur itu seperti tidak
terurus, kerusakan jalan disejumlah titik terkesan dibiarkan. Belum lagi
minimnya sarana dan prasarana disekitar objek wisata," kata Abdul Hamid
dihubungi terpisah.
Dijelaskannya, defenisi kawasan pariwisata
itu wisatawan baik perorangan maupun kelompok bisa disajikan dengan
beberapa alat kelengkapan pariwisata seperti infrastruktur yang
menunjang dan SDM yang mumpuni. Sehingga jika itu dilengkapi menciptakan
kawasan wisata dengan one stop tourism, layaknya kawasan wisata di
Yogyakarta.
"Kalau yang namanya DTW itu semuanya disipakan, tidak
hanya infrastrukturnya atau sarana dan prasarana wisatanya, tapi juga
sumber daya manusiannya. Bagaimana menciptakan masyarakat memiliki
kemampuan berwisata. Tapi yang terjadi sesaat, ada wisatawan malah
dimanfaatkan untuk kepentingan sesaat," katanya.
Untuk
mengembalikan Cianjur sebagai DTW perlu kerja keras dan anggaran yang
tidak sedikit. Hanya apakah komitmen itu ada di Pemkab Cianjur saat ini.
"Perlu komitmen yang jelas, kalau Cianjur itu iconya Agrobisnis dan
Pariwisata, yang itu harus dikembangkan terlepas siapapun bupatinya,"
tegasnya [KC-02]**.
Comments0
Terima Kasih atas saran, masukan, dan komentar anda.